Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pertama Kali Mudik Gratis dengan Kapal Laut PELNI

23 Juni 2017   09:41 Diperbarui: 4 Juli 2017   20:28 2103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga kali lebaran, tiga tahun pula mudik dengan bus. Dari tiga kali mudik dengan bus baru sekali yang lancar. Tahun 2015 saya naik Bus Damri. Meskipun bus jurusan Kemayoran-Bobotsari ini tergolong tidak muda lagi, bus ini melaju kencang dari Jakarta hingga Cikampek, perjalanan lancar. Perjalanan bus mulai tersendat berebut jalan dengan sepeda motor ketika memasuki jalur Pantura. Selepas Cikampek bus meyusuri jalur Pantura. Dengan maraung dan merayap pelan,  bus ini bisa tiba di Brebes dengan waktu tempuh 13 jam seiring kemacetan di jalur Pantura.

Pelan tapi pasti kemacetan mulai terurai, sayangnya kini giliran busnya yang mogok, setelah diperiksa sopir dan kernet, bus tidak bisa melanjutkan perjalanan. Saya dan 45 orang lainnya terpaksa menunggu bus pengganti yang datang dari Purwokerto. Alhamdulillah setelah menunggu 5 jam kami bisa menggunakan bus yang seharusnya tujuan Jakarta. Setelah menempuh waktu 43 jam kami tiba di Bobotsari, Purbalingga, kampung kelahiran dan tempat tinggal saya saat ini.

Tahun 2016 setelah bertugas dari Pontianak dari Bandara Soekarno Hatta saya menuju Terminal Kalideres untuk mencoba peruntungan, mencari bus tujuan Purwokerto, saya naik bus lagi karena ada Tol Cipali yang sudah dioperasikan, harapanya melalui Tol Cipali perjalanan akan lancar hingga ke Brebes.

Saya mendapatkan bus pariwisata. Setelah menunggu 3 jam bus berangkat ke Purwokerto. Bus tak bisa melaju kencang karena jalanan saat itu sangat padat. Bus  tidak masuk jalan  Tol Cipali, namun lewat jalur Pantura. Di samping ngirit bayar tol, kondisi tol yang saat itu sudah tersambung hingga ke Brebes Timur (Brexit) juga penuh sesak, bahkan macet total dan menimbulkan korban jiwa karena pemudik kelelahan. Perjalanan Jakarta-Purwokerto yang bila waktu normalnya 8 jam ditempuh 50 jam. Alhamdulillah bisa tiba dan berlebaran di Kampung.

Tahun 2017 ada mudik gratis dengan kapal laut dari Kementerian Perhubungan. Saya coba ikut mudik dengan KM. Dobonsolo, Kapal 3in1 milik PT PELNI (Persero) yang biasanya berlayar ke Jayapura, Papua. Kapal Dobonsolo dapat mengangkut motor, mobil, alat berat, container dan orang atau penumpang dalam satu pelayaran, karena itu kapal ini disebut kapal 3in1, satu kapal dapat berfungsi mengangkut orang dan barang sekaligus. PT PELNI (Persero) memiliki 2 kapal 3in1, KM Ciremai dan KM Dobonsolo. Keduanya  rutin melayani rute Tanjung Priok-Jayapura, Papua. Khusus pada mudik lebaran 1438 H melayani rute Jakarta-Semarang untuk mengangkut pemudik sepeda motor.

Dengan cukup sulit kami menuju Terminal Penumpang Nusantara II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Akses di Pintu III yang dulu mudah dan dekat dari Terminal Bus Tanjung Priok kini ditutup dan menyulitkan penumpang kapal masuk ke pelabuhan terbesar di Indonesia ini. Untuk menuju Terminal penumpang kapal laut, kini penumpang harus naik ojek, mobil pribadi atau carter mobil menuju terminal penumpang melalui pintu I atau pos 9 jauh dari terminal penumpang. Itulah sulitnya akses penumpang kapal laut di Jakarta. Biaya angkutan dari dan ke pelabuhan lebih mahal dibanding tiket kapal lautnya.

Setiba di terminal penumpang, peserta mudik gratis mendapat pelayanan maksimal dari Kemenhub dan PT. PELNI (Persero). Setelah check in di bawah tenda yang nyaman pemudik menyerahkan motornya kepada petugas yang sudah siap mengantar motor masuk ke dalam kapal. Sedangkan penumpang harus memasuki jalur terpisah untuk periksa tiket melalui counter tiket. Motor dan penumpang masuk dalam 1 kapal. Motor di cardeck, sedangkan penumpang di deck 4, 5 hingga deck 6.

Tak terasa waktu sudah mendekati jam 12 siang. Adzan berkumandang, kami menuju masjid untuk menunaikan sholat duhur. Ustad kapal mengumumkan kita sholat jamak qosor karena kita dalam perjalanan. Sholat  Duhur 2 rokaat sholat asyar 2 rokaat ditarik dalam waktu duhur. Mendengar penguman dari imam, seluruh makmum terlihat sumringah melaksanakan ibadah sholat duhur dan asyar yang digabung. Beberapa penumpang baru pertama kali naik kapal, termasuk saya pertama kali mudik dengan kapal laut rute Jakarta-Semarang.

Usai sholat duhur, kami bergabung kembali dengan para penumpang di deck sambil tiduran. Tepat pukul 16.00 suling tiga telah dibunyikan, tanda kapal akan berangkat. Penumpang bergegas menuju sisi-sisi kapal deck 5 dan deck 6 untuk melambaikan tangan. Suasana begitu riang, sumringah campur aduk menajdi satu. Sementara pengantar juga melambaikan tangan dari lantai 2 Terminal Penumpang Nusantara II. "Selamat jalan saudaraku, selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin," ucap beberapa pengantar saling sahut di daratan. Kapal pun bergerak meninggalkan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Tak seperti bayangan sebelumnya naik kapal bakal mabok laut. Di dalam kapal terasa tenang, tak ada suara deru mesin, tak ada pula klakson yang bersauatan seperti di daratan, tak ada pula suara besi beradu besi seperti naik kereta dan tak ada lampu merah. Sangat nikmat naik kapal laut berukuran besar ini. Sambil menikmati pelayaran, sebelum adzan maghrib berkumandang para penumpang dihimbau mengambil jatah makan untuk berbuka puasa, semua gembira, terutama umat Islam yang menunaikan ibadah puasa.

Setelah menerima jatah makan, kami kembali ke tempat duduk/tempat tidur, tak lama adzan maghrib dan pengumuman buka puasa mengudara dari anjungan melalui pengeras suara di kapal. Kami segera menyantap makanan jatah. Sangat memuaskan, apalagi ada takjil kurma dan kolak kami sangat menikmatinya. Usai buka puasa kami segera menuju masjid untuk menunaikan sholat maghrib. Kali ini ustad masjid tetap  menganjurkan kami jamak qosor, dan  kami akan melaksanakan ibadah sholat tarawih di kapal. Sangat syahdu tarawih di kapal, lebih tenang lebih khusuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun