Mohon tunggu...
tri prabowo
tri prabowo Mohon Tunggu... Karyawan -

Engineer PLC, lagi belajar nulis, Hobi Cersil, sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Serial: Andaru Wijaya [51]

12 Mei 2017   18:19 Diperbarui: 17 Mei 2017   15:04 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seri 50 / Sebelumnya

Seri 1 / Awal

Keesokkan harinya setelah menunaikan kewajibannya, Andaru Wijaya menyisir sungai Praga. Ia mengamati kekuatan gerombolan perampok di bantaran sungai itu.

“Gila! Jumlah mereka semakin bertambah. Bagaimana mungkin penduduk Kembojan mampu mengalahkan mereka,” Wijaya membathin.

Andaru Wijaya yang bersembunyi di sebuah gerumbul semak yang ada diseberang sungai Praga, jantungnya berdebar-debar. Iamenghitung dan menimbang-nimbang kekuatan perampok itu. Ternyata terdapat beberapa orang yang perlu diwaspadai, karenamereka memiliki tingkat Kanuragan yang mumpuni. Selain pimpinan mereka, terdapat beberapa orang lagi yang mempunyai peran lebih dalam gerombolan itu.

Wijaya tidak berlama-lama mengintai sarang gerombolan itu. Sesuai rencananya, hari itu ia akan ke Bligo untuk mencari tahu keberadaan Gendis yang ditawan dan ditempatkan didaerah itu.

Wijaya menyusuri jalan-jalan utama di Bligo, dari pengamatannya tidak ada yang mencurigakan di daerah itu. Hingga disebuah sudutdesa dilihatnya sebuah rumah cukup besar dengan sebuah halaman berpagar. Didepan rumah itu terdapat tanah lapang, yang disekitarnya terdapat anak-anak kecil sedang bermain kejar-kejaran. Ditepi tanah lapang tepat dibawah pohon sawo, dilihatnya seorang penjual dawet duduk terkantuk-kantuk menjajakan dagangannya. Wijaya kemudian menghampiri pedagang Dawet itu, untuk sekedar melepas dahaga dan mencari keterangan.

“Permisi kek!” sapa Wijaya.

Penjual dawet itu tersentak dari kantuknya. “Oh silakan angger! Apakah angger ingin membeli dawetku?”

“Benar kek, aku memang haus sekali, matahari terik sekali siang ini.”

Penjual dawet itu kemudian menyiapkan segelas dawet, yang dibubuhi gula aren yang manis untuk Wijaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun