Mohon tunggu...
Suhendra Sentoso
Suhendra Sentoso Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang yang suka menulis. Artikel merupakan kumpulan informasi, berita dan opini saya.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Warna-warni Libra sebagai Uang Kripto Besutan Facebook

12 Juli 2019   10:38 Diperbarui: 12 Juli 2019   11:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by William Iven from Pixabay

Bahkan ketua komite layanan finansial kongres AS, Maxine Waters meminta Facebook untuk mengkaji ulang pengembangan proyek Libra. Menurut Waters, Facebook sengaja mempercepat kemunculan Libra agar tidak tertahan oleh undang-undang mata uang digital AS yang saat ini belum dibuat.

Senada dengan Waters, Patrick McHenry yang juga berasal dari komite yang sama juga meminta Facebook untuk datang ke rapat dengar pendapat terkait Libra. Tak hanya dari kongres, senat AS juga bertanya-tanya soal Libra, terutama soal privasi dan keamanan penggunanya. Ironisnya, pertanyaan tersebut belum mendapatkan respon resmi dari Facebook.

Hal ini diperparah lagi oleh Chris Hughes selaku mantan pendiri Facebook yang juga melayangkan kritikan bahwa layanan yang diberi nama Libra itu, menakutkan. Menurutnya, Libra hanya akan menempatkan kontrol kebijakan moneter, dari bank sentral kepada perusahaan swasta.

Penolakan Libra di Uni Eropa

Bukan hanya di Negeri Paman Sam, proyek Libra juga ditentang di Benua Biru. Para pejabat Eropa merespon negatif proyek Libra. Kepada Radio Europe 1, Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire mengatakan mata uang kripto besutan Facebook tersebut tidak boleh menjadi mata uang resmi. Ia juga menyerukan kepada pejabat perbankan G7 agar mengeluarkan laporan mengenai rencana Facebook bulan depan.

Seorang anggota Parlemen Eropa dari Jerman memperlihatkan dukungan yang serupa. Ia menyebut bahwa Facebook berisiko menjadi "perbankan bayangan (shadow banking)". Facebook "tidak boleh diizinkan untuk beroperasi tanpa peraturan ketika memperkenalkan mata uang virtual."

Perlu diperhatikan bahwa Facebook saat ini telah berada dalam pengawasan ketat di seluruh dunia karena praktik perlindungan privasi yang dianggap bermasalah. Facebook dengan 3 miliar lebih pengguna akan menyulitkan pemerintah untuk mengontrol dan melakukan intervensi sehingga akan membuat masalah baru bagi pemerintah.

Di sisi lain Facebook juga tengah terancam terkena denda mencapai USD 5 miliar dari Federal Trade Commission di AS akibat kegagalannya dalam melindungi privasi pengguna.

Kesimpulan

Begitu banyaknya kritikan, pertentangan dan penolakan yang diterima Facebook akibat kemunculan Libra hanya akan menghambat perusahaan media sosial tersebut untuk berkembang dan menjadi bukti bahwa Libra masih belum bisa diterima oleh masyarakat dunia serta layak digunakan sebagai mata uang digital.

Libra muncul pada saat perusahaan tersebut berusaha untuk mendapatkan kembali kepercayaan pengguna karena sempat jatuh karena masalah privasi data dan skandal keamanan (security).

Jika ini terus berlanjut, maka jangan heran jika kedepannya Facebook akan menemui banyak kesulitan dan berujung pada kegagalan. Namun, jika berhasil maka ini akan menjadi pendapatan terbesar Facebook disamping sektor periklanan.

Referensi

Azis, I. (2019). Facebook Rambah Bisnis Mata Uang Kripto dengan Luncurkan Libra. Diakses pada 11 Juli 2019
Jati, A. S. (2019). Facebook Umumkan Libra, Mata Uang Digital Miliknya. Diakses pada 11 Juli 2019
Tim Viva. (2019). Uang Digital Facebook Libra Tidak Sah di Indonesia. Diakses pada 11 Juli 2019
Franedya, R. (2019). Menkeu Prancis: Libra Facebook tak Boleh Jadi Uang Resmi. Diakses pada 11 Juli 2019
Jemadu, L. (2019). Mata Uang Digital Libra dari Facebook Ditentang DPR AS. Diakses pada 11 Juli 2019
Sebayang, R. (2019). Gara-gara Libra Facebook, Harga Bitcoin Tembus Rp 155 Juta. Diakses pada 11 Juli 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun