Mohon tunggu...
Severus Trianto
Severus Trianto Mohon Tunggu... Dosen - Mari membaca agar kita dapat menafsirkan dunia (W. Tukhul)

mengembalikan kata pada dunia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Antara Cak Lontong dan Gubernur DKI

2 Agustus 2018   11:32 Diperbarui: 2 Agustus 2018   11:51 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: tribunnews.com)

Cak Lontong

Menurut Cak Lontong, Ibu Kota Indonesia bukan Jakarta, tapi Gampang. Kok bisa? Karena, jawaban atas pertanyaan,"Apakah Ibu Kota Indonesia?" adalah gampang;  anak SD juga tahu. Jadi, bukan Jakarta kan.... (garuk-garuk kepala). 

Kita sering dibuat gemes karena akrobat logika Cak Lontong. Dengan sengaja, ia mengaburkan konteks kalimat yang biasa kita gunakan dan menggantinya dengan konteks kalimat pilihannya sendiri. 

Ambil contoh kasus pertanyaan tadi. Atas pertanyaan, apakah Ibu Kota Indonesia, kita biasanya akan menjawab Jakarta. Mengapa? Karena konteks yang kita pakai, pelajaran geografi. 

Cak Lontong dengan bandelnya mengganti konteks pembicaraan: bukan lagi pengetahuan geografis tapi sifat pertanyaan dan jawaban itu sendiri. Kalau yang terakhir ini konteksnya, pertanyaan, apakah Ibu Kota Indonesia, memang gampang jawabannya.

Permainan pasang-copot konteks ini yang menimbulkan perasaan gemes. Karena, Cak Lontong dibenarkan dalam kesalahannya. Kita tidak marah akibat dianggap salah, tapi justru ketawa.

Misal kata: kapan orang minum obat... Jawaban kita: ketika sakit. Jawaban Cak Lontong: ketika ingat. Copot-Pasang konteks... bikin gemes kan!

Anies

Kegemesan yang sama terjadi kalau saya mengikuti ujaran-ujaran Pak Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sungguh bikin gemes karena, seperti Cak Lontong, mereka dibenarkan dalam kesalahannya.

Ambil contoh. Atas pertanyaan Najwa Shihab soal hebohnya dunia maya menyangkut Kali Item, Pak Anies menjawab kalau kehebohan itu merupakan residu Pilkada DKI terakhir. 

Hmmmm.... benar juga sih. Tapi konteks yang nyantol di kepala saya itu kan soal penggunaan waring, penyemprotan obat "wangi" atau penghilang bau dan lain sebagainya. Singkat kata, medsos heboh karena CARA penanganan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun