Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Saat Botol Menjadi Wakil Antrean

2 Desember 2019   05:57 Diperbarui: 3 Desember 2019   20:41 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tetap ceria dan bersenda gurau meski antrian yang mengular(dokpri)

Udara dingin kota Bandung bikin males gerak, apalagi jam baru menunjukan pukul 3.45 dini hari. Harus segera bersiap menuju Rumah Sakit Hasan Sadikin, jalanan masih lenggang saat penulis mulai bersiap mengantar Emak tercinta.

Suasana jalan yang biasanya terlihat macet di sekitaran Puskesmas Pasir Kaliki, terlihat lenggang dan tak banyak dilintasi mobil, maklumlah karena waktu menjelang Shubuh sih.

Kolong jalan layang Pasupati terlihat temaram, menuju masjid An-Nur dan bersegera untuk tunaikan shubuh. Usai sholat menuju Gedung Anggrek untuk mendapatkan nomor urut antrean. Sepagi ini suasana gedung Anggrek terlihat semarak, rerata memakai jaket atau sweater dan bahkan berkalung sarung.

Tas tangan, map, plastik kresek, botol air mineral berjajar rapi, ada tiga barisan di antrean, tanya-tanya kepada orang di kerumuman gedung Anggrek, ternyata yang berjejer itu adalah simbol antrean lho. Entahlah apakah ini bagian "aturan tak resmi" untuk mengambil antrean pemeriksaan misalnya, soalnya ini kali pertama penulis berada di situasi seperti ini.

Dalam suasana ngantre, terbit beberapa obrolan dari para pengantre, ada seorang bapak yang berasal dari Majalengka yang mengantre untuk pengobatan anaknya, untuk bisa hadir tepat waktu ia sengaja menginap di rumah kerabatnya di daerah Cileunyi, kemudian ia bersiap menuju Rumah Sakit Hasan Sadikin sekitar jam empat pagi untuk mengambil antrean.

Ada juga seorang ibu yang berasal dari daerah Subang. Seperti bapak yang dari Majalengka, ibu berjilbab hitam ini mengantarkan suaminya untuk proses penyembuhan penyakit kelenjar getah bening, menurut pengakuannya, selama hampir dua bulan terakhir ia melakukan"ritual" ngantre yang diwakilkan dengan botol atau benda penanda lainnya.

Gedung Anggrek dinihari yang sudah dipadati orang yang antri(dokpri)
Gedung Anggrek dinihari yang sudah dipadati orang yang antri(dokpri)
Meski harus mengantre sejak dini hari, wajah-wajah optimisme terpancar dari mereka. Ada harapan dari mereka bahwa aura kesembuhan akan terjadi, ikhtiar telah dilakukan dan doa telah dipanjatkan.

Macam-macam cerita dari para pengantar pasien dan juga dari pasien itu sendiri. Yang kocak adalah cerita dari seorang bapak yang berjaket coklat dan berasal dari Purwakarta. 

Sudah bawa tumpukan uang yang disimpan di tas kresek, dari muasal uangnya banyak hingga kini tinggal kreseknya saja. Namun si bapak tadi tetap berharap untuk kesembuhan istri tercintanya.

Tetap ceria dan bersenda gurau meski antrian yang mengular(dokpri)
Tetap ceria dan bersenda gurau meski antrian yang mengular(dokpri)
Dari Gedung Anggrek Rumah Sakit Hasan Sadikin, puluhan orang hadir dari wilayah Jawa Barat, dari Pangandaran, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Subang. Banyak cerita tentang perjuangan untuk melawan penyakit yang mendera, semoga saja rakyat Indonesia akan terus bisa sehat wal'afiat menatap optimisme.

Dan juga sistem Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan akan terus diperbaiki dan hasilnya dapat dirasakan manfaat oleh jutaan rakyat Indonesia. Harapan yang tidak muluk-muluk, negara hadir untuk kesehatan masyarakat dan dirasakan oleh rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun