Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mencari Sesuatu yang Hilang dalam Diri Ditemukan pada Artis?

29 Maret 2017   21:59 Diperbarui: 30 Maret 2017   06:00 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Fotografer: Seno Susanto Tabloid Bintang.Com

Ada sesuatu yang hilang dalam diri kita. Lalu, kita berupaya mencari dan menemukannya. Salah satu ekspresi yang hilang dalam diri mungkin ialah kebebasan. Itu mungkin yang kita lihat dipertontonkan artis sehingga kita mengagumi artis.

Bisa jadi itulah para remaja mengidolakan artis. Masa remaja yang lagi bertumbuh dan berkembang secara psikologis menatap artis sebagai idola yang mendorong kebebasan? Paling tidak, artis dengan kepercayaan diri tampil beda. Sehingga, beberapa remaja meniru bagian luarnya, meski kreativitas si artis kurang diserap. Memang paling lumrah ditiru ialah tampilan luar, dengan memoles sedikit. Seakan kita bagian dari si idola. Padahal, perbedaannya kontras sekali.

Kebebasan?

Kebebasan terlalu banyak interpretasinya. Tapi, cukuplah kebebasan yang saya maksud di sini semacam kemerdekaan diri. Tanpa tekanan. Artis, umumnya mempraktikan sikap bebas. Bahkan, sebagian untuk tidak menyebutnya kebablasan diukur dengan adat ke-Timuran kita?

Tapi, lantaran artis beperan secara bebas. Tampaknya, kreativitas mereka agak bermunculan. Kalau Anda anak sekolah SD-SLTP dan bahkan SLTA berwajah agak buruk. Tentu bisa menjadi bulan-bulanan, hingga bully teman-teman. Sampai membuat emosi naik pitam, yang lain mungkin membiarkan ejekan atau sarkastis alamiah saja. Sebaliknya, artis akan memainkan perawakan buruk dengan aktor antagonis.

Misal lain, jika bagian gigi kita agak menonjol ke depan. Semacam tawa yang sukar ditutup. Bisa sumber ejekan kawan di sekolah. Kecuali, Anda masih bisa menunjukkan emosi yang agak sangatr sehingga teman pada segan dan hormat. Ada artis yang memanfaat gigi depan menonjol menjadi pelawak dan komedian. Sekedar contoh, mendiang Dono, Bokir, dan Omas.

Artinya, kalau artis bisa menyulap perawakan buruk sebagai cara praktik memperoleh uang. Maka, remaja khususnya sangat terganggu dengan perawakan jelek. Bahkan jerawat saja dianggap teror tak jadi wisuda dalam iklan di televisi.

Nah, artis tampaknya dengan kebebasannya menerima dirinya, bahkan sebagai bahan guyonan yang mengocok perut penonton. Umumnya, anak sekolah akan menanggapi serius pengejekan terhadap dirinya. Atau ia minder sama sekali dalam bergaul.

Kadang, kita terlalu terkungkung dengan banyak alasan, sehingga sulit mengungkapkan diri agar lebih kreatif dengan kebebasan yang berguna.

Kepercayaan Diri

Hampir sama dengan yang pertama. Banyak siswa dan remaja masih labil. Dan tak percaya diri sekadar mengangkat tangan mengutarakan usul atau pertanyaan. Apalagi kalau harus tampil di depan secara agak meyakinkan. Umumnya, remaja SLTP-SLTA yang maju di depan kelas tampak grogi. Dengan bahasa tubuh yang sedikit kaku. Tidak serasi. Ditambah dengan bahasa verbal yang gemetaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun