Mohon tunggu...
Ngomongin Seni dan Budaya
Ngomongin Seni dan Budaya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - hai saya suka menulis puisi, menggambar, dan curhat.

Suka puisi, suka menggambar, suka kamu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni dan Pemaknaan Kampung Warna-warni Jodipan, Malang

6 Desember 2019   02:03 Diperbarui: 6 Desember 2019   02:06 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)

Hidupku tak pernah sedatar itu dengan warna. Sejak kecil selalu bahagia melihat pelangi yang bersemburat di langit usai hujan. Hujan yang membasahi tanah, tanah yang mengeluarkan aroma begitu tetes-tetes air jatuh membasahinya. Aroma itu terasa hangat dan sendu. Belum lagi ditambah suara rintik hujan yang menenangkan. Dari balik jendela, tetesan-tetesan itu merembes lewat kaca dan jatuh ke bawah.

Kampung Warna Jodipan jadi oasis di Malang

Begitu menginjakkan kaki di Kampung Warna Warni Jodipan dan Kampung Tridi, hal pertama yang terlintas adalah warna pelangi. Ada banyak warna, ada keceriaan, ada rasa manis, ada sendu, ada teduh, ada gelisah, ada banyak sekali kombinasi perasaan di sana.

Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Buatku, setelah bumi ini kejatuhan air yang berliter-liter itu, selalu ada yang menakjubkan, pelangi. Setelah kejatuhan akan datang kebahagiaan. Ya begitulah kiranya perumpanaannya meski warna-warni di langit itu hanya muncul sebentar.

Mungkin beberapa orang jadi anti dengan pelangi karena diasosiasikan dengan LGBTQ, tapi tak bisa dipungkiri warna-warni itu dipakai dalam banyak hal, di kue misalnya. 

Lagipula apakah kita, manusia, bisa menyelahkan keberadaan warna itu? Padahal alam sendiri yang menghadirkan pelangi setelah badai datang, di antara kesesakan hidup, dan lain-lain.

Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Kampung Warna Jodipan yang bersebelahan dengan Kampung Tridi pun begitu. Ia  seperti oasis di antara monotonnya warna rumah-rumah di antaranya. Bisa dilihat dari atas atau dari jauh, Kampung Warna Jodipan sudah menjadi pusat pemandangan. 

Ada banyak warna di dalamnya yang mana satu sama lain terpisah sekaligus menyatu dalam kombinasi yang unik. Bayangkan saja kita sedang ada di gurun pasir kemudian di depan ada sumber air.

Pelangi juga menggambarkan aneka ragam perbedaan yang menjadi kesatuan utuh tapi tidak kehilangan esensinya. Tidak salah sih kalau pelangi diadopsi jadi simbol banyak kelompok atau demografi yang mengejar kesetaraan dan keberagaman.

Ragam warna itu menjadi simbol perdamaian dan ketenangan

Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Menurutku Kampung Warna Jodipan dan Kampung Tridi tidak hanya tentang warna, tapi lebih ke perubahan dan penerimaan. 

Masyarakat yang tinggal di situ dan pengunjung secara tidak langsung diajarkan tentang banyaknya warna yang menghias di tembok, lantai, hiasan di dinding, ornamen-ornamen, sekaligus aneka bentuk yang kita sendiri kadang tidak bisa mendefinisikannya dengan baik.

Otak dan indera kita dilatih untuk melihat perbedaan dan setiap perbedaan itu berharga. Dengan memberikan tubuh informasi itu, setidaknya begitu keluar dari kampung tersebut, otak kita sudah bisa membahas sesuatu daru sudut pandang berbeda.

Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Aku beri contoh, ada beberapa rumah yang warna genteng dan temboknya seragam, biru, terlihat menarik di titik itu, tapi begitu melihat titik lain yang warnanya beragam, tak kalah takjub. 

Nah pembahasan itu harusnya disertai dengan kekurangan dan kelebihan dari dua sudut pandang itu. Otak kita jadi dibiasakan untuk menerima infrormasi terlebih dahulu kemudian berdiskusi. 

Kemudian pada puncaknya menilai, Bagaimana jika beberapa rumah itu tidak seragam berwarna biru? Jawabannya, tentu akan sama dengan yang lain dan tidak akan pernah ada pembahasan itu.

Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Kampung warna warni Jodipan, Malang (Dok. Pribadi)
Otak kita jadi bisa tumbuh dan berkembang secara spiritual karena di sisi lain pelangi punya makna kedamaian dan ketenangan. Tidak dipungkiri sih kalau aku melihat pelangi perasaan yang muncul memang begitu.

Foto pribadi
Foto pribadi
Ya meski Kampung Warna Jodipan dan Kampung Tridi tidak bernar-benar bermotif seperti pelangi, menurutku yang diusung adalah hal serupa. Dalam mitologi Irlandia, pelangi dianggap sebagai tempat persembunyian pot emas, jadi sebuah simbol keberuntungan. 

Di sisi lain, pelangi dianggap sebagai simbol transisi. Pelangi selalu ada di antara hujan atau badan dan langit cerah. Sebuah transisi yang bisa bernilai positif.

Aku cukup setuju kalau pelangi jadi simbol transisi. Sebab itu terjadi juga di Kampung Warna Jodipan yang mulanya memang mereka adalah perkampungan kumuh. Sekarang, sudah disulap menjadi kampung yang cukup ikonik di Malang dan diburu dan harus didatangi oleh wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun