Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Cara Jepang Memaksa Pekerjanya Pulang Tenggo!

27 Februari 2017   08:21 Diperbarui: 27 Februari 2017   18:00 3837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bicara tentang workaholic, saya yakin 100% semua akan langsung menunjuk Negeri Jepang sebagai salah satu negara yang pekerjanya gila kerja! 

Dan memang ini adalah sebuah kenyataan yang sampai sekarang tak terbantahkan. Bekerja tanpa mengenal waktu. Bekerja dari pagi hingga larut malam, dan ini semua dijalani tanpa ada rasa beban karena berfikir ini adalah salah satu tugas yang  harus diembannya. 

Saya pernah dengar cerita dari bapak mertua saya dan beberapa kenalan yang sekarang sudah pensiun, ketika mereka dulu kerja tidak ada itu yang namanya bayaran untuk kerja lembur, overtime fee. Mereka mengerjakan dengan sukarela, bagian dari tugas menyelesaikan pekerjaan hingga akhir agar esok harinya mereka bisa melakukan pekerjaan yang baru walaupun mereka harus mengorbankan waktu pribadinya, bahkan rela masuk kerja walau hari libur!

Suatu kebiasaan orang-orang Jepang yang terus menerus bekerja tanpa henti ini akhirnya membuat suatu budaya gila kerja yang efeknya sekarang sangat jelas terlihat. Kasus karyawati yang bunuh diri karena overload pekerjaan, kasus pegawai yang mati karena terlalu banyak minum obat penguat stamina agar bisa terus bekerja maksimal, adalah kasus-kasus yang tidak aneh lagi untuk kami dengar di sini. 

Pernah dengar penyakit Utsubyou? Penyakit ini juga sering diderita para pekerja yang gila kerja di Jepang. Beban kerja yang berlebihan tapi waktu kerja yang dirasa kurang dengan tekanan atasan yang keras dan terus menerus, akhirnya membuat para pekerja di Jepang tumbang dan mengalami gangguan kejiwaan. Biasanya para pekerja yang mengalami penyakit jiwa ini sementara akan dirumahkan dulu dan menjalani perawatan medis yang intensif. Tragis ya dengarnya.

Melihat ini semua, saya yang orang asing saja geregetan dan gemes, ada gak sih tindakan pemerintah Jepang melihat ini semua? Sudah penduduknya sedikit, pada bunuh diri lagi ini yang usia produktifnya, lah gimana urusannya ya. 

Ternyata pemerintah jepang juga sudah merasa khawatir akan hal ini. Dan ini berarti kalau budaya gila kerja ini bukanlah sesuatu yang membanggakan lagi! BUdaya gila kerja yang lebih banyak efek buruknya terutama untuk kesehatan dan keharmonisan kehidupan. Bayangkan saja, masuk kerja jam 9 pagi hingga jam 5.30 sore, itu hanya formalitas saja, karena kenyataannya orang-orang jepang ini kebanyakan akan pulang kerumah diatas jam 9 malam bahkan ada yang jam 12 malam!! Gila ya. 

Saya terkadang suka kasihan lihat suami dan para bapak-bapak Jepang yang ritme kehidupannya memang rentan dengan yang namanya stress! Untuk yang tinggalnya di suburb tokyo seperti keluarga saya, biasa suami pergi kerja jam 7.30, dari rumah naik bis menuju stasiun, lalu lanjut naik kereta yang penuh sesak kira-kira makan waktu 40 menit sampai kantornya. Lalu jam 5.30 sore pulang tenggo?? Waduhhh hal yang mustahil banget, karena rata-rata keluar kantor sekitar jam 9 malam, naik kereta dan bis lagi, lalu makan malam di rumah yang kadang jam 10 atau jam 11 malam! bener-bener deh rutinitas hidup yang sangat tidak sehat! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun