Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jangan Sampai Ketidaksabaran di Lampu Lalu Lintas Membawa Pengendara pada Kematian yang Bodoh!

22 Mei 2020   11:38 Diperbarui: 22 Mei 2020   11:41 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengendara mobil yang menerobos lampu lalu lintas (Sumber: lalulintasairlangga. Blogspot.com)

Tulisan kali ini penulis mengulas secara khusus tentang lampu lalu lintas dan ketidaksabaran pengendara. Lampu lalu lintas bisa diartikan sebagai lampu yang menandakan kapan kendaraan harus berhenti dan berjalan dari berbagai arah. Lampu lalu lintas biasanya terletak di persimpangan jalan.

Ada tiga jenis lampu lalu lintas, yakni lampu merah yang menandakan kendaraan harus berhenti, lampu kuning berhati-hati dan lampu hijau berarti kendaraan harus berjalan. Lampu lalu lintas biasanya ditemani oleh polisi lalu lintas (polantas) yang bertugas untuk  memastikan bahwa setiap pengendara patuh dan taat pada lampu lalu lintas tersebut.

Pertanyaanya, apakah pengendara sungguh-sungguh patuh pada lampu lalu lintas? Dalam pengamatan penulis, masih banyak yang masih melanggar. Pembaca dapat menyaksikan secara langsung di lapangan. Masih banyak pengendara yang menerobos lampu lalu lintas. Padahal mereka tahu bahwa lampu lalu lintas tersebut sangat penting untuk keamanan, kelancaran dan keselamatan mereka sendiri.

Barangkali salah satu alasan mengapa masih banyak pengendara yang tidak mematuhi lampu lalu lintas, yakni karena ada kepentingan yang sifatnya sangat mendesak sehingga kalau terlambat beberapa menit saja maka pengendara tersebut akan mendapat resiko yang besar. Misalnya seorang pekerja akan dipecat oleh manajer di tempat kerjanya kalau terlambat, dll.

Selain karena kepentingan mendesak tetapi juga karena ketidaksabaran pengendara. Banyak pengendara yang tidak sabar alias semaunya saja. Alasan ini yang menurut penulis, paling dominan. Maunya selalu cepat dan mendahului pengendara yang lain. Padahal mereka tahu bahwa banyak pengendara di jalan yang memiliki hak yang sama untuk menikmati perjalanan.

Kitidaksabaran terkait juga dengan keinginan untuk selalu mau menang sendiri. Kita dapat merasakan sendiri, misalnya saat kita sedang asyk-asyknya menunggu lampu merah, tiba-tiba ada-ada saja yang klakson untuk meminta jalan. Padahal, mereka bukan petugas kebakaran, bukan pasukan pengaman presiden (Paspampres) atau ambulans.

Dampak yang paling buruk dari pengendara yang tidak sabar dan selalu mau menang sendiri, yakni kematian. Banyak pengendara yang meninggal karena kecelakaan.

"Menurut data kepolisian, di Indonesia, rata-rata tiga orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan di jalan. Jumlah kecelakaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu 61 % kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia yang terkait dengan kemampuan serta karakter pengemudi, 9 % disebabkan oleh faktor kendaraan (terkait dengan pemenuhan persyaratan teknik layak jalan) dan 30 % disebabkan oleh faktor prasarana dan lingkungan" (Kominfo.go.id, 18 Agustus 2019).

Data tersebut di atas menunjukkan faktor penyebab yang paling tinggi adalah karakter pengendara. Salah satu dari karakter pengendara adalah tidak sabar saat mengendara terutama ketika berada di lampu lalu lintas. Data tersebut mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati di jalan.

Kita semua tahu bahwa lampu lalu lintas sudah berlaku secara universal dan berlaku dibanyak negara di dunia. Tujuan utama hanya satu, yakni demi keselamatan pengendara.  Oleh karena itu, sebagai pengendara, kita harus patuh pada lampu lalu lintas dan pada rambu-rambu lalu lintas lainnya. Jangan sampai kecerobohan dan ketidaksabaran membawa kita pada kematian yang bodoh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun