Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jadi Orang Miskin Harus Tahu Diri, Jangan Belagu!

23 April 2016   08:38 Diperbarui: 23 April 2016   08:56 4397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Ilustrasi: Shutterstock"][/caption]Orang Miskin Harus Tahu Diri, Jangan Belagu !

“Hai sinilah.Gua kasih tahu sama lu , jadi orang miskin itu tahu diri dong, jangan belagu.! Jangan berangan angan terlalu tinggi. Bisa gila lu tau!,” kata Boss ,dimana saya bekerja sebagai pesuruh.Bagaikan terkena strom 1000 watt ,jiwa dan raga saya bergetar hebat,mendengar teguran ini......

Hal ini diucapkan dengan suara keras, dihadapan karyawan lainnya. Rupanya saling ungkapkan impian antar sesama karyawan disaat istirahat makan siang itu ,terdengar oleh Boss ,yang kebetulan lagi lewat .Dengan suara gemetaran saya menjawab singkat .”Baik Om “ .

Saya terpana . Dan bertanya dalam hati, apakah salah ,kalau orang miskin memiliki impian ? Kenapa Boss sampai marah kepada saya? Sungguh saya tidak tahu jawabannya. Namun kalimat ini sungguh sungguh menghujam sangat dalam kelubuk hati saya.Namun anehnya ,saya sama sekali tidak merasa malu.

Ataukah hidup melarat bertahun tahun sudah mengikis habis rasa malu dalam diri saya? Kalau begitu ,maka benarlah seperti kata orang.bahwa :”orang miskin tidak tahu malu?” Saya tidak sempat memikir hal ini., Karena mau dikatakan saya adalah orang yang tidak tahu malu, juga tidak menjadi apa apa bagi saya.Karena inilah diri saya ,apa adanya.

Boss ini sesungguhnya masih ada hubungan keluarga dengan kami,makanya saya sebut dengan panggilan Om. Karena Pasar Tanah Kongsi merupakan pasar pagi,maka saya hanya bisa jualan  sejak subuh,hingga jam 9.00 pagi dan kemudian pasar usai. Karena kehidupan kami yang morat marit selama bertahun tahun, bersama istri dan putra kami,  yang baru satu pada waktu itu, saya mohon dapat bekerja di perusahaan Om Khun ini.

Saya diterima sebagai karyawan lepas dengan tugas serabutan. Artinya mau disuruh suruh apa saja ,yang bisa saya kerjakan. Terkadang menyetor dan mengambil uang di bank atau mengirim surat ke pos dan tidak jarang berbelanja kebutuhan kantor dan gudang. Gaji setiap Sabtu dan tidak ada ukurannya,yakni suka suka Boss memberikannya.Tentu saja hal ini sudah sangat saya syukuri.karena ada tambahan uang masuk,yang sangat berarti bagi keluarga kami.

Diusir Dari Pekerjaan

Suatu hari saya disuruh menguangkan cek disalah satu bank di Kota Padang. Saya selalu menjaga kepercayaan yang diberikan . Kota Padang kecil,sebuah kejadian kecil ,dalam waktu singkat sudah tersebar lewat lapau kopi di pondok. Makanya bila satu kali saja berlaku tidak jujur, maka jangan harap bisa tinggal di Padang lagi.

Walaupun hidup kami morat marit selama bertahun tahun,namun karena tidak pernah sekali jua mengambil milik orang, maka saya dipercaya untuk menyetor dan menguangkan cek di bank. Ada satu kantung terigu ,penuh dengan uang, Karena uang jumlahnya begitu banyak.,saya diantarkan oleh sopir perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun