Mohon tunggu...
Wandra Aira
Wandra Aira Mohon Tunggu... Novelis - La Vie est Belle

Rêve d'atteindre les étoiles dans le ciel, si tu ne peux pas les atteindre, prends un nuage à la place.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nikmatnya Roti Chapati di Praha

24 Agustus 2015   10:39 Diperbarui: 24 Agustus 2015   10:39 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
a2eb4ddd0bae6ceaab1a0df3f22e1b95[1]

Sulitnya mencari makanan yang halal disantap saat kita berada di luar Indonesia sebenarnya adalah petualangan yang unik dan memiliki seni tersendiri.

Saat kunjunganku di Praha, karena dingin dan rasa lapar yang tiba-tiba, saya di suatu malam terpaksa harus pergi mencari resto bersama teman seperjuangan yang sudah rindu mencari makanan halal yang tepat di lidah dan perut

Tak jauh-jauh, kami menemukan resto India ketika baru saja berjalan menyeberangi hotel NH tempat kami menginap. Letaknya berseberangan persis dan berada di sebelah kanan jalan. Dari depan, hanya dua pintu besar yang terlihat dan letaknya hampir berada diatas tratoar.

Sempat berdebat di muka pintu karena kami bimbang apakah harus masuk atau melanjutkan pencarian. Saya menengok jam tangan dan ternyata waktu sudah beranjak hampir jam 8 malam. Hawa juga sangat dingin karena kami berada di awal musim semi alias di penghujung musim dingin. Okelah, kami masuk dan bergambling setelah tidak lupa ber selvie ria (yuukk pasti) terlebih dahulu …

Ketika pintu kayu resto itu kami buka, seorang pemuda India berkulit gelap berusia sekitar 20an menyambut kami. Wah, kami maju mundur karena khawatir (terlalu banyak nonton film India sihh). Tapi karena kami sudah terlanjur masuk kedalam resto jadi kami menguatkan hati untuk tetap masuk ke meja terdepan dari arah pintu dan membalas sapaan pemuda tersebut dengan canggung. Dalam hati, jika ternyata menu yang kami lihat tidak cocok maka kami akan kabur perlahan dari resto.

Kami duduk dan mencoba rileks. Selain pemuda tadi, di dalam dapur yang terlihat dari depan juga nampak seorang laki-laki India lain berkulit lebih gelap dari pemuda yang menyambut kami tadi.

Buku Menu yang di sodorkan kami buka satu-satu. Intinya, kami lapar dan hanya ingin makanan yang mengenyangkan dan cocok di lidah. Halal tentunya. Ketika hal tersebut kami sampaikan, pemuda ramah tersebut lalu berbalik kedalam mengambil sesuatu yang ternyata adalah laptop ! Wah, apa ini…

Aku dan temanku, Fitri saling bertatapan khawatir. Sepertinya jalan pikiran kami sama. Kasian juga jika setelah si pelayan bersusah payah lalu kami tidak memesan apapun atau malah kabur secara hormat menjauhi resto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun