Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahkan di Belanda, Bung Hatta Berpidato dalam Bahasa Indonesia

17 Juli 2012   09:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:52 1661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_194638" align="alignnone" width="640" caption="Soevereiniteits Overdracht"][/caption]

Sabtu lalu, tanggal 14 Juli 2012, komunitas Sahabat Museum kembali mengadakan perjalanan menyusurijejak Bung Karnodi Preanger .Namun, penyelusuran sejarah Nusantara bahkan sudah dimulai semenjak peserta berada di dalam perjalanan menuju ibu kota propinsi Jawa Barat yang pernah terkenal sebagai kota kembang dan juga Paris van Java ini.

Dalam perjalanan dari Jakarta menuju Bandungmenyusuri jalan tol Cikampek dan Cipularang dengan bus “White Horse”, peserta Plesiran Tempo Doeloe yang ke 102 sudah disuguhi kilas balik sejarah ke masa perang kemerdekaan.Kisah ini ditampilkan dengan diputarkannya DVD yang berjudul Strijd om Indie atau Peperangan di Hindia yang sempat dibeli mas Adep sewaktu berkunjung ke negri Belanda beberapa saat yang lalu. DVD ini juga memiliki sub judul Het Nederland-Indonesische conflict 1945-1949.

Di film yang diputar selama hampir empat jam ini, kita dapat melihat lagi perjalanan sejarah Indonesia semasa setelah proklamasi pada 17 Agustus 1945 sampai dengan penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949. Asyiknya, kali ini versi yang kita tonton adalah versi atau arsip yang dimiliki oleh “musuh”, yaitu pihak Belanda.

Indonesia, sebelum merdeka disebut sebagai Hindia Belanda. Sedangkan dalam DVD ini hanya disebut sebagai Indie.Sehingga segala berita dari Indonesia akan disebut sebagai Niuews uit Indie.Sedangkan setelah merdeka disebut sebagai Indonesie.

Dalam film dokumenter ini, ditayangkan kembali segala aspek yang terjadi sejak perang kemerdekaan. Bagaimana Jepang kalah oleh sekutu dan kemudian Indonesia memproklamasikan kemerdekaan dan kemudian pihak sekutu pun ingin mengembalikan Indonesia kepada Belanda.Sehingga secara formal Belanda masih mengganggap Indonesia sebagai tanah jajahannya.

[caption id="attachment_194636" align="alignnone" width="640" caption="Strijd Om Indie"]

134251553659832890
134251553659832890
[/caption]

Yang paling menarik adalah sebuah film yang menggambarkan penyerahan kedaulatan yang terjadi pada 27 desember 1949 di Istana Dam.Judulnya adalah Soevereiniteits Overdrachtin Het KoninklijkPaleiste Amsterdamatau Penyerahan Kedaulatan di Istana Kerajaan di Amsterdam.

Pada film itu dilukiskan suasananegri Belanda yang diingin di akhir bulan Desember 1949, namun terlihat di lapangan di depan Paleis op de Dam banyak sekali masyarakat yang berkumpul terutama masyarakat Indonesia yang ada di Negri Belanda. Mereka dengan bersemangat menanti kedatangan Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta.Terlihat Bung Hatta memakai mantel hitam yang tebal namun tidak memakai penutup kepala atau peci.Upacara dimulai dengan Bung Hatta memeriksa barisan kehormatan dan kemudian gambar dilanjutkan dengan suasana di dalam istana.

[caption id="attachment_194637" align="alignnone" width="640" caption="Hatta sedang berpidato"]

13425155801922890390
13425155801922890390
[/caption]

Sebelum upacara dimulai, digambarkan dalam film ini suasana di istana, dimana perwakilan negri Belanda dan Indonesia sempat beramahtamah dan kemudian dilaksanakan upacara penyerahan kedaulatan dari Ratu Juliana kepada wakil presiden Republik Indonesia Bung Hatta. Dalam upacara ini terlihat juga Sultan Pontianak Alkadrie dan Prof Dr Supomo,. Sedangkan dari delegasi Belanda terlihat PM Belanda Willem Drees dan juga Van Royen yang terkenal dengan perjanjian Roem Royen itu.

Setelah penandatanganan teks naskah penyerahan kedaulatan , dilanjutkan dengan pidatoRatu Juliana dalam Bahasa Belanda. Setelah itu dilanjutkan oleh pidato Bung Hatta yang dibacakan dalam Bahasa Indonesia. Dalam acara itu, hampir semua pidato maupun protokoler dilaksanakan dalam dua bahasa yaitu bahasa Belanda dan Bahasa Inggris . Konon teks pidato dalam bahasa Indonesia yang ditulis tangan ini keesokan harinya diserahkan kepada PM Belanda sebagai kenang-kenangan.

Disinilah kita melihat betapa tingginya nilai nasionalisme Bung Hatta. Beliau mengucapkan pidato ini dalam bahasa Indonesia bukan karena beliau tidak bisa berbahasa Inggris atau Belanda. Tentu saja beliau fasih kedua bahasa itu. Apalagi beliau sempat tinggal bertahun-tahun di Belanda ketika menuntut ilmu di negri kincir angin ini

Penyerahan kedaulatan ini merupakan hasil dari Konperensi Meja Bundar atauRonde Tafel Conferentie (RTC) yang diadakan di Den Haag pada 23 Agustus sampai 2 November 1949.Dan bersamaan dengan penyerahan kedaulatan inilah maka keberadaan Republik Indonesia pun diakui di tatanan bangsa-bangsa di dunia.

Di film itu juga ditunjukan suasana di Istana Rijswijk (Istana Merdeka) yang ikut mendengarkan upacara secara langsung melalui radio. Di Jakarta upacara yang sama dilakukan oleh Wakil Mahkota Agung Negri Belanda Lovink kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Ternyata, di dalam bus pun kita dapat belajar sejarah dan dapat melihat betapa hebatnya rasa nasionalisme para founding fathers republik tercinta ini. Sayangnya DVD tadi hanya memiliki narasi dalam bahasa Belanda dan sama sekali tidak ada teksnya. !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun