Berbagi Pengalaman Berharga melalui Teks Rekon - Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka
Monolog Ode Untuk Indonesia adalah karya Muhammad Yasir, yang saya bacakan untuk tujuan pementasan.
Sanggar Budidoyo bersama Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga dan didukung Dewan Kesenian Purbalingga (DKP) menggelar Ngaji Budaya
Aku berdiri di sini, merenung dalam kehampaan yang mendalam. Kehampaan yang tak terlukiskan, lebih kejam dari apapun yang pernah aku rasakan
Di dalam sunyi yang merajalela, Aku, sebuah monolog rasa, terhanyut.
Karena pertemuan ini hanya empat puluh menit, dan setelahnya, hidupku tak sama.
Detik-detik Kehilangan: Terjebak dalam kegelapan, sebuah monolog menggugah tentang arti dan cahaya di balik setiap kehilangan.
Dalam monolog iblis, terungkap rahasia cinta dan ketidaksempurnaan manusia. Dari kehancuran lahir keberanian
"Cinta di tangan iblis, menjadi racun mematikan. Hati terbelah, janji palsu, dalam tarian dosa yang merasuk jiwa. Akankah cinta sejati bertahan?"
Ekprsei cinta itu bebas sebebas-bebasnya, cinta Alloh subhanahu wata'ala dengan menghormati anak kita, anak itu membawa keberkahan untuk orangtua.
Aku ingin mempelajarimu, untuk menanamkan wajahmu ke dalam pikiranku sehingga aku dapat melihatnya ketika sedih
Didalam hidup ada kalanya untuk kita berhati-hati, ada saatnya untuk berhenti dan ada saatnya untuk terus berlari. Syukuri dan gapai ridho illahi.
Sungguh syeitan adalah musuh yang nyata, mereka dari golongan jin dan manusia. Maka berlindunglah kita kepada Alloh subkhanahu wata'ala. Barokalloh.
Mengembalikan trend permainan jaman kecil ku dulu, untuk meracuni bocil jaman sekarang yang mentalnya pada terganggu karena game telah mejadi candu.
Menyusuri jalan setapak menuju kemenangan, menuju cahaya yang terang benderang, cahaya keagungan tuhan semesta alam, ridho-Nya adalah puncak kemuliaan
Monolog riuh beradu dalam pikirannya. terpojokkan—membawa raut kesedihan atas reputasi ketidaklayakan yang oh ini hanya panggung sandiwara, ucapku.
Kemolekannya menginspirasi, memanjakan mata seorang diri, hembusannya lembut menggoda, gairah jiwa kembali bergelora, hasrat cinta liar membara.
Langit tak selamanya mendung, pelangi muncul setelah hujan, beserta kesulitan selalu ada kemudahan, syukuri dan nikmati ketetapan-Nya, Barokalloh.
Tradisi, budaya, kearifan lokal semua tergerus oleh jaman. Desa ku yang dulu tak lagi sama dengan yang sekarang, kini jati diri desa telah hilang.