Mohon tunggu...
Uli Purba
Uli Purba Mohon Tunggu... STAFF FINANCE AR TELESINDO SHOP JAKARTA -

Simple, Idealist & Realist Agak absurd tapi bisa serius. Kalo ketawa giginya kelihatan liupurba.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Maaf Pak Dosen, Saya Jatuh Cinta Sama Bapak (Eps. 03)

15 Februari 2017   09:16 Diperbarui: 15 Februari 2017   09:50 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Episode 3
Tak Terduga

Setibanya di KFC, Rahel mengambil handphonenya dan mengirim pesan kepada Alvero.
To : Alvero
Message : “Ro, jangan telat lu. Gue udah di TKP. Kalo bisa lu cabut aja dah. Gue doain
 lu dapet A ntar”

Rahel mengambil tempat duduk kesukaannya yaitu di dekat Toilet. Karena cuma di posisi tersebut ada tempat chargeran. Dia tidak perduli dia di mana dan di tempat seperti apa dia lebih suka dengan tempat yang ada wifi yang berkecepatan tinggi apa lagi 3.5 Mb/s, karena itu yang dapat membuat dia nyaman. Mungkin dia bisa-bisa kewalahan dan gila sangkin banyaknya unggahan, yang pada akhirnya membuat laptopnya hang dan baterai laptop habis. Oleh karena itu disamping wifi yang kencang dia butuh tempat untuk mencolok charger laptopnya. Barulah dia merasa aman, tentram dan bahagia.        

Rahel tampaknya menikmati wifi gratisan dengan senyum-senyum sendiri, terkadang dia tertawa kecil karena 5 film berhasil dia unggah dalam waktu 20 menit. Dia merasa hebat sendiri dan tanpa sadar dia sudah lama diperhatikan oleh beberapa kasir.
Tiba-tiba seorang pria mengenakan seragam lengkap mendatangi dia dan bertanya, “Mbak mau pesan dulu?”
“haah?, oh iya ntar ya?”. Rahel tetap sibuk dan serius menatap layar laptopnya.

Setelah 2 menit kemudian unggahan filmnya sudah mencapai 95%. Tapi tiba-tiba Rahel terheran melihat laptopnya, dia mengkerutkan keningnya.
“Eiiss...ini kenapa sih kok gak jalan-jalan downloadannya?. Waah....sial wifinya mati!”. Dan tragisnya file yang dia unggah yang sudah mencapai 95%, tiba-tiba eror. Dalam hati Rahel ingin berteriak, seakan dia telah kehilangan sesuatu yang paling berharga. Dia mengepalkan tangannya seakan geram terhadap sesuatu. Dia kemudian mengeluh dan menidurkan kepalanya dia atas meja sambil menggerutu sendirian.
Pria berseragam kembali lagi kehadapannya.
“Mbak kenapa?”
“Gak kenapa-kenapa”, sahut Rahel dengan kepala yang masih tertunduk di atas meja”
“Downloadannya keputus ya? Hahahaha”

Sejurus kemudian Rahel mengadahkan pandangannya kepada pria berseragam tadi, dia melihat ada tulisan Supervisor pada seragamnya.
“Adek mau pesan apa?”
“Loh tadi manggil mbak, sekarang adek?”, bisik Rahel dalam hati.
“......................”
“Engga haus dek?”
“haah...?”. Rahel kemudian tersadar bahwa sudah hampir 30 menit dia menikmati wifi tanpa memesan sesuatu.
“Oh iya pa, maaf saya lupa. Otak saya error beberapa jam ini maklum pak banyak tugas kuliah pusing”. Sahut Rahel dengan senyum manis sambil memandang semua hasil unggahannya.
“Oke deh gak apa-apa”, balas Supervisor tersebut dengan acungan jempol.

Rahel kemudian memesan beberapa menu, lalu ketika minuman bersoda sudah sampai di atas meja kasir, Rahel langsung meminumnya sambil menunggu pesanan lainnya datang. Saat pesanan sudah lengkap tersedia di atas meja dan sambil memegang minuman bersoda, Rahel merogoh saku celananya, lalu tasnya dan kemudian seluruh isi tasnya. Keadaan semakin gawat ketika kasir sudah menunggu dan antrian yang menunggu panjang di belakangnya.

“Sebentar ya bang maaf”, hela Rahel sambil tersenyum pada kasir.
“Buruan mbak antriannya sudah banyak”
“Kayaknya saya ketinggalan dompet deh bang”, bisik Rahel pelan.
“Loh mbak, jadi ini bayarnya pake apa?”, balas kasir dengan nada sinis.

Pada saat itu Rahel benar-benar khawatir dan mulai memikirkan hal-hal gila. Bisik Rahel dalam hati seandainya mas ini mau gue cium dan setidaknya minuman pesanan gue gratis. Dia merasa malu sekali apa lagi di lihat banyak orang apa lagi dia sudah menggunakan wifi dan minum. “Oh Tuhan tolong aku, please Tuhan”, bisiknya dalam hati. “Seandainya gue bisa lari secepat angin kentut, seandainya gue punya kantong ajaib, seandainya gue jadi Iron Girl. Rahel merasa wajahnya seperti anak bodoh yang tidak tau harus berbuat apa. Dia ingin teriak namun tidak bisa karena itu akan membuatnya semakin bodoh.

Dia bernazar dalam hatinya, “Tuhan jika ada orang yang bersedia menawarkan diri buat nolong gue kalo cowo, gue jadiin dia pacar meski mukanya jerawatan batu sekalipun atau om-om maho sekalipun dan kalo dia cewe gue jadiin sahabat sepanjang hayat gue amin”. Dia sudah siap memberanikan diri untuk menawarkan diri jadi buruh sementara di KFC sebagai plan B dan sebagai plan A Rahel siap untuk mengutang dengan seorang ibu yang mengantri di belakangnya dengan mimik jutek.
 Baru saja Rahel menyapa ibu mimik jutek tadi dengan berkata terbata-bata, “Eee.....eee...”.
Tiba-tiba ada seorang pria menyodorkan sebuah kartu debit kepada kasir.
“Mas, saya yang bayar dia”
“Dia siapa ya pak?”
“Ini anak cewe yang disamping saya, belum bayar kan dia?. Sekalian saya mau pesan, dibungkus aja ya”
“Oh baik pak, ditunggu ya sebentar. Oh iya terimakasih”
“............,”

Rahel terkejut bukan main, pupil matanya membesar, mulutnya ternganga dan bingung. Sosok pria misterius kembali lagi tepat berada di depannya. Pria kemeja biru kembali membuatnya terpana. Rahel tetap menatap pria yang masih mengenakan kemeja biru dosen statistikanya sendiri. Rahel langsung ingat dengan nazarnya dan berkata dalam hati, “anda akan jadi pacar saya!”. Pria tersebut kemudian balik menatap Rahel sambil menunggu pesanannya datang. Namun pria itu menatapnya dengan dingin. Rahel merasa seolah-olah waktu berjalan dengan lambat semua yang ada disekelilingnya terlihat seperti slow motion.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun