Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pak Ari dalam Untaian Mata Rantai Daur Ulang Materialisme Ekologis

18 Juni 2019   01:38 Diperbarui: 19 Juni 2019   15:37 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Ari dan Barang-Barang Bekas (dokpri)

Orang-orang seperti pak Ari adalah sosok-sosok yang kurang dikenal atau bahkan kurang disadari. Bagi sebagian besar kita, mereka ini kadang ada kadang tidak, karena menghargai barang-barang bekas bukanlah sebuah budaya hidup yang bisa dibilang sudah kita nikmati.

Kalau tidak demikian, maka seharusnya tidak banyak lagi sampah-sampah yang terbuang sembarangan. Bukan lagi hanya sebatas soal ekonomi, di budaya hidup seperti ini soal etika ekologi seharusnya sudah penting menjadi sebuah kesadaran guna memberi arah bagi hidup yang akan kita nikmati sehari-hari.

Ungkapan bijak yang mengatakan, "Singkirkan barang-barang yang tidak diperlukan, jika kamu ingin melangkah dengan ringan," kita maknai terlalu sederhana, sehingga kita menjadi begitu mudahnya mencap berbagai hal sebagai sampah. Bumi tidak akan cukup guna menampung material yang begitu mudah kita singkirkan dengan cara berpikir kita yang terlalu ekonomis.

Demikianlah sedikit kisah dari pak Ari. Ia adalah bagian dalam untaian mata rantai daur ulang barang-barang bekas. Kisah hidup dan pekerjaan sehari-harinya menggambarkan kenyataan dialektika materialisme dan etika ekologi yang berkelindan dalam kehidupan modern, dan mungkin telah dan masih sedang bermutasi, sadar atau tidak disadarinya.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun