Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata Pelatihan Mandiri dengan Topik Merdeka Belajar

27 Juli 2022   15:40 Diperbarui: 25 September 2022   00:11 74742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Merdeka Belajar: dipsd.kemdikbud.go.id

Pada artikel kali saya ingin menuliskan beberapa hal terkait aksi nyata yang saya lakukan dalam pelatihan mandiri yang terdapat pada Platform Merdeka Mengajar. Dimana platform ini dikhususkan untuk para pendidik di seluruh Indonesia untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang sangat membantu tugasnya.

Ada 5 modul yang saya pelajari dalam pelatihan dengan Topik Merdeka Belajar, yakni modul 1; Mengenali diri dan perannya sebagai pendidik, modul 2; Mendidik dan mengajar, modul 3; Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh, modul 4; Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti, modul 5; Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan

Artikel ini merupakan resume dari modul yang saya pelajari di Platform Merdeka Mengajar tersebut. Artikel ini saya anggit sebagai aksi nyata untuk menularkan pengetahuan kepada para guru terutama yang belum mengikuti pelatihan. Dengan harapan semoga para guru semakin sadar akan perannya dan memiliki niat dan semangat untuk terus mengembangkan diri dalam mengemban tugasnya.

Baiklah, kita akan bahas satu persatu dari kelima modul yang sudah saya sampaikan di atas.

Modul 1: Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik

Dalam modul 1 ini ada 2 materi yakni; Apa Peran Saya Sebagai Guru dan Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya

Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. 

Sebagai pendidik kita harus tahu apa kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, lalu bagaimana kita dapat mengelola apa yang kita miliki tersebut untuk berperan mendidik murid-murid kita.

Guru mengikuti Bimtek Kurikulum Merdeka sebagai upaya untuk selalu mengikuti perubahan | Foto: Siti Nazarotin 
Guru mengikuti Bimtek Kurikulum Merdeka sebagai upaya untuk selalu mengikuti perubahan | Foto: Siti Nazarotin 

Sebagai contoh: Saat ini kita berada pada era digital. Hal ini juga merambah pada dunia pendidikan. Hampir semua hal dalam dunia pendidikan menggunakan aplikasi dan platform digital. Mau tidak mau sebagai pendidik harus mengikuti perkembangan tersebut. Pendidik harus terus update ilmu terutama tentang perkembangan IT dan komunikasi digital.

1.1 Apa Peran Saya Sebagai Guru/pendidik?

Tidak dipungkiri bahwa peran pendidik amatlah penting bagi perkembangan murid. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui peran penting kita dalam dunia pendidikan khususnya pada pembelajaran yang kita lakukan.

Sebagai pendidik harus terus berinovasi dalam mengemban tugas. Harus terus mengembangkan diri baik teori-teori pembelajaran maupun praktik-praktik baik dalam pembelajaran.

1.2 Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya?

Murid seringkali terinspirasi dari Ibu dan Bapak gurunya. Tentu sebagai pendidik, kita ingin memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan murid. Kita harus memproyeksikan diri, menjadi guru seperti apa di masa depan? 

Agar anak bisa meneladani dari setiap sikap dan perilaku kita dengan harapan ke depannya mereka bisa menerapkan dalam kehidupannya, dimana kehidupan masa depan mereka, sangat jauh berbeda dengan kehidupan kita sekarang. 

Guru harus selalu berinovasi dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa | Foto: Siti Nazarotin 
Guru harus selalu berinovasi dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa | Foto: Siti Nazarotin 

Agar anak memiliki bekal untuk bisa survive melanjutkan kehidupannya, sebagai pendidik memiliki peran yang sangat penting untuk menanamkan karakter yang baik kepada anak. 

Karakter yang dimaksud tentulah sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang saat ini didengung-dengungkan oleh Menteri Pendidikan kita yaitu Mas Menteri Nadim Makarim.

Modul 2: Mendidik dan Mengajar

Dalam modul 2 ini ada 3 materi yakni; Mendidik Menyeluruh, Pendidikan Selama Satu Abad, Menjadi Manusia Secara Utuh

2.1 Mendidik Menyeluruh

Kita percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. 

Pertanyaannya: Apakah hal-hal yang kita lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid mengisi masa depannya? Apakah praktik mengajar kita sudah cukup menyiapkan murid di masa depan?

Tentu jawabannya adalah sudah, namun masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan lagi, praktik-praktik baik dalam mengajar di kelas hinggalah menemukan sebuah formula yang ampuh untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas, agar kebutuhan anak akan belajar benar-benar terpenuhi.

2.2 Pendidikan selama satu abad

Kita percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang Bapak Ibu Guru lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid mengisi masa depannya?

2.3 Menjadi Manusia Secara Utuh

Manusia memiliki dua kebutuhan dasar yaitu kebutuhan lahir dan batin. pendidikan seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Bagaimana peran pendidik dalam memenuhi kebutuhan lahir dan batin peserta didik untuk mencapai selamat dan bahagia? Apakah cara mendidik dan mengajar kita sudah memenuhi kebutuhan murid tersebut?

Modul 3: Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh.

Ada 2 materi dalam modul 4 ini yakni Kodrat Murid dan Azas Trikon 

3.1 Kodrat Murid 

Sebagai pendidik yang bertanggung jawab untuk mendampingi tumbuh kembang murid, tentu harus memperhatikan beberapa hal terkait latar belakang muridnya. 

Dalam melakukan pembelajaran di kelas, perlu diperhatikan 3 hal terkait perbedaan latar belakang muridnya, yaitu: Kodrat keadaan, kodrat alam dan kodrat zaman. Penjelasannya begini!

3.1.1 Kodrat keadaan

Pendidikan itu sangat dinamis, menyesuaikan keadaan yang terus bergerak begitu cepat. Sebagai guru perlu mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut. Lalu bagaimana kita sebagai pendidik bisa mengemudikan laju pendidikan yang sesuai dengan kodrat keadaan itu. Apakah cara mengajar kita sudah menyesuaikan dengan keadaan saat ini?

3.1.2 Kodrat Alam

Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda. Ada yang tinggal di perkotaan, pedesaan, pantai, gunung, dan lain-lain. Sebagai pendidik harus memahami kodrat alam masing-masing murid dan bagaimana memberikan pengalaman-pengalaman belajar sesuai dimana murid tinggal.

3.1.3 Kodrat Zaman

Perubahan zaman merupakan keniscayaan yang tidak bisa kita cegah. Zaman berubah, cara mendidk dan mengajarpun harus menyesuaikan dengan situasi saat ini.  Sebagai pendidik dituntut untuk bisa mendidik dan mengajar murid sesuai dengan perubahan zaman.

Didiklah peserta didik sesuai dengan kodrat keadaan, alam dan zamannya| Foto: Siti Nazarotin 
Didiklah peserta didik sesuai dengan kodrat keadaan, alam dan zamannya| Foto: Siti Nazarotin 

Contohnya: Saat ini murid-murid hidup pada era digital. Maka sebagai pendidik harus tanggap dan menguasai digitalisasi pendidikan. Menggunakan cara mengajar yang selalu update. Misalnya pembelajaran menggunakan Google Form, Google Meet, Google Classroom dll.

3.2 Azas Trikon

Di antara beberapa azas pendidikan yang perlu diketahui oleh seorang pendidik antara lain, azas trikon. Sudah pernah dengar bukan? Mari kita lanjutkan ulasannya!

Asas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa. Seorang pendidik harus memahami asas Trikon dan praktiknya dalam pembelajaran.

Azas Trikon yang pertama adalah Kontinuitas, maksudnya tidak melupakan akar nilai budaya. Dalam pembelajaran selalu diselipkan nilai-nilai budaya positif yang ada dalam masyarakat.

Azas Trikon yang kedua adalah Konvergeni, maksudnya pendidikan harus memanusiakan manusia.

Dalam pembelajaran, guru harus menghargai dan memberikan apresiasi kepada peserta didik, sekecil apapun prestasi yang ditunjukkan.

Berilah penghargaan sekecil apapun prestasi yang telah diraih oleh peserta didik | Foto: Siti Nazarotin 
Berilah penghargaan sekecil apapun prestasi yang telah diraih oleh peserta didik | Foto: Siti Nazarotin 

Azas Trikon yang ketiga adalah Konsentris, maksudnya pendidikan itu harus menghargai keberagaman dan memerdekakan murid, ini harus kita terapkan dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran guru harus menghargai keberagaman peserta didik. Keberagaman menyangkut latar belakang keluarga, ekonomi, termasuk keterbatasan fisik. Hal ini menyangkut gaya belajar anak yang harus kita ketahui dan bagaimana cara menerapkannya dalam pembelajaran.

Modul 4: Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti


Dalam modul 4 ada 2 materi yakni; Budi Pekerti dan Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan

4.1 Budi Pekerti 

Setiap peserta didik memiliki kecerdasan berpikir masing-masing. Kecerdasan berpikir peserta didik harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang tidak hanya diberntuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya. Sebagai pendidik harus memahami bagaimana watak atau budi pekerti diasah dan dilatihkan ke murid.

Pembiasan shalat berjamaah melatih tumbuh kembang budi pekerti peserta didik | Foto Siti Nazarotin 
Pembiasan shalat berjamaah melatih tumbuh kembang budi pekerti peserta didik | Foto Siti Nazarotin 

4.2 Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan

Teori ini berpendapat bahwa hal yang dominan dalam pendidikan anak adalah faktor bawaan atau hereditas. Dalam hal ini setiap anak membawa potensi yang diperoleh secara genetis dari pendahulunya termasuk ayah dan ibunya.

Fungsi pendidikan adalah mengembangkan potensi bawaan anak yang positif dan menyamarkan potensi bawaan anak yang negatif.

Modul 5: Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan

Ada 2 materi dalam modul 5 ini yakni, Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia dan Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Murid

5.1 Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia

Dalam materi Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia ini ada 3 poin penting yang kita pelajari yaitu selamat dan bahagia, Sistem Among dan Merdeka Belajar Abad 21.

5.1.1 Selamat dan Bahagia

Pendidikan seharusnya dapat mengantarkan peserta didik untuk keselamatan dan kebahagiaan hidupnya. Pendidik tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi mendorong murid untuk menemukan pemahaman bermakna yang relevan dengan kehidupannya. 

5.1.2 Sistem Among

Sistem Among yang diciptakan Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani.

Ing Ngarsa Sung Tuladha, berarti sebagai pendidik harus bisa menjadi teladan yang baik terkait sikap dan budi pekertinya sehari-hari terhadap peserta didik.

Ing Madya mangun Karsa, berarti sebagai pendidik harus bisa membangun semangat kepada peserta didik untuk giat belajar dan berbuat kebaikan.

Tut Wuri Handayani, berarti sebagai pendidik harus bisa memberikan dorongan kepada peserta didik untuk belajar hal-hal yang bermanfaat.

5.1.3 Merdeka Belajar Abad 21

Kompetensi yang diharapkan di abad 21 menjadi kompetensi yang perlu dimiliki murid untuk menghadapi tantanga-tantangan ke depan. Untuk mencapai itu, pendidikan yang memerdekakan peserta didik menjadi salah satu cara, murid merdeka dalam belajar , menggali keingintahuannya dengan bimbingan guru. 

Pendidik harus  memahami bagaimana murid merdeka belajar untuk mencapai kompetensi abad 21.

5.2 Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Murid

Untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang baik, kita harus memahami bagaimana cara membimbing murid, bagaimana peran keluarga, sekolah dan masyarakat. Mari kita bahas lagi!

5.2.1 Membimbing Murid, memperbaiki bangsa

Guru membimbing dan mendampingi murid dalam proses belajarnya. Bukan hanya sekedar meningkatkan kecerdasan berpikirnya, melainkan juga secara tidak langsung berperan memperbaiki bangsa. Pendidik harus memahami bagaimana perannya dalam memperbaiki bangsanya.

5.2.2 Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat

Kita sepakat bahwa pendidikan bukan hanya tanggungjawab guru di sekolah. Perlu kerjasama dan kolaborasi antara keluarga, sekolah dan masyarkat untuk mewujudkan lingkungan pembelajaran yang optimal dan kondusif bagi peserta didik. 

Rapat wali murid untuk mewujudkan kerjasama yang baik karena pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat | Foto Siti Nazarotin 
Rapat wali murid untuk mewujudkan kerjasama yang baik karena pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat | Foto Siti Nazarotin 

Bagaimana masing-masing elemen melibatkan diri dalam pendidikan agar selaras dan berkesinambungan demi tumbuh kembang peserta didik. 

***

Demikian aksi nyata saya untuk menyebarkan pemahaman hasil dari pelatihan mandiri di Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.

Siti Nazarotin
Blitar, 27 Juli 2022
Referensi: Pelatihan Mandiri dengan topik Merdeka Belajar pada Platform Merdeka Mengajar 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun