Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

TMMIN Factory, "Samurai"nya Industri Otomotif Indonesia

21 Juni 2015   20:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:41 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pola taktik juga strategi jitu berdaya tepat guna sangat diperlukan kehadirannya untuk bisa mengungguli kompetisi industri otomotif dunia yang terus jauh melesat. Jika strategi yang digunakan tidak tepat dan tidak berdaya guna, maka mungkin sekarang kita belum bisa melihat dan merasakan kehadiran canggihnya mobil-mobil kelas terbaik dari Toyota seperti Fortuner, Inova, Rush, Yaris dan lainnya. Inilah makna mendalam yang saya dapatkan saat saya bersama 20 Kompasianer terpilih berkunjung ke TMMIN Sunter 1 Jakarta.

Adalah konsep "Pentingnya membangun manusia baik sebelum melahirkan produk terbaik" digunakan sebagai dasar pijakan TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) dalam bekerja dan berproduksi. Diperlukan manusia yang berkarakter baik sebelum membuat produk terbaik. Dan inilah perjalanan panjang penuh saya sehari di TMMIN Factory yang tidak akan pernah terlupakan hingga nantinya saya bisa ceritakan kepada cucu buyut saya kelak.

Menyebut karyawan Pabrik TMMIN dengan sebutan "member" adalah sebuah penghargaan besar dari perusahaan TMMIN. Konsep penghargaan perusahaan pada karyawan ini sekarang banyak dipakai perusahaan-perusahaan berskala besar. Yang saya ingat adalah Pak Joseph T.Wulianandi,  Pendiri Joger "pabrik kata-kata" Bali selalu menyebut karyawan sebagai keluarga. Benar, karyawan adalah "member" perusahaan dan sekaligus anggota keluarga yang patut dihargai.

Prinsip ini diperkuat oleh Visi Toyota yang berpusat di Jepang untuk " mengembangkan kehidupan sosial ekonomi orang lokal di tempat Toyota beroperasi".

Inilah makna luas "samurai" yang akan saya paparkan.

Ada sebuah aturan yang dijelaskan bahwa member TMMIN saat berjalan di dalam pabrik, tangannya tidak boleh dimasukkan ke dalam saku celana, seperti sedang bergaya. Banyak kompasianer yang menduga, ini dikarenakan mengurangi aksi kriminal yang mungkin terjadi, seperti mencuri skrup/baut/spare part mobil. Ternyata, alasan yang disampaikan member bukanlah itu. Melainkan agar kedua tangan pejalan kaki dalam pabrik bisa bergerak bebas termasuk siap menahan dirinya saat ia terjatuh. Ini mengingatkan saya pada sikap seorang ksatria Jepang yang gagah saat berjalan. Ia tidak boleh takut hadapi hidup dan maut. Bahkan kedua tangannya saja harus dalam keadaan siap.

Itu baru satu sikap "Samurai" yang saya terjemahkan bebas menjadi sikap dan cara berjalan keseharian para member di TMMIN Factory ini.

Namun jangan lekas membayangkan kalau kata "samurai" disebut kita bakal menemui realnya seperti dalam film "Samurai" nya Hollywood itu. Namun lebih memaknai dan menterjemahkan konsep Bushido nya orang Jepang yang terkenal itu dan dipakai kaum elit samurai ternyata diterapkan juga di TMMIN ini.

"Siapa sih yang tidak kenal Toyota?", pertanyaan retorika ini mengiang di telinga saya siang itu.

Pertanyaan ini menimbulkan olah pikir "flash back" dalam diri saya. Di tahun 1998, saya pernah memiliki sedan Toyota Corolla produksi tahun '76 berwarna merah. Mesinnya benar-benar tangguh. Saya belum pernah sama sekali dibuat susah. Perjalanan luar kota, dari Semarang (sebelum pindah ke Denpasar) ke Jakarta, Cilacap, Yogyakarta, Banjarnegara hingga Surabaya pernah saya lakukan bersama Corolla '76 itu. Itulah kesan dahsyat dalam benak ini yang tertancap, bahwa Toyota memang bukan sembarang mesin. Awetnya mesin sampai menahun, asal kan kita tahu bagaimana cara merawatnya dengan baik.

Bagaimana Toyota Indonesia Berproduksi ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun