Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

U-19 Bikin Was-was! Menang Berapa Versus Filipina?

7 September 2017   17:09 Diperbarui: 11 September 2017   08:48 1549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyikat Myanmar dengan susah payah, lalu beberapa menit lagi, sore ini,  akan menghadapi Filipina yang baru dipecundangi Brunei. Apakah timnas usia sembilan belas mampu menunjukkan permainan terbaiknya dengan kuat dalam pengusaan bola, tidak ceroboh di pertahanan, dan tidak bermain monoton?

Bahkan, Rabah  Benlarbi, alenatore Myanmar U-19 enggan mengakui bahwa timnas U-19 adalah tim yang tangguh, kendati Myanmar ditekuk Egy seorang diri dengan 2 golnya. Masih dengan tak mau menerima atas kekalahannya, Rabah melanjutkan bahwa, andai pemain-pemain asuhannya tidak panik dan melakukan kesalahan sendiri, maka Myanmar U-19 pasti menyingkirkan timnas U-19.

Apa yang diungkap oleh pelatih berkepala plontos ini, sejatinya masuk akal dan logis. Sebab, penggawa Garuda Nusantara memang dibikin menang karena adanya sosok pembeda yang bernama Egy Maulana Vikri.

Myanmar yang begitu mudah menceploskan bola ke gawang Indonesia dalam sebuah serangan balik, menunjukkan bahwa pemain bertahan dan pemain belakang kita memang ceroboh, kurang cerdas membaca permainan lawan dan kurang kecepatan dalam transisi.

Sepanjang Myanmar berhasil merebut bola dan masuk ke daerah pertahanan  Indonesia, yakin, publik sepakbola nasional luar biasa was-was, karena bukan tidak mungkin tombak-tombak Myanmar kembali menjebol gawang Muhammad Riyandi. Beruntung Garuda Nusantara memiliki Egy.

Tengok betapa timnas U-22 kesulitan membongkar pertahanan Vietnam di SEA Games lalu, saat Evan Dimas sedang dalam hukuman akumulasi kartu kuning dan duduk di tribun penonton. Lalu timnas U-22 menjadi bulan-bulanan dan hanya mampu mengimbangi dengan memperkuat pertahanan yang saat itu masih ada Hargianto di gelandang bertahan, dan Hansmu di poros halang. Meski sepanjang pertandingan timnas U-22 diserang, namun gawang tetap selamat dari kebobolan.

Begitupun saat timnas U-22 melakoni laga semi final menantang Malaysia. Ketiadaan Hansmu di poros halang, lenyapnya Hargianto di gelandang bertahan, lalu Manewar menjadi penonton manis. Apa yang dapat diperbuat oleh timnas kendati ada Evan Dimas? Tak cukup Evan Dimas menakodai permainan dengan kondisi belakang, tengah, dan depan yang kurang dukungan dari yang bernama sosok pembeda. Artinya, timnas U-22 boleh dibilang memiliki sosok pembeda empat pemain yang pada akhirnya dapat mengubah hasil pertandingan menjadi kalah atau menang.

Nah, dalam tubuh Garuda Nusantara, sosok pembeda baru terlihat 1 pemain, yaitu Egy. Namun, Egy pun mengikuti jejak seniornya, bahkan baru dipertandingan perdana sudah mengantongi kartu kuning.

Memang, mengamban target mengulang sejarah tahun 2013 tatkala timnas U-19 "Garuda Jaya" Evan dimas dan kawan-kawan meraih gelar Piala AFF-19, pasukan U-18 "Garuda Nusantara" Egy Maulana Vikri dan rekan yang masih tetap dipimpin oleh pelatih yang sama, Indra Sjafri bukanlah pekerjaan semudah membalik telapak tangan. Apakah Garuda Nusantara, dapat menembus kegagalan demi kegagalan timnas yang lain? Bila dalam pertandingan perdana saja sudah membikin was-was?

Kegagalan demi kegagalan pasukan Garuda mulai dari U-16 di Piala AFF U-15, lalu U-22 di SEA Games Malaysia, dan tak berdayanya timnas senior dalam laga uji coba FIFA versus Fiji, seharusnya tidak menjadikan timnas U-18 terbebani. Seharusnya Egy cs, plus Indra dan jajaran pelatih, tetap berpikir tenang, tidak terbeban. Jalani saja setiap pertandingan sesuai dengan strategi dan pola yang selama ini telah dirancang.

Bila timnas lainnya telah lebih dulu berjuang dan belum berhasil mengantarkan tropi dan medali untuk publik sepakbola nasional, maka Garuda Nusantara, harus tetap percaya diri, bahwa sepakbola Indonesia memang sedang berupaya bangkit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun