Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kereta Api Semakin Mahal dan Sering Telat, Saya Kembali Naik Bus

30 Desember 2019   08:19 Diperbarui: 30 Desember 2019   16:24 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menumpang bus AKAP Efisiensi (dok. pri).

Pernah begitu sering menumpang bus antarkota antarprovinsi (AKAP) lalu meninggalkannya untuk jangka waktu yang lama. Sebabnya ada kereta api yang lebih nyaman dan mampu memangkas waktu perjalanan.

Namun, beberapa hari lalu usai libur Natal saya kembali mengukur jalan dengan bus AKAP. Melintasi jalur selatan dari Purwokerto menuju Yogyakarta, melewati ruas-ruas jalan sembari membandingkan pemandangan-pemandangan di tepi jalan dengan gambaran tiga tahun lalu.

Ya, ini adalah kali pertama saya kembali duduk di dalam kabin bus Efisiensi setelah terakhir kali menumpangnya sekitar 3 tahun lalu. Jangka waktu 3 tahun cukup membuat saya penasaran untuk mengetahui seperti apa pengalaman terkini menumpang bus yang jadi primadona di jalur selatan Jateng-DIY ini.

Maka setibanya di kantor reservasi Efisiensi Purwokerto pada hari keberangkatan, saya segera melakukan beberapa hal. Sambil menunggu bus tiba (bus berangkat dari terminal Bulupitu Purwokerto), saya bercakap-cakap dengan petugas tiket.

Kantor reservasi bus AKAP Efisiensi (dok. pri).
Kantor reservasi bus AKAP Efisiensi (dok. pri).
Tiket bus Efisiensi sudah termasuk angkutan terusan menuju bandara (dok. pri).
Tiket bus Efisiensi sudah termasuk angkutan terusan menuju bandara (dok. pri).
Sebelumnya saya lebih dulu menukarkan e-ticket Efisiensi yang saya beli dari Traveloka. Bus Efisiensi memang melayani penjualan tiket secara daring. Selain melalui Traveloka yang merupakan mitra resmi, tiket bus ini juga tersedia di fitur pemesanan tiket Bukalapak, Shopee, dan lain sebagainya.

Kepada petugas tiket saya cukup menyebutkan nama dan jam keberangkatan. Bukti pembelian dari Traveloka tidak harus ditunjukkan meski tetap penting untuk disimpan.

Petugas lalu mencetak tiket kertas yang memuat identitas penumpang, jam keberangkatan, tuuuan, nomor kursi, dan opsi angkutan terusan. Bentuk tiketnya seperti struk belanja yang keluar dari mesin kasir supermarket.

Dari petugas tiket saya kemudian tahu kalau Efisiensi sudah mengoperasikan secara reguler bus kabin bertingkat (double decker). Dalam perjalanannya nanti saya berpapasan dengan bus ini di Jalan Wates. Efisiensi juga telah melayani rute baru sampai ke Semarang.

Salah satu jenis armada Bus Efisiensi (dok. pri).
Salah satu jenis armada Bus Efisiensi (dok. pri).
Bus kabin tingkat Efisiensi (dok. pri).
Bus kabin tingkat Efisiensi (dok. pri).
Yang menarik adalah harga tiketnya sebesar Rp70.000 untuk rute Yogyakarta-Purwokerto dan sebaliknya. Kalau tidak salah ingat tiga tahun lalu harga tiketnya adalah Rp60.000.

Dengan kata lain selama tiga tahun hanya naik Rp10.000. Akan tetapi pada musim libur Natal dan Tahun Baru kali ini berlaku harga tiket Rp80.000 untuk sekali perjalanan.

Waktu menunggu keberangkatan saya manfaatkan untuk menggali informasi dari petugas tiket. Sekadar mengupdate beberapa hal yang mungkin baru dari Efisiensi. 

Dan memang ada sejumlah hal baru, seperti lokasi kantor reservasi yang kembali dipindah ke Jalan Jendral Sudirman Sokaraja serta satu kantor baru di depan pintu masuk Terminal Bulupitu Purwokerto. Sementara fasilitas lainnya masih sama dan tetap dipertahankan seperti layanan gratis angkutan terusan (shuttle) menuju Bandara Adi Sutjipto, Stasiun Tugu, Kota Yogyakarta, kawasan UGM dan sekitarnya. 

***

Pukul 10.15 saya sudah berada dalam bus dan menempati kursi nomor 20. Bus hampir penuh karena kebanyakan penumpang berangkat dari terminal dan hanya segelintir, termasuk saya, yang naik dari kantor reservasi.

Sebentar saja bus berhenti di kantor reservasi. Tak sering pula berhenti di tengah jalan sehingga perjalanan terasa lancar melintasi jalur selatan. Bus kemudian memasuki rest area Efisiensi di Kebumen. Pada saat bersamaan bus-bus Efisiensi lainnya dari segala rute terus keluar masuk rest area.

Tempat istirahat ini tidak banyak berubah, masih rapi dan cukup nyaman untuk beristirahat. Fasilitasnya lumayan lengkap, mulai dari toilet yang bersih, mushola, minimarket & toko oleh-oleh, ATM center, hingga restoran ayam cepat saji. Bahkan ada satu fasilitas yang baru saya jumpai, yaitu cafe.

Berhenti di rest area (dok. pri).
Berhenti di rest area (dok. pri).
Sepuluh menit di rest area, bus melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta. Sepanjang perjalanan saya tidak tidur demi membangkitkan lagi sensasi naik bus AKAP selama berjam-jam. Hingga akhirnya tibalah bus di kantor reservasi Ambarketawang, Jalan Wates, Yogyakarta.

Saya dan banyak penumpang lainnya turun di tempat ini untuk melanjutkan perjalanan ke arah kota dan bandara menggunakan angkutan terusan yang tersedia gratis. Sementara bus melaju kembali mengantarkan sisa penumpang ke terminal Giwangan Yogyakarta.

Bus Vs Kereta Api

Total lama perjalanan saya dengan bus AKAP dari Purwokerto adalah 5 jam yang meliputi 4 jam tiba di Ambarketawang serta 1 jam menungggu dan melanjutkan perjalanan dengan angkutan terusan.

Memang waktu tempuh tersebut 2 jam lebih lama dibanding menggunakan kereta api. Sedikit lebih melelahkan pula menumpang bus AKAP. Namun, jika sedang tidak buru-buru bus AKAP dengan layanan prima seperti Efisiensi layak untuk dipilih.

Minuman gratis untuk setiap penumpang bus Efisiensi (dok. pri).
Minuman gratis untuk setiap penumpang bus Efisiensi (dok. pri).
Lagipula, kereta api kini juga sering telat. Beberapa kali perjalanan saya dengan kereta api tiba lebih lama. Alasan yang sering muncul antara lain gangguan lintasan karena faktor alam dan penyesuaian kecepatan terkait operasional lintasan baru.

Selain itu tiket kereta api semakin mahal. Dalam aspek tertentu mahalnya tiket kereta api dirasa kurang rasional. Apalagi jika diukur dengan layanan yang didapatkan penumpang selama perjalanan.

Ada ketimpangan antara harga tiket yang tinggi dengan minimnya layanan tambahan yang diterima penumpang kereta api. Harga tiket kereta api yang mahal akan lebih cocok jika di dalamnya penumpang bisa mendapatkan fasilitas cuma-cuma seperti makan/minum, selimut, atau potongan harga angkutan terusan.

Faktanya saat ini untuk setiap tiket, penumpang kereta api hanya mendapatkan layanan dasar berupa tempat duduk dan bagasi. Sedangkan untuk mendapatkan layanan lainnya penumpang harus mengeluarkan biaya tambahan. Fasilitas ekstra terbatas pada tiket eksekutif, itu pun hanya berupa selimut.

Hal-hal seperti itulah yang membuat harga tiket kereta api menjadi tidak rasional. Bandingkan dengan layanan bus AKAP yang dalam harga tiketnya sudah lumrah meliputi layanan snack, makan/minum, bahkan layanan gratis angkutan terusan.

Kereta Api Indonesia perlu merasionalisasi harga tiketnya. Bukan berarti menurunkan harga, tapi mengimbanginya dengan memberi layanan tambahan kepada penumpang.

Bus-bus Efisiensi di rest area (dok. pri).
Bus-bus Efisiensi di rest area (dok. pri).
Layanan tambahan tersebut bisa dibedakan menurut kategori tiket yang sekarang berlaku. Misalnya, penumpang kereta ekonomi mendapatkan minuman gratis, sedangkan penumpang bisnis paling tidak mendapatkan minuman gratis dan diskon sewa bantal/selimut. Penumpang eksekutif yang memang membayar lebih mahal juga perlu mendapatkan layanan lebih berupa makanan & minuman, serta diskon angkutan terusan.

Dengan itu harga tiket kereta api yang mahal bisa diterima secara rasional. Bukan semata demi bersaing dengan layanan bus AKAP yang semakin baik, tapi demi menjaga mutu layanan kereta api itu sendiri. Masa kereta api Indonesia kalah dengan bus AKAP?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun