Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ojek Online Madiun Respon "Keseleo Lidah" Prabowo: Baru Jadi Capres Sudah Didemo

27 November 2018   13:27 Diperbarui: 27 November 2018   14:23 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari belum lah sepenggalah. Pagi tadi tanpa sengaja informasi demo Ojek Online (Ojol) di Kota Madiun tersiar dari mulut ke mulut. Wah, bakalan sulit order Ojol hari ini donk, batin saya berkata demikian. Penasaran dan bertepatan dengan ada keperluan perbankan saya pun memesan Ojol. Tak butuh waktu lama saya mendapatkan pengemudi melalui layar aplikasi. Pelayanan mereka tak terkendala aksi ternyata

Tak berselang lama, pengemudi datang. Sudah menjadi kebiasaan, tiap kali menggunakan jasa ojol saya selalu berusaha komunikatif dengan pengemudinya. Tanpa dipancing-pancingpun biasanya sang pengemudi bercerita suka-duka selama menjadi pengemudi OJol. Namun, sejauh ini saya menangkap cerita yang cukup inspiratif dari mereka. Mulai dari bisa renovasi rumah dari hasil narik OJol, bisa membiayai kebutuhan sekolah anak-anaknya, bahkan bisa melunasi angsuran/cicilan kendaraan yang semula tersendat.

Wajar, jika sebagian pengemudi OJol akhirnya merespon kata-kata calon Presiden Prabowo. Sejauh ini respon Ojol terhadap fenomena "keseleo lidah" ala Prabowo memang cenderung beraneka ragam. Ada yang biasa-biasa saja, ada yang justru sebaliknya, meng-skak-mat balik kata-kata capres yang berupaya naik ke panggung politik untuk ketiga kalinya. Ketika saya tanya hal tersebut ke OJol yang  mengantarkan saya pagi tadi, sang pengemudi pun merespon datar namun mendalam. Ya bagaimana lagi ya, mereka yang komentar kan karena tidak menjalani. Kami yang menjalani sih bersyukur banget, sebab dapur tetap ngebul. Begitu kurang lebihnya.

Belum lagi Ojol yang saya tumpangi sampai di lokasi tujuan, dari arah berlawanan datang iring-iringan Ojok online dari dua brand kenamaan. Pertanyaan saya selanjutnya ke driver OJol adalah kenapa tidak ikut demo?. Santai driver ojol menerangkan bahwa demo tersebut tidak diwajibkan apalagi dipaksakan kepada semua. Artinya demo hari ini benar-benar murni dari hati nurani masing-masing pengendara yang merasa perlu untuk menyuarakan aspirasinya terkait perkataan Prabowo. Sehingga, pelayanan Ojol kepada pelangganpun tetap berjalan maksimal tanpa ada kendala.

Konvoi puluhan pengemudi Ojol Kota Madiun pagi ini pun menjadi pembelajaran menarik bagi saya. Betapa menjadi Pengemudi OJek Online atau yang kerap disebut tukang ojek ini pun adalah pilihan. Selagi jutru dari aktifitas itulah mendapat berkah  penghasilan bagi keluarga. Tidak ada yang perlu diprihatinkan seperti apa yang disampaikan Prabowo pada Indonesia Economic Forum beberapa hari lalu di Jakarta.

Dibandingkan dengan kota-kota lain, Ojek online di Kota Madiun dan sekitarnya memang belum seberapa banyak. Kehadiran "pasukan hijau" ini pun baru kisaran setahun keberadaannya. Meski kecil jumlahnya, Ojek Online Madiun turut menghidupkan geliat aktifitas warganya baik untuk urusan mobilitas maupun mengangkat kuliner pecel menjadi lebih kekinian melalui aplikasi layanan antar yang mereka miliki. Dan mungkin itu salah satu sisi yang belum Pak Prabowo ketahui. Bahkan mungkin belum pernah mencobanya. Bahwa selama ini, diam-diam ojek online menjadi mitra dari para pelalu usaha kuliner. 

Beruntung saya tidak kehilangan momentum saat Ojek Online Kota Madiun Merespon keseleo lidah ada Prabowo. Satu jam saja, Durasi yang singkat untuk sebuah penyampian aspirasi. Dari informasi yang saya dapatkan, Aksi para pengemudi Ojek online dimulai sejak pukul 09.00 dengan berkumpul di Alun-alun KOta Madiun tepatnya di sekitar Monumen  Kolonel Mahardi. Dilanjutkan dengan konvoi tertib melintas Jl, Perintis Kemerdekaan. Singgah Di Halaman Gedung DPRD KOta Madiun , berlanjut ke Balaikota Madiun dan kembali ke alun-alun. 

dok.pri
dok.pri
Praktis, sepanjang pengamatan saya ini bukan demo politis terlebih ada kepentingan yang menunggangi. Hanya pengemudi Ojol yang merasa tidak sreg dengan ucapan Prabowo saja yang tergabung didalamnya. Tanpa ada paksaan, semua berjalan sebatas solidaritas dari hati. Tidak ada atribuk berlebihan dalam aksi singkat ini. Hanya kata-kata aspirasi yang ditulis diatas kertas manila (kami menyebutnya) dengan sederhana seperti :

"OJOL  Bukan Pekerjaan REMEH"

"Jangan Caci Maki Kami"

ataupun 

"Go-Jek Madiun Anti Politik Kotor"

Lantas, saya pun kembali mencerna apa yang disampaikan oleh Prabowo. Sehingga Ojek Online Madiun pun turut merespon ucapan yang seharusnya tidak begitu saja lepas dari kandidat Presiden. Berbicara di hadapan forum ekonomi internasional mustinya memiliki standai konten yangberbeda manakala sedang berorasi atau pidato di hadapan massa pendukungnya. Sebagai kandidat Pemimpin, apa yang disampaikan Prabowo adalah bentuk pesimistik sekaligus auto kritik terhadap kondisi sumber daya manusia Indonesia. Padahal seharusnya, menjadi pemimpin itu harus menebarfkan semangat optimisme. JIka ada infografik positif terkait pertumbuhan layanan transportasi online yang menandakan bahwa sumber daya manusia Indonesia adalah pekerja keras, kenapa harus menampilkan meme yang justru bernilai sebaliknya?. Blunder pun kembali melanda..

Dalam transkrip akhir presentasi Prabowo, Tribunnews.com melansir kalimat lengkap yang di sorot di layar kaca berita satu. Tentu , menjadikan blunder Prabowo semakin jelas terasa. Prabowo menyebut bahwa menjadi supir ojek adalah realitas yang kejam. begitu kurang lebihnya. Sekejam apakah?. Tentu tak sekejam saat Pengemudi Ojek Online melakukan demontrasi dimana-mana, kemudian terjadi penculikan di sana sini. Ah yang benar saja, Supir Ojek mau diculik Juga?. 


sumber. beritasatu.com
sumber. beritasatu.com
Saya pun mengakhiri moment melihat aksi para supir ojek dengan kembali memesan layanan melalui aplikasi. Notifikasi pemesanan berbunyi, sesaat dilayar ponsel muncul nama ##### Yani. Waw, supir ojek perempuan akan mengantarkan saya pulang menjelang siang. Tak lama mbak Yani muncul dengan senyum ramah. Sesat kemudian kami pun berbincang meski badan tak saling berhadapan. Disela deru laju kendaraan, kami kerap terkekeh membicarakan ucapan kejamnya realitas akibat menjadi tukang Ojek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun