Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Ada Dusta Dalam Menulis

11 November 2017   09:48 Diperbarui: 11 November 2017   11:05 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali Berdusta,Maka Dalam Hitungan Detik Dusta Kita Sudah Menyebar Keseluruh Dunia

Sekali jemari kita menekan tombol :"tayang",maka dalam hitungan detik,tulisan kita sudah menyebar kemana mana. Mungkin jauh lebih cepat daripada menyebarnya virus flu burung.Sebagai contoh,begitu saya posting tentang perjalanan ke Kalgoorlie,dalam hitungan detik ,sudah ada pesan WA dari cucu dan ponakan di Indonesia.Bahkan adik kami yang berada nun jauh di negeri asalnya Ice Cream Gelato,yakni Italia.

Hal ini dapat dimaknai positif,yakni lewat tehnologi terkini,dalam sekejap sebuah berita tentang berbagai peristiwa,hanya dengan mengerakkan satu jari kita saja untuk menekan tombol :"Publish",maka dunia sudah mengetahuinya. Sisi lainnya, apabila dalam menulis,entah sadar atau hanya terpeleset dalam menuliskan kata kata,terbungkus sebuah kebohongan,maka kendati kita bisa menghapus artikel yang sudah ditayangkan,namu yang sudah terlanjur di sharing kan via facebook ,google,twittter dan sebagainya,sudah tidak lagi mungkin dikejar.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
14 Tahun Lalu Ketemu Di Makasar
Dalam seminar The Secret of Natural Walking,yang diselenggarakan di Joondalup Library,hadir sekitar 120 orang dari berbagai belahan dunia. Salah seorang dari Perserta,adalah pak Dwi (nama sesungguhnya),yang dulu bertugas di Makasar. Datang menyalami saya dan mengatakan :"Mungkin pak Effendi,sudah lupa, 14 tahun lalu,saya minta tanda tangan bapak ,sewaktu gelar buku di Gramedia Makasar.Baru kini kita ketemu di Australia .Tadi sempat berbicara dengan keponakan pak Effendi,ternyata apa yang dituliskan di buku ,sungguh sungguh bagian dari biografi pribadi ya pak.Saya salut"

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Masih ada pak Irwan  asal Medan,yang juga menanyakan tentang tulisan saya ,yang berjudul :"Sepotong Ubi Rebus " ,juga menanyakan kepada saya,apakah benar benar ,kami sekeluarga pernah hidup melarat?" Karena rasanya sulit dipercaya,bahwa orang yang dulu jualan kelapa di pasar,kini bisa bermukim di Australia.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sedang asyik bercerita dengan Pak Irwan,tiba tiba datang Maria dan suaminya Tetsuo ,asal Palembang,yang langsung menceritakan,bahwa Bu Dewi,yang juga asal dari Palembang,sudah  menelusuri perjalanan hidup kami,seperti yang sudah dituangkan dalam berbagai tulisan. Dan beliau sudah membuktikan,bahwa memang benar,yang namanya Tjiptadinata Effendi ,yang kini tinggal di Australia,pada tahun 1970 an ,tinggal dan berjualan kelapa di Pasar Tanah Kongsi di Padang. 

Menceritakan Apa Adanya
Saya lega,karena tidak pernah dengan sengaja menuliskan kebohongan.,entah mungkin ada yang tanpa sadar saya lakukan. Tidak terbayangkan,seandainya saya bercerita,bahwa dulu saya turunan dari bangsawan,tapi ketahuan bahwa ayah saya alm. adalah Kusir Bendi dan saya sendiri adalah tukang jual kelapa. Hal inilah yang selalu saya jadikan password ,yakni :" jangan ada dusta dalam menulis".Karena bagi saya pribadi,adalah jauh lebih baik menceritakan secara jujur,kalau memang diri kita bukan siapa siapa dan pernah bertahun tahun ,hidup melarat.

Mengakui dengan jujur,bahwa dulu,untuk makan sebungkus nasi rames untuk dimakan bertiga dengan anak dan istri,tidak jarang harus berutang.Bahwa untuk mengobati anak yang lagi kejang kejang,akibat ketiadaan dana dan tak ada sanak keluarga yang mau meminjamkan uang,maka cincin kawin,harus direlakan dijual.Bercerita apa adanya,bukanlah hal yang aib dan memalukan,minimal bagi saya pribadi.Yang memalukan adalah menceritakan sesuatu kebohongan,hanya untuk menciptakan image :"wah"

Seperti kata pribahasa :"Kejujuran ,adalah mata uang yang berlaku diseluruh dunia"
Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun