melatih keberanian dan sikap mental anak anak melalui Olah Raga./foto dokumentasi pribadiÂ
Melatih Sikap Mental Anak Anak Melalui Beragam Olah Raga
Hari ini,sejak pagi kami sudah ke Woonona, yang lokasinya sekitar 30 menit berkendara dari  Mount Saint Thomas,untuk menyaksikan berbagai kompetiai olah raga,antar pelajar sekota Wollongong. Dari setiap sekolah setingkat SD ,SMP dan SMA,mengirimkan 10 orang wakilnya, yang sudah lulus seleksi dari sekolah masing masing. Diantaranya ,cucu kami Allan  dan Kerisha ,termasuk dalam daftar siswa yang menjadi utusan dari sekolahnya.dibidang Lari Marathon.
Kebetulan ,dulu saya juga termasuk salah satu Pelari Marathon ,walaupun hanya sebatas antar sekolah  saja. Sedangkan putri kami,ibu dari Allan dan Kerisha,tahun lalu,termasuk runner up dalam M2M atau Mountarin to Mountain,yang jaraknya 13 Km. Maka menjadi alasan tersendiri,memotivasi saya dan istri,ikut menyaksikan dari dekat lomba Lari Marthon ,4 Km.ini
Saya mengkhususkan diri,untuk berjalan mengitari seluruh lapangan yang cukup luas,untuk menyaksikan berbagai kegiatan dai para siswa ini. Sangat senang,menyaksikan hubungan yang sangat akrab diantara sesama siswa,walaupun mereka berasal dari berbagai sekolah.Menengok hal ini,saya baru memahami,mengapa di Australia,tidak pernah terdengar terjadi tawuran antar siswa. Baik ketika kami tinggaal selama dua tahun di Queensland, maupun ketika kami tinggal di Western Australia dan di New South Wales,belum pernah mendapatkan informasi,pernah terjadi tawuran antar pelajar
Bahkan siswa yang ternyata kalah dalam lari Marathon ini,dengan berbesar hati memberikan ucapan selamat kepada para pemenang.Cucu kami,tidak termasuk dalam daftar para pemenang,Harus cukup puas mendapatkan urutan ke 12 dari sekian banyaknya pelajar,yang dibagi atas beberapa kategori,berdasarkan usia mereka.
Kalau di Indonesia, orang memanjat Pohon Pinang,hanya ketika acara 17  Agustusan.Selain dari hari tersebut,amat jarang terlihat anak anak berlatih untuk memanjat.Mereka harus mampu bergayutan pada gulungan kawat yang sudah didisain,sedemikain rupa,sehingga tiba di posisi  paling puncak.
Hal ini,walaupun tampaknya mudah,tapi ternyata ketika dipraktikan,tidak semudah diperkirakan. Menengok anak anak ini saling berlomba,untuk tiba di tiang paling puncak,namun tak satupun dari antara mereka ,yang mencoba saling mendorong,untuk meraih kemenangan. Mungkin karena sejak masih kanak kanak,mereka sudah dilatih dan dibiasakan untuk berjiwa sportif.