Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keluarga Edan, Perjanjian Selingkuh, Tuan, Nyonya Rumah dan Babunya

20 Maret 2011   16:11 Diperbarui: 4 April 2017   18:32 187560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1300636191265617215

Cheating - Google Media

"Perasaan hari ini, kok nih rumah sepi-sepi ajaya", ucapkku saat memasuki pintu rumah kakak ku Etna. Biasanya sebelum memasuki pagar rumah, sudah terdengar suara canda kedua bocah kecil yang menggemaskan, Kebiasaan Kedua ponakanku yang bermain ayunan, berlari dan bercanda di taman samping rumah. Aku pun clingak clingkuk mencarikeberadaan manusia di rumah ini.

Sesampai di dapur, aku bertemu pembantu rumah, si ocah. “cah, pada kemana orang rumah, kok sepi amat ?”, ku langsung bertanya disaat si ocah lagi memasukan buah-buahan ke dalam lemari es. Si ocah membalas, “ibu lagi keluar sama didit dan nana, om bramr”.“Ohhhh begituu”, jawabku. “lalu mas herman kemana cah ? apa keluar juga , ini khan hari minggu ?” tanya ku lagi.“Gak tau om bram, bapak tadi lagi baca Koran di depan, lalu kemudian berendam di kolam renang , abis itu ocah gak tau kemana bapak sekarang.“ok Makasih ya cah”, kataku.

Tadinya ku berpikir langsung pulang saja, lantaran tujuan bertemu kedua ponakanku yang lucu gak kesampean. Tapi terdengar langkah orang menuruni tangga utama dari lantai satu. Aku pun menghampirinya terus menyapa “ehhh mas herman, apa kabar ?”, “baik!” katanya.“ngapain kamu ke sini?”dia malah bertanaya balik. “ya seperti biasa kan mas, nengok sididit dan nana mas”, aku pun langsung menjawab.

Dengan gerakan tanganya, dia mengajak ku duduk di ruamg tamu utama, Ada apa sih mas ? ga biasa rumah sepi begini” tanya ku. “hmmm Sebentar ya bramr” terus dia berteriak cukup keras “ocaaa mana minuman ku, sudah dibilangin di taruh di sini setiap hari”. Ocah pun berlari kedepan, langsung bertanya “ada apa lagi sih pak ? perlu apa lagi sih. Dari semalam saya tidak tidur dikerjain bapak terus, saya capek pak.” Kata-kata ocah yang membuat aku sedikit bingung dan bertanya-tanya didalam hati., memang diapain tuh ocah, dan berani amat dia sngejawab majikanya di depan tamu..  “sudah sana,..sana.. ambilkan saya dan mas bram minuman” perintah sang majikan Herman sontoloyo . Heheh sebel soalnya teriakannya kayak dihutan aja.

Selang beberapa menit, si ocah membawa kopi panas buat aku, sedangkan kepada mas her dia membawakan segelas susu ditambah telor  setengah matang dan secangkir jamu.“nih pak, minum sampai habis, dan jangan diminta lagi, ocah capek”. Kata si ocah. “Ya sudah.. sana.. sana, ,” mas herman menimpal.

Tapi tunggu dulu.. saya baru sadar, kalau si ocah cepat sekali menukar pakaiannya , sebelum menghadap majikanya. Waktu aku ke dapur tadi, ocah pakai jeans dan t-shit kunung berlengan pendek.Nah.. barusan, tadi si kutu kupret berubah berganti penampilan dengan setelan rok jeans pendek yang ketat berikut yukensi, dan baunya harum sekali.

Ah… mungkin si ocah itu mau keluar nemuin pembantu tetangga, dalam hatiku.

30 Menit aku duduk di situ, kami hanya menonton TV tanpa mengeluarkan satu katahpun. Hanya sesekali ku denger secara samar-samar suara si ocah  ngedumel di belakang.Perasaan ku mulai bosan, biasanya si sontoloyo ini banyak cerita, malah dia diam. Aku langsung mohon pamit sebentar ke kamar kecil.

Dengan santainya aku berjalan menuju kamar kecil, ku lihat pintu kamar anak-anak terbuka,lalu aku masuk sengaja untuk menaruh sedikit oleh-olehbuat mereka. Tapi tunggu dulu...ada yang membuat ku heran, ku amati satu persatu keadaan kamar anak-anak. Peralatan belajar, buku-buku, bahkan isi lemari pakaian pada gak ada. “wahh.. pasti ada yang gak beres ni” dalam hatiku …

Aku langsung menemui ocah, “eh cah, coba elu jelasin, kenapa kamar anak-anak seperti itu ? …hhmmm… gini om bram,,sambil mengibaskan rambutnya ,lagak artis dadakan lagi. “Eh… cah ini seriuss!”, kata ku. Lalu dia berlari ke pojok ruangan “mungkin takut kali ya aku perkosa” (dalam atiku). “Cah jawab dong… kakakku dan keponakan ku kemana ?” ku tanaykan lagi dengan suara keras.Ocah kelihatan ketakutan dan berkata “ mas Bram ehhh om bram maaf, bapak menyuruh saya ndak boleh menceritakan hal ini ke siapa-siapa termasuk keluarga ibu” katanya ketakutan.“lho ada apa memangnya ? minggu kemarin aku ke sini khan ga ada apa-apa”, timpalku.Diapun menjatuhkan dirinya duduk di lantaai sambil menutup mukanya. “lho ada apa ini? Kenapa kamu menangis ?”. Ayoo ceritakan apa yang terjadi cah ?!” tanyaku dengan  setengah memaksa. Terdengar suara isak namun masih terdengar jelas kata-katanya“ om bram… ocah udah ga tahan kerja di sini, tapi bapak ngelarang ocah keluar”, lalu kenapa kataku . dia pun melanjutkan ceritanya “ibu sama bapak sudah 6 bulan ini tidak tidur sekamar” . Lalu kenapa, kata ku lagi. Ocah pun menjelaskan, kalau kakaku pernah melihat mas herman sontoloyo itu sempat menggoda ocah saat menjemur pakaian.

Dari sejak itu, menurut laporan ocah, si etna gak mau lagi tidur sama suaminya. Dan setiap malam suaminya tidur di kamar tamu, dan selalu mengajak ocah tidur dengannya. Namun setiap jam 4 pagi ocah harus kembali ke kamarnya. Setelah ku Tanya, sudah berapa lama kejadian ini terjadi, menurut ocah, sudah sering kali selama 6 bulan belakangan in. (ooo pantess di suguhin susu, telor setengah mateng dan jamu tadi). “Wah dasar lelaki brengsek “ kata ku, Sambil mencari sesuatu untuk menghajar muka si sotoloyo itu. Namun ocahpun melarang saya untuk berbuat sesuatu terhadap mas herman. Akupun bertanya dengan nada marah, “kenapa gak boleh ?”. "Justeru ibu yang memulainya om bram", Katanya. “apa ? kakak ku yang memulai ? kamu tadi bilang ibu memergoki kalian, sekarang kakaku yang disalahkan, mana yang benar”.Kata-kata ku semakin keras dan hati semakin panas.Sekali lagi ku paksakan ocah bercerita terus terang.

“begini om bram, ibu itu sering sekali keluar rumah sama teman kantornya, kalau gak salah namanya om dino, lalu bapak sempat mempergoki mereka di sebuah hotel di daerah menteng. Kejadiannya sudah lama, namun bapak diam saja dan pura-pura gak tahu. Selanjutnya hubunganya masih biasa-biasa saja,walaupun bapak tahu  kalau setiap malam ibu sering keluar dengan om dino ke hotel.. Nah… setelah kejadian ibu memergoki bapak menggoda saya, terjadi pertengkaran mulut. Dan bapak akhirnya bercerita semua apa yang dia ketahui tentang hubungan ibu dengan om dino. Setelah itu bapak sempat bilang, kalau bapak mau tidur dengan saya untuk membalaskan sakit hatinya kepada ibu. Kata ibu, silahkan. Jadi hubungan saya sama bapak, ibu tahu kok om bram. Dan ibu juga tidak menghiraukan, karena setiap malam ibu juga keluar dengan om dino.” Katanya dengan raut muka serius namun masih menteskan air mata.

Kemudian aku bertanya lagi, “lalu kenapa anak-anak dan ibu keluar dari rumah ini, kapan kejadiannya ?”. Dia pun menjawab, "baru kemarin kok om bram, yang saya dengar ibu mau ngajak anak-anak liburan ke rumah om dino di singapura, dan bapak mengiyakan saja"

Aduh rasanya, mau ku hancurkan rumah ini rata dengan tanah. Tidak ada lagi moral, semuanya berprilaku bejad. dan biadab, Kepala rumah tangga, kakak sendiri sampai babu…. mungkin ntar lagi mau kiamat dunia ini. Kata-kata ku kesal lalu meninggalkannya.

Aku langsung mengambil ransel ku, dan meninggalkan rumah itu tanpa berpamitan sama si herman sontoloyo itu. Akupun berjanji tidak akan menginjakan kaki lagi di rumah neraka ini…..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun