Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kenapa Pekerja Perlu Program Pensiun?

17 Mei 2024   10:04 Diperbarui: 17 Mei 2024   10:06 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang bertanya, kenapa pekerja atau karyawan perlu program pensiun? Maka saya menjawab, bahwa hari tua atau masa pensiun itu penuh ketidak-pastian. Tidak ada jaminan orang yang saat bekerja (memiliki gaji) dapat tetap hidup layak di masa pensiun. Apalagi saat pensiun, siapapun tidak lagi punya gaji atau penghasilan. Jadi, dari mana uang untuk menutupi kebutuhan hidup dan biaya sehari-hari?

Saat bekerja kita punya gaji, tentu bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup bahkan gaya hidup sekalipun. Tapi saat pensiun, kita tidak punya gaji lagi? Lalu dari mana untuk memenuhi biaya hidup? Bergantung pada anak-anak, bisnis (kalau untung), atau "terpaksa" menjual aset yang dimiliki sekalipun tidak mudah. Atas alasan itulah, setiap pekerja atau karyawan perlu program pensiun. Istilahnya, "sedia payung sebelum hujan". Siapkan program pensiun sebelum masa pensiun tiba. Karena siapapun, cepat atau lambat, pasti akan pensiun.

Faktanya hari ini, 9 dari 10 pekerja sama sekali tidak siap untuk pensiun. Bahkan 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan (bila tidak mau dibilang jatuh miskin). Bangga punya JHT BPJS padahal bila dicermati berapapun akumulasi dana di JHT BPJS bila dipakai secara disiplin, hanya bisa meng-cover 10% dari gaji terakhir yang kita miliki. Artinya, bila kita sebelum pensiun bergaji Rp. 10 juta, maka dari program wajib seperti JHT/JP BPJS hanya bisa memenuhi Rp. 1 juta atau 10% dari tingkat penghasilan pensiun yang dibutuhkan.

Maka suka tidak suka, setiap pekerja harus menyiapkan masa pensiunnya sendiri. Agar bisa memenuhi biaya hidup di hari tua. Agar mampu memelihara gaya hidup setelah pensiun. Dan yang terpenting, tidak mengalami kesulitan keuangan di masa pensiun, termasuk untuk menebus obat saat sakit. Sangat penting, pekerja menyiapkan masa pensiunnya sendiri.

Lalu, bagaimana caranya? Tentu ada banyak cara untuk menyiapkan masa pensiun. Salah satu caranya, adalah menjadi peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dengan menyisihkan sebagian gaji menjadi iuran pensiun setiap bulan. Untuk dijadikan manfaat pensiun sebagai kesinambungan penghasilan di hari tua, saat tidak bekerja lagi. DPLK, setidaknya memberi 5 (lima) keuntungan utama bagi pekerja, yaitu: 1) ada dana yang pasti untuk hari tua atau masa pensiun, 2) ada hasil investasi yang optimal selama menjadi peserta, 3) ada insentif pajak yang diperoleh saat manfaat pensiun dibayarkan, 4) tidak mengalami kesulitan keuangan di masa pensiun, dan 5) mampu mempertahankan gaya hidup seperti saat bekerja. Karena dengan DPLK, berarti setiap pekerja punya penghasilan yang berkesinambungan di masa pensiun. 


Jadi jelas, masa pensiun wajib dipersiapkan sejak dini. Pekerja atau karyawan pun perlu memiliki program pensiun. Karena dwari waktu ke waktu, biaya hidup semakin besar dan meningkat. Nilai uang hari ini pasti turun di saat kita pensiun. Belum lagi, usia harapan hidup orang Indonesia pun makin panjang, kini berada di usia 72 tahun. Sedangkan pensiun di usia 55 tahun. Lalu dari mana dana untuk membiayai hidup di sisa usia?

Maka mulailah siapkan program pensiun untuk diri sendiri. Kalau tidak sekarang, mau kapan lagi? Kalau bukan kita, mau siapa lagi? Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun