Akhirnya Tahsya mendapatkan nomor Pandji, lalu casting,dan Pandji Pragiwaksono resmi menjadi penyiar acara Kena Deh.
Hidupnya pun berubah. Pandji tahu cerita ini setelah setahun acara Kena Deh, pada saat itu acara ini tidak lagi diperpanjang oleh stasiun TV nya, sehingga mereka mengadakan acara makan-makan untuk perpisahan.
Dalam perpisahan itu Tahsya menceritakan kisah di atas, Pandji pun kaget.Dia berkata pada Tahsya"Berarti lu ngotot banget pengen gua? Kenapa? Tahsya menjawab," Karena gua dulu pendengar setia lu di Bandung.Gua tahu lu dulu di Bandung pernah ngebawain acara yang mirip banget sama acara Kena Deh."
Jadi saat itu Pandji turun ke jalan memakai handphone yang disambungkan ke handsfree, dan handsfree nya nyambung ke ruang siaran.Yang diajak ngobrol tak tahu kalau dia lagi on air.
Pandji Pragiwaksono dengan indah menceritakan kejadian itu,"Berarti ada sebuah moment dimana dia (Tahsya) tak sengaja mendengarkan gua untuk pertama kalinya.Dia lagi ganti-ganti frekuensi ketemu siaran gue.Kebetulan siaran gue bagus."
"Terus dia putuskan 'ah gue dengerin lagi deh setelah lagu' terus dia dengerin lagi, masih bagus.Terus 'ah gue dengerin deh sampai dia selesai siaran' masih bagus.Besoknya dia dengerin lagi, masih bagus."
"Terus dia bilang, 'gue dengerin seminggu' seminggu dengerin gue siaran dia masih suka.Terus dia bilang, Gue jadi pendengarnya Pandji.Dan jadi pendengar setia."
"Tapi bayangin, bagaimana kalau dia lagi ngutak-ngatik frekuensi dan nemu gue siaran pertama kali, dan saat itu gue siarannya jelek karena malas-malasan, karena gue gak disiplin, karena gue mood-mood tan, mungkin gak dia dengerin gue selama siaran, mungkin gak dia dengerin gue selama seminggu, mungkin gak dia jadi pendengar setia gue?
"Gue baru ngeh (Tahu) bahwa hidup gue ditentukan dalam satu buah lima menit. Sebab penyiar siaran antara satu sampai lima menit. Yang ternyata kalau selama lima menit itu gue jelek, hidup gue gak akan kayak sekarang."
Banyak orang bertanya pada Pandji, kenapa ada yang sukses dan ada yang gagal.Menurut Pandji manusia gagal  karena sering menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan.
Misalnya, karena penontonnya sedikit jika kita seorang penyanyi, karena yang baca sedikit jika kita seorang penulis dll. Atau mungkin karena kita merasa orang yang melihat kita bukan orang-orang penting.
