Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Puisi Sederhana Sang Syantrie

11 November 2016   03:09 Diperbarui: 11 November 2016   04:07 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku antoligi puisi Syantrie Aliefya (dok pri)

Puisi, kerap diidentikkan dengan jiwa yang ringkas dari penulisnya. Larik-larik: kata-kata, kalimat, ujungnya sering sebuah perenungan penggubahnya. Dan itu, bisa pula sebuah pernyataan hati. Tentang apa saja, terlebih bila ia berusaha untuk menghadap ke Atas atas tarikan ketika baris-baris kata yang disusun untukNya sedekat-dekatnya membuncah.

Himpunan puisi dalam tajuk “Engkaulah Belahan”, hendak menuju dan diniatkan penyairnya kepada Yang. Mencoba mendekatkan, tersebab kekecilan dan kekerdilan dirinya. Jika sesungguhnya, itu sebuah upaya. Untuk sebuah pengakuan bisa panjang atas perenungan dan sekilas ketika “hidayah” itu terucap. Dan kemudian dituangkan. Semisal pada kuplet keempat PadamkanPijaran:

taklukan kerasnya karang

dengan hati penuh kelembutan

padamkan pijar api yang memuncak

dengan sikap bijak penuh kesadaran

Syantrie Aliefya, mencari diri dan mencoba mendekatkan diri dalam puisi-puisinya yang terbilang rata, tak begitu panjang bahasa puitiknya dan teks-teks yang dituangkan. Dengan rima yang terjaga, meski dengan daya ucap “lama”. Dan mudah untuk memahami apa yang tersurat dan tersirat. Kendati tetap menggunakan bahasa sastra, sebisanya. Ada bahasa yang ditarik dari Kitabullah yang diyakininya, yang jauh dari puisi-puisi yang digubahnya. Bukan sebuah perbandingan, tentu.

Kesadaran penuh sebagai seorang hamba Sang Khaliq dan kerinduan akan junjungannya, terbaca dengan jelas pada puisi yang dijadikan judul antologi ini: Engkaulah Belahan.

Engkaulah Belahan

Pemberi abadi keteladanan

Tak pernah bosan mengajarkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun