Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kisah Kasih Merry dan Mohammed Melintasi Batas Budaya dan Agama

26 Juli 2017   20:28 Diperbarui: 26 Juli 2017   22:56 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Politician kicking asylum seekers just like a soccer ball', demikian kutipan sebagian narasi Mohammed seorang pengungsi Afghanistan yang ditahan di dalam 'detention centre' di sebah kota kecil bernama Pontville, yang letaknya di inggirang kota Hobart, Tasmania. Dikisahkna juga bahwa etnis Hazara dari Afghanistan merupakan jumlah terbanyak bahkan mencapai sekitar 95 persen dari seluruh tahanan.

Kisah mengenai asylum seekers atau pencari suaka yang sering juga disebut manusia perahu ini ditampilkan dalam sebuah film dokumenter yang berjudul 'Merry meets Mohammed' dan diputar dalam rangka merayakan World Refugee Day atau Hari Pengungsi Dunia yang diselenggarakan oleh UNHCR Indonesia bekerja sama dengan Imigrasi Indonesia.

img-7453-1-597897ce0a628c065d21ce32.png
img-7453-1-597897ce0a628c065d21ce32.png
Ketika melihat judulnya, memang sedikit mengundang rasa ingin tahu. Siapakah Merry dan siapakah Mohammed. Bisa saja kita membayangkan sebuah kisah asmara antara dua insan yang berlainan keyakinan. Apakah ini kisah ksih seorang pengungsi dengan penduduk Australia.

Namun, teka-teki ini terjawab ketika film yang diputar adalah sebuah dokumenter.Film yang menceritakan tentang rasa kemanusiaan yang mendalam dan mendobrak tabir yang memisahkan generasi, budaya, dan juga agama. Bahkan sangat menyentuh jiwa.

img-7469-597897ee7460f046ab372292.png
img-7469-597897ee7460f046ab372292.png
Merry, seorang perempuan tua berusia 71 tahun dan mempunyai teman bersosialisa perempuan sebayanya yang punya hobby sama yaitu, merajut. Ketika di Pontville dibangun fasiltias detention centre buat mengakomodasi para manusia perahu yang kebanyakan muslim, Merry dan teman-temannya kurang suka karena mempunyai prasangka buruk terhadap muslim. "Saya bahkan belum pernah meihat seorang lelaki muslim", demikian tandas Merry.

img-7475-597898170a628c07437506e2.png
img-7475-597898170a628c07437506e2.png
Namun, ketika berkunjung ke tahanan ntuk memberikan hadiah rajutan, Merry bertemu dengan Mohammed, lelaki muda, yang berasal dari Pakistan namun aslinya etnis Hazara dari Afghanistan. Perilaku dan nasib malang yang dihadapi Mhammed membuat Merry bersimpati dan secara perlaan-lahan pandangannya terhadap muslim pun berubah.

img-7473-1-597898370a628c05bc331402.png
img-7473-1-597898370a628c05bc331402.png
Bagaimana kelanjutan kisah persahabatan Merry dan Mohammed. Apakah Mohammed bisa bebas? Kisah nya hanya bisa kta saksikan dalam film dokumenter yang banyak menyabet pengharagaan baik di Australia maupun internasional ini. Untuk menyaksikan film ini anda tidak usah ke bioskop. Bisa menyaksikan di internet, salah satunya di www.kanopystreaming.com

Singkatnya dengan menyaksikan film ini, kita bisa melihat bahwa rasa cinta atas dasar kemanusiaan bisa melintasi batasan-batasan yang ada pada budaya, agama dan kebangsaan. Yuk kita contoh kisah Merry dan Mhammed yang begitu menginspirasi ini.

Judul film : Merry Meets Mohammed

Sutradara: Heather Kirkpatrick

Durasi : 80 menit

Bahasa : Inggris (tanpa teks)

Produksi : 2013

Sumber gambar: dokumen pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun