Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tentang Bahan Bakar Satelit dan Permasalahannya

4 November 2018   07:24 Diperbarui: 5 November 2018   16:27 2273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara lain, bisa digunakan untuk menggerakkan antena ke arah bumi agar komunikasi yang berfungsi sebagai navigasi (mengatur posisi pada orbit dan sebagainya), maupun untuk pertukaran data (misalnya pengiriman foto yang diambil dari teropong di angkasa luar ke bumi) bisa berjalan dengan baik. 

Tenaga penggerak dari bahan bakar itu digunakan juga untuk mengarahkan panel surya yang terpasang pada satelit atau wahana luar angkasa ke arah datangnya sinar matahari untuk pengisian daya.

Jadi kalau bahan bakarnya sudah habis, maka satelit tidak akan bisa dikontrol lagi geraknya sehingga akan di"pensiun"kan. 

Seperti wahana angkasa luar Keppler (K2) yang telah diumumkan oleh NASA akan berakhir penggunaannya, bahan bakar yang dibawanya diprediksi akan habis, sehingga Keppler nantinya tidak akan mampu lagi untuk menggerakkan antenanya ke arah bumi. Hal ini otomatis akan membuat Keppler tidak mampu lagi melakukan komunikasi regulernya dengan DSN (Deep Space Network).

DSN ini adalah kumpulan antena radio raksasa, yang digunakan untuk mendukung misi antariksa, maupun bagi satelit yang mempunyai orbit mengitari bumi. Lokasi DSN tersebar di California (Amerika), Madrid (Spanyol) dan di Canberra (Australia). Tiga lokasi ini memang dibuat terpisah dengan jarak antar lokasi sekitar 120 derajat dari garis bujur. 

Tujuannya adalah, agar komunikasi (dengan satelit atau wahana angkasa luar) tidak terputus, jika salah satu lokasi berada di posisi yang berlawanan dan "tersembunyi" dengan satelit atau wahana antariksa karena planet kita berputar. Pada keadaan tersebut, maka lokasi lain bisa mengambil alih tugas antena di lokasi itu untuk melanjutkan komunikasi dengan satelit (atau wahana angkasa luar).


Pentingnya prediksi sisa bahan bakar 

Hal terpenting yang harus diperhatikan sehubungan dengan bahan bakar satelit adalah perlunya sistem yang bisa memperkirakan kapan bahan bakar akan habis dengan tepat. 

Karena sisa bahan bakar pada satelit berguna untuk mengendalikan satelit yang akan mengakhiri masa aktifnya, agar tidak membahayakan pergerakan satelit lain, misalnya membawanya kembali ke bumi dengan menabrakkan pada lapisan atmosfer agar terbakar habis saat jatuh.  Atau, sisa bahan bakar juga bisa digunakan untuk, misalnya membawa satelit yang sudah akan habis bahan bakarnya agar menjauh dari bumi atau menjauh dari orbit yang akan dilintasi oleh satelit lain yang masih aktif.

Tapi celakanya, perkiraan akan berapa banyak bahan bakar yang tersisa pada tangki yang dibawa satelit tidaklah semudah seperti membuat perkiraan sisa bahan bakar pada tangki di kendaraan yang biasa kita pakai (misalnya motor atau mobil).  

Pada tangki mobil atau motor, untuk mengetahui sisa bahan bakar umumnya masih dipakai metode konvensional, di mana ada pelampung yang bisa naik atau turun sesuai dengan ketinggian bahan bakar pada tangki, yang kemudian mentransfer informasi ini ke rangkaian elektronik dan menyajikannya di layar pengendara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun