Mohon tunggu...
masunardi
masunardi Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen

hanya dosen jelata...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ternyata Ada Calo Wisata di Bangkok

2 Januari 2019   04:39 Diperbarui: 2 Januari 2019   09:14 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grand Palace Bangkok (dokpri)

Peta tidak punya, pengalaman minim, meskipun kami bertiga. Akhirnya kami ke jalan sambil mencari-cari orang yang bisa ditanya. Namun ternyata orang Thailand  juga tidak banyak yang paham Bahasa Inggris apalagi Bahasa Indonesia.

Menyetop serombongan anak muda yang sedang jalan juga tidak menyelesaikan masalah. Malah sama-sama bingung. Internet tidak ada jadi tidak bisa mencari grab atau minimal google map. Seperti orang hilang jadinya. Akhirnya ada orang yang mendekati kami, lumayan, sedikit bisa berbahasa Inggris. Dia mengarahkan kami agar naik Tuk-tuk dulu ke dermaga penyebrangan lalu naik boat. Ongkos katanya bervariasi tergantung tujuan kami ke beberapa wisata tepi sungainya. 

Agak was-was juga, karena sebelum berangkat banyak tulisan di internet yang SANGAT tidak menyarankan naik Tuk-tuk bagi orang asing, angkot khas Thailand, karena tarifnya kadang gila-gilaan. Tetapi orang yang mengarahkan kami meyakinkan tarif Tuk-tuk murah, hanya sekitar 60 bath untuk bertiga (mungkin di melihat raut muka ragu kami). 

Akhirnya kami manut. Kami naik Tuk-tuk dengan ongkos murah namun deg-degan karena sepanjang jalan ngebut nggak jelas seperti terburu-buru, ditambah sopirnya nggak bisa Bahasa Inggris sehingga kami cuma diam dan tahunya setelah sampai bayar 60 bath.

Ternyata Tuk-tuk berhenti di dermaga kecil sekitar pasar, jaraknya tidak terlalu jauh dari Grand Palace sebenarnya, tetapi tanpa persiapan peta adalah masalah bagi kami. Sampai di dermaga, sebelum turun sudah ditunggu calo atau preman penyebrangan, banyak tato tapi agak gemulai. Dia banyak ngomong dan menawarkan beberapa paket wisata dengan tarif masing-masing. Kami bilang cuma mau ke Wat Arun saja. 

Bermodal tulisan di kertas lusuh dia menawarkan ongkos 1200 Bath kalau ditunggu dan 500 Bath kalau sekali jalan saja, alias diantar tapi tidak dijemput. Hmm...cukup mahal ternyata biayanya. Tapi bagaimana lagi, namanya liburan tipis-tipis yang tidak direncanakan, mumpung ada kesempatan. Untung ada kawan yang cukup pandai menawar harga, akhirnya deal di harga 400 bath untuk menyeberang kami bertiga. 

Kami bayar 400 Bath dan langsung disuruh naik perahu. Ternyata oh ternyata, perjalanan dengan biaya 400 Bath (sekitar 200 ratus ribu rupiah) teramat singkat karena hanya menyeberang tegak lurus sungai Chao Prahya dengan jarak tidak lebih dari 250 meter. Praktis tidak sampai 5 menit dengan biaya semahal itu. Kami mulai bengong karena bingung. 

Tambah bengong ketika sudah menepi kami dibantu naik ke daratan oleh beberapa orang yang standby di tepi sungai dengan uluran tangannya sigapnya yang membantu kami turun dari boat karena arus sungai cukup deras dan boat tidak bisa diam. Puncak bengong adalah ketika begitu turun dari boat kami dimintai uang masing-masing sebesar 10 Bath untuk ongkos boat landing, istilah asing dan baru bagi kami. Ternyata ada kosakata yang tak akan kami lupakan di sungai Chao Phraya, boat landing fee.  Hmm...kami merasa ada masalah di sini. Total biaya untuk menyeberang sungai adalah 430 Bath untuk bertiga.

Biaya masuk ke kuil Wat Arun tidak terlalu mahal, cuma 20 Bath, sangat tidak sebanding dengan ongkos menyeberangnya yang demikian mahal. Sambil beli tiket masuk, kami diskusi bagaimana jalan pulang nanti. 

Mencari jalan termurah ke hotel. Kami kemudian berpikir dan belajar otodidak tanpa sumber tertulis tentang Chao Phraya, letak Wat Arun dan Asiatique yang kami kunjungi kemarin pasti sejajar sepanjang sungai itu. Jadi kami bisa pulang melalui Asiatique dulu baru kemudian naik BTS ke hotel. Ongkos BTS ke stasiun terdekat kemarin hanya 15 bath, jadi pasti lebih murah. 

Tinggal mencari informasi berapa ongkos naik boat dari Wat Arun ke Asiatique, kebetulan di situ terlihat antrian panjang orang yang akan naik boat untuk pergi meninggalkan Wat Arun. Kami lalu tanya ke Satpam di sana tentang boat ke Asiatique, sambil ragu dan menengok kanan kiri dia menjawab bahwa antrian itu juga sebagian menuju Asiatique dan ongkosnya membuat kami seolah mau pingsan. Ternyata hanya 4 bath per orang, ongkos itu sama dengan ongkos resmi menyeberang dari dermaga sebelumnya ke sini. Oh my God!!!...Kami tertipu calo di Thailand karena kebodohan. Biaya menyeberang yang seharusnya hanya 12 Bath bertiga harus kami bayar 430 Bath...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun