Terbesar di Dunia, USD 39,9 triliun Aset Perbankan China

Per akhir 2016 aset total perbankan China berjumlah USD 33 triliun (IDR 445.500 triliun), atau USD 2 triliun di atas asset total perbankan wilayah Euro yang USD 31 triliun, atau lebih dari 2X asset perbankan AS (USD 16 triliun), atau 4,7 x aset total perbankan Jepang (USD 7 triliun) (Financial Times, 5 Maret 2017).

Update 29 April 2018: Menurut xinhuanet 27 Februari 2017, per akhir 2017, aset total perbankan China telah naik menjadi USD 39,9 triliun (IDR  550.000 triliun), atau sekitar 78,6 x aset total perbankan Indonesia yang sekitar IDR 7.000 triliun.

Itu adalah salah satu hasil iritnya bangsa China: mereka menabung sekitar 45% dari GDP mereka. Sebagai perbandingan, bangsa kita menabung antara 28,3% dan 37,8% antara 2010-2017 (www.ceicdata.com) yang dilaporkan secara kuartalan. Itu adalah angka-angka kotor tabungan (gross savings rate) sebagai hasil pengurangan angka GDP nominal oleh pengeluaran konsumsi final.

Karena GDP China pada 2017 adalah sekitar USD 13,2 triliun, tabungan baru bangsa China selama tahun 2017 saja berjumlah sekitar USD 5,5 triliun (IDR 74.250 triliun), atau 10,6 kali jumlah asset perbankan Indonesia per akhir 2017, yabg sekitar IDR 7.000 triliun, padahal menabungnya kita sejak merdeka pada 1945 sd akhir 2017. 

Cadangan Devisa Terbesar di Dunia

Pemerintah China juga memiliki cadangan devisa asing USD 3,14 triliun per akhir 2017, terbesar di dunia, yang mencakup USD 1,2 triliun surat utang pemerintah AS. Sebagai perbandingan, per akhir Desember 1978 (sekitar 40 tahun lalu) dan Desember 1980 (sekitar 38 tahun lalu), cadangan devisa asing China baru berjumlah masing-masing USD 1,6 miliar dan USD 2,262 miliar!!!

Cadangan itu dikelola oleh State Administration of Foreign Exchange (SAFE), atau Badan Administrasi Devisa Asing Negara.

Di luar SAFE, perbankan China juga memiliki dolar AS senilai 900 miliar dalam bentuk tunai dan asset USD lain yang likuid per akhir 2017, di luar yang dimiliki oleh perusahaan dan perseorangan China, yang sekitar USD 500 miliar.

Manfaatnya untuk keuangan global, termasuk Indonesia

A. Program OBOR China

Sistem perbankan China memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mendukung pendanaan pembangunan ekonomi dll di seluruh dunia. Sebagai contoh, untuk proyek yang dikenal sebagai One Belt One Road (OBOR), atau Belt and Road Initiative (Prakarsa Satu Sabuk dan Satu Jalan Raya), yang mencakup 62 buah di negeri di Asia, termasuk Indonesia, sebagian Eropa, Timur Tengah dan Afrika), pemerintah China menyediakan sekitar USD 1,4 triliun (IDR 18.900 triliun) untuk membangun infrastruktur: pelabuhan laut dan udara, jalan raya, jalan kereta api, proyek air minum, kompleks industri dan perdagangan dll.

Sebagai contoh, Pakistan dan China bekerja sama melaksanakan program CPEC (China-Pakistan Economic Corridor= Lorong Ekonomi China-Pakistan). Program itu bertujuan memodernkan dengan cepat jaringan transportasi di seluruh Pakistan. Semula diperkirakan akan perlu USD 46 miliar, tetapi sekarang dinaikkan menjadi USD 62 miliar. CPEC menjadi operasional sebagian ketika pada 13 November 2016 kargo dari China diangkut lewat darat ke Pelabuhan Gwadar untuk pengapalan selanjutnya ke Afrika dan Asia Barat.

B. China Development Bank (CDB), bank pembangunan terbesar di dunia

Update 29 April 2018: CDB, atau Bank Pembangunan China, adalah bank pembiayaan pembangunan yang terbesar di dunia dengan aset USD 2,47 triliun (IDR 34.000 triliun) per akhir 2017, atau sekitar 3,5 x asset Bank Dunia. Kredit CDB ke negeri-negeri asing adalah USD 332 miliar per akhir 2017 (China Daily 30 Januari 2018). 

C. CDB dan China Eximbank

• Kevin P. Gallagher, seorang professor kebijakan pembangunan global di Fakultas Pengkajian Global Pardee di Universitas Boston, AS, menulis pada 27 Maret 2017 di Financial Times bahwa CDB dan Export-Import Bank of China (China Eximbank) secara bersama telah meminjamkan USD 700 miliar ke seluruh dunia. Kedua buah bank itu memiliki total asset yang lebih besar daripada gabungan Bank Dunia dan semua bank regional multilateral yang ada di dunia, termasuk ADB. 
• Catatan: CDB, China Eximbank (aset USD 536 miliar per akhir 2016)  dan Agricultural Development Bank of China (ADBC, atau Bank Pembangunan Pertanian China; aset USD 981 miliar per akhir 2017) adalah tiga bank pelaksana kebijakan pemerintah China, dengan aset gabungan USD 4 triliun.
• 
  
• D. Silk Road Fund, AIIB, New Development Bank (NDB), China-Latin America Bank, China-Africa Development Bank dll
• Profesor tersebut juga menulis bahwa pemerintah China telah menanam USD 116 miliar lainnya dalam berbagai lembaga pembiayaan, antara Silk Road Fund (Perusahaan Pembiayaan Jalan Sutra) dengan modal awal USD 40 miliar,  saham masing-masing sekitar USD 25 miliar di AIIB dan NDB dll. AIIB dan NDB berniat memperbesar asset mereka menjadi USD 350 miliar per akhir 2020
• 
  
• E. Empat bank umum terbesar di dunia: ICBC, CCB, ACB dan BoC

Update: Per akhir 2017, menurut www.statista.com, ICBC (Industrial and Commercial Bank of China), CCB (China Construction Bank), ABC (Agricultural Bank of China) dan BoC (Bank of China), masing-masing berperingkat 1 (USD 4,12 triliun), 2 (USD 3,5 triliun), 3 (USD 3,4 triliun) dan 4 (USD 3,08 triliun) di dunia dalam hal asset, di atas JPMorgan Chase (USD 2,53 triliun), bank terbesar di AS. Catatan: Aset JP Morgan Chase dihitung berdasarkan US GAAP, yang mencantumkan hanya posisi bersih asset derivative,  dan asset keempat buah bank China itu dihitung berdasarkan IFRS, yang menghitung posisi gross asset derivative. Sebagai perbandingan, Development Bank of Singapore (DBS), bank milik pemerintah Singapura dan bank terbesar di Asia Tenggara, memiliki aset senilai USD 386 miliar per akhir 2017 (dbs.com).

Kembali ke Prospek Dolar dan Rupiah terhadap Yuan (RMB)

F. USD 550 miliar, jumlah perjanjian pertukaran mata uang Yuan dengan sejumlah negeri dalam Yuan dan mata uang local masing-masing

• Profesor tersebut juga menulis bahwa dalam makalahnya yang akan terbit, Daniel McDowell, seorang professor  di Universitas Syracuse, menulis bahwa bank sentral China, yaitu PBoC (Bank Rakyat China), telah membuat banyak perjanjian pertukaran Yuan dengan sejumlah negeri di dunia dalam mata uang local masing-masing, dengan total sekitar USD 550 miliar (IDR 7.425 triliun).
• Sebagai contoh, pada awal Oktober 2016, media massa Indonesia memberitakan bahwa pemerintah Indonesia dan China memperpanjang pengaturan pertukaran mata uang senilai 130 miliar Yuan, atau sekitar IDR 260 triliun. Perdagangan di antara kedua negeri akan dibayar dalam Yuan dan juga Rupiah.
•  
• G. Bank Indonesia mendirikan kantor perwakilan di Beijing

Pada 5 Januari 2018, Bank Indonesia dan PBoC telah menandatangani perjanjian pembukaan perwakilan Bank Indonesia di Beijing, ibu kota China. Itu adalah kantor perwakilan ke-5 bagi BI di LN dan kantor perwakilan bank-bank sentral asing ke-9 di Beijing. Semoga sangat bermanfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia.

• H. Negeri kreditur nomor dua di dunia:Per akhir 2016, menurut laporan Posisi Investasi Internasional oleh SAFE,  total aset keuangan luar negeri China adalah USD 6,4 triliun, yang mencakup investasi langsung dan portofolio China di seluruh dunia, derivatif keuangan, investasi lain-lain dan aset yang berupa cadangan forex, emas dll di Bank Sentral China. Setelah dipotong oleh semua investasi asing (PMA) langsung maupun tidak langsung (portofolio: saham, obligasi dll) dan semua kewajiban keuangan luar negeri pemerintah serta swasta China, aset keuangan luar negeri bersih China adalah USD 1,8 triliun sehingga China adalah negeri kreditur terbesar nomor 2 di dunia sesudah Jepang dengan sekitar USD 3 triliun (menurut Japan Times). 

I. Kerja sama China dan IMF untuk bantu Mesir pada 2016

Menjelang akhir tahun 2016, IMF setuju meminjamkan USD 12 miliar kepada Mesir. Untuk keperluan urgent itu, IMF minta China meminjamkan segera USD 2,5 miliar yang langsung diberikan oleh China. Pembahasan tentang kerja sama IMF dan China  mulai dilansir oleh Reuters pada 15 September 2016 (IMF sees "productive" talks with China, Saudi Arabia). 

J. Update 8 Oktober 2018: Panda bond dan dim sum bond

Karena besarnya aset perbankan China dan juga dalam rangka menunjang pemercepatan internasionalisasi CNY, pemerintah China mengijinkan perusahaan-perusahaan dari luar China untuk menebrbitkan obligasi dalam CNY baik di dalam pasar modal China sendiri maupun di luar China

1. Panda bond

Pelonggaran aturan untuk perusahaan-perusahaan besar dari luar China untuk menerbitkan obligasi panda (panda bond; obligasi dalam CNY di pasar modal China)

Pada 26 September 2018, Yicai Global memberitakan bahwa PBoC telah melonggarkan aturan tentang panda bond (obligasi CNY yang diterbitkan oleh perusahaan LN untuk dijual di pasar modal dalam negeri China ). Langkah itu dapat menyebabkan perusahaan-perusahaan dari LN menerbitkan panda bond dengan nilai total di atas USD 15 miliar pada tahun 2019.

2. Dim sum bond

Dim sum bond (obligasi dim sum; obligasi CNY yang diterbitkan di luar China oleh perusahaan-perusahaan dari China maupun dari  luar China.

Sebagai pelopornya, CDB  menerbitkannya di Hong Kong pada  Juli 2007. Sampai Juli 2010, hanya bank-bank China dan Hong Kong yang boleh menerbitkannya. Kemudian, dibuatlah deregulasi untuk mengembangkan pasar luar negeri dan internasionalisasi obligasi ini. Obligasi ini  semakin populer bagi perusahaan-perusahaan LN karena berbagai alasan, terutama untuk menikmati kenaikan kurs tukar CNY. Hong Kong adalah pasar terbesar untuk obligasi ini. CCB menjadi bank China pertama yang menerbitkan obligasi ini di London pada November 2012 sehingga diikuti oleh ANZ, HSBC dll. Pada 14 Januari 2014, obligasi ini dalam jumlah CNY 2,5 miliar juga diterbitkan di Bursa Efek Luxembourg.

Pada 2014 penerbitan dim sum bond di Hong Kong memuncak menjadi berjumlah CNY 288,5 miliar (sekitar USD 42 miliar). Di Hong Kong ada banyak sekali deposito dalam CNY sehingga bank-bank di sana senang jika ada perusahaan atau pemerintah asing menerbitkan dim sum bond.

Selama 2017, hanya CNY 56,2 miliar (USD 8,74 miliar) yang diterbitkan karena adanya persaingan dengan pasar obligasi antar-bank di China Daratan yang minta yield lebih rendah. Saat ini pasar obligasi antar-bank China bernilai sekitar CNY 52,3 triliun (sekitar USD 7,7 triliun dengan kurs hari ini).

Perusahaan dan pemerintah Indonesia dianjurkan memanfaatkan dim sum bond maupun panda bond. 

10. Investasi di luar China

Contoh-contoh:

MMG, salah satu BUMN terbesar di China, membeli proyek tembaga Las Bambas di Peru, senilai USD 7 miliar dari Glencore, pada 2014.

ChemChina, salah satu BUMN terbesar lainnya, dan salah satu perusahaan terbesar di dunia, membeli Syngenta dari Swiss senilai USD 45 miliar pada 2017. ChemChina juga adalah membeli Pirelli, pabrik ban terkemuka, senilai sekitar USD 8,5 miliar pada 2015.

Per 6 Desember 2017, Ping An Insurance, perusahaan asuransi swasta yang terbesar di China, dengan asset hampir USD 1 triliun,  memiliki sekitar 5,01% saham, senilai USD 9,8 miliar, di HSBC, salah satu bank yang terbesar di dunia. Ping An adalah pemegang saham terbesar kedua di HSBC setelah Blackrock dari AS, dengan hampir 7%.

Investasi-investasi lainnya akan dibahas lebih lanjut di artikel berikutnya.

Silakan share dengan semua teman.

Semoga bermanfaat.