Tahun 2013 bukanlah tahun 2017. Garuda Nusantara juga bukan Garuda Jaya. Sementara negeri Paham Ho, dalam beberapa tahun terkhir maju pesat dalam level sepakbola usai muda. Catatannya, terbaru, Vietnam berhasil lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2017 berkat keberhasilannya masuk semifinal Piala Asia U-19 tahun 2016. Dalam level U-22, Vietnam juga menggempur habis timnas U-22 pasukan Luis Milla dalam SEA Games Malaysia.
Dalam ajang Piala AFF U-18, Vietnam juga telah mengirimkan sinyal sebagai pesaing utama Indonesia menuju semifinal dengan kemenangan meyakinkan meladeni Brunei dan Filipina.
Kendati Vietnam maju pesat dalam sepakbola usia muda, bukan berarti timnas Garuda Nusantara harus minder saat meladeni tim Negeri Paman Ho ini. Kemenangan Indonesia atas Myanmar dan Filipina, lalu kemenangan Vietnam atas Brunei dan Filipina, tidak dapat dijadikan tolok ukur akan hasil pertandingan Senin nanti.
Yang pasti, pertandingan atara Vietnam versus Garuda Nusantara akan sarat gengsi dan bertensi tinggi. Siapa yang cerdas teknik, intelektual, personalitas, dan fisik, maka dialah pemenang pertandingan. Kuncinya, siapapun yang cerdas mental dan pandai memainkan emosi lawan, dialah yang akan mengambil keuntungan dan menang.
Partai Indonesia versus Vietnam, sejatinya bukan lagi perang teknik dan fisik, namun siapa yang dapat menerapkan strategi dan intrik, garansi poin 3 di tangan.
Ayo, Egy dan kawan-kawan, target meraih juara Piala AFF U-18 tahun 2017, jangan jadikan beban. Mengalir saja jalani pertandingan demi pertandingan, menang permainan dan gol demi menuju partai final.
Ingat ajang Toulon 2017
Untuk menyingkirkan Vietnam, Egy dan kawan-kawan harus mengingat kisah manis turnamen di Paris Perancis lalu. Menghadapi Brasil, Republik Ceska, dan Skotlandia yang notabene, satu atau dua level di atas timnas, kalian menunjukkan performa yang tidak mengecewakan. Mampu mengimbangi ketiga tim dengan lebel dunia itu dengan catatan mengesankan menang penguasaan bola. Permainan pe-pe-pa (pendek-pendek-panjang) ala Indra Sjafri menjadi andalan hingga panitia memberikan penghargaan bahwa Garuda Nusantara menjadi wakil terbaik Asia di ajang tersebut.
Gaya pe-pe-pa yang kental saat di Toulon, ternyata adalah bagian dari strategi menerpakan kecerdasan bermain dan mengendalikan emosi, karena sadar level teknik dan fisik lawan yang dihadapi jauh lebih meumpuni.
Gaya ini, ternyata belum dapat teraplikasi dengan baik di Piala AFF U-18 kali ini. Atau demi prestasi, tidak perlu lagi berpikir tentang gaya pe-pe-pa. Tidak penting permainan cantik, namun kalah dalam gol. Tetapi yang pasti, untuk meretas juara, maka disetiap pertandingan dibutuhkan gol dan gol, maka menang, namun tetap kendalikan kecerdasan dan emosi, itulah strategi terbaik di luar mengandalakan teknik dan fisik.