Kreatif banget kawan yang satu ini. Sebut saja si A. Lima menit sebelum kerja dimulai, dia tampak mondar sana mandirsini, kasih senyum dan salam buat beberapa kawannya. Kata dia sich, merasa lebih termotivasi, menyapa tantangan kerja yang akan dilakukannya, hari itu.
Pertanyaan bernada iseng, kulontarkan kepada beberapa kawan, mengenai nilai persentase semangat kesiapan kerja. Ada yang bilang 125 persen, 75 persen dan 50 persen. Menarik dan masuk akal, ketika si C bilang semangat kerjanya cuma 50 persen saja, jenuh katanya. Lain lagi si B, nilai 75 persen, kurang sehat, masih mengantuk, gara-gara lihat pertandingan sepakbola, di TV, sampai larut.
Nilai 125 persen, ternyata dimiliki si A. Penasaran nich, apa alasannya. Padahal, saat pertama masuk ruangan, dia cuma punya semangat 80 persen.
Sejatinya, di tempatku bekerja, sebuah pabrik makanan -minuman, beberapa kawan punya predikat teladan. Hebatnya mereka, unggul dalam hal kedisiplinan, ceria dan gesit dalam bekerja.
Si A, rupanya berteman dekat dengan mereka-mereka yang teladan. Beberapa menit sebelum mulai bekerja, dia menyempatkan diri bertegur-sapa dengan teman-teman teladan yang ber-aura positif.
Entah apa rahasianya, si A berhasil mencuri aura, saat bertatap muka dan memberi salam kepada teman-temannya, yang terpilih. Hasilnya, semangat kerjanya yang 80 persen, melejit hingga melebihi batas 100 persen.
Anehnya, tapi nyata-nyata, bahwa teman-teman teladan tak rugi sepeser pun, ketika auranya berpindah, bahkan berasa lebih setelah jumpa si A.
Nampaknya bergurau. Meski nilai semangat hanya berdasar psikis rasa, rupanya aura positif yang terpancar, mampu menularkan semangat kerja berlipat-lipat, melebihi daya nalar.
Cimahi, 15 Juli 2017 Â
Penulis : Johanes Krisnomo
Catatan : Inspirasi, suasana aktual, pagi hari sebelum bekerja, di PT. UJ Cimareme, Kab Bandung Barat.