Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saling Menjaga Hati

11 Februari 2020   07:17 Diperbarui: 11 Februari 2020   07:33 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://www.komando.com

Diawali Dari Hal Kecil dan Tampak Sepele

Setiap orang siapapun adanya tentu saja sangat senang bila mendapat perhatian dari  orang lain. Apalagi dari orang orang yang sudah dikenal, bahkan sudah berteman sejak lama. Bentuk  perhatian tentu tidak melulu dikasih  sesuatu dalam bentuk materi, tapi bisa dengan cara sederhana yakni menelpon kita. 

Mendapat telepon dari teman lama tentu merupakan sebuah kegembiraan tersendiri bagi kita. Merasa bahwa diri kita masih ada di hati orang. Bercerita tentang kenangan indah masa lalu ataupun saling berbagi kisah tentang perjalanan hidup.

Tapi segala sesuatu yang baik tentu akan menjadi baik bila dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat. Bila keliru menempatkan, maka hal yang sangat baik bisa saja berakibat buruk, baik bagi diri kita maupun bagi orang lain. 

Contoh sederhana, misalnya membaca adalah hal yang sangat positif. Tapi bilamana kita membaca sambil berjalan di jalan raya, seperti yang saya saksikan dengan mata sendiri ketika berada di Kairo tentu saja dapat membahayakan diri sendiri dan membahayakan pengguna jalan raya lainnya. 

Atau contoh ekstrim lainnya, berbagi uang di jalan raya, sehingga menyebabkan orang saling rebutan dan korban jatuh. Dalam hal ini jelas sesuatu yang sangat baik menjadi buruk akibat salah menempatkan dan salah memilih waktu dan tempat.

Menelpon Berulang Kali

Sangat saya alami ketika sedang mengemudikan kendaraan tiba tiba telpon berdering berkali kali, Tentu saja saya tidak bisa menjawab karena sedang mengemudikan kendaraan. Tapi karena tidak dijawab, maka berulang kali telepon terus berdering. Hal ini menyebabkan hati saya menjadi tidak tenang dan mencari bahu jalan yang aman dan menghentikan kendaraan.

Ternyata telepon yang masuk dari teman lama yang dengan suara gembira menyapa "Halo apa kabar? dan bla bla bla". Kalau saya putuskan pembicaraan, maka boleh jadi hubungan baik yang sudah berlangsung bertahun tahun menjadi rusak dan putus. Walaupun saya sudah menyampaikan bahwa saya lagi di jalan raya, tetap saja teman saya melanjutkan pembicaraan santai, 

Sejak itu HP saya serahkan kepada istri saya setiap kali saya mengemudi kendaraan, agar bila ada panggilan telepon masuk istri saya bisa membantu menjawabnya.

Alangkah Eloknya Bila SMS Terlebih Dulu, Sebelum Menelpon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun