Mohon tunggu...
Ferry Napitupulu
Ferry Napitupulu Mohon Tunggu... Reporter -

Berupaya agar lebih berguna bagi orang lain...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Janji, Jenggot, & Rezeki

11 Juni 2017   19:45 Diperbarui: 11 Juni 2017   20:21 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang menyarankan agar jenggotku dicukur. Katanya, jenggotku jadi penghambat rezekiku. "Bang, abang mau rezeki abang lancar? Bersihkan ajalah jenggot abang, itu yang menghambat rezeki," bilangnya.

Kujelaskan kepadanya, sejak 8 Desember 2015, tepatnya sejak Pilkada Siantar ditunda, aku sudah berjanji untuk tidak mencukur habis jenggotku sebelum ada walikota defenitif, yang kelak memiliki wewenang penuh membangun Siantar.

Dia menyergah, "Udah bang, abang cukur ajalah, kalo rezeki abang tidak lancar setelah abang membersihkan jenggot abang, lalu kuku abang dirapiin. 2 bulan lagi ludahi ini," cecar pria keturunan tionghoa itu menunjuk wajahnya.

"Masak hanya gara-gara Kota Siantar, abang mau rezeki abang terhambat, rezeki anak-anak abang terhambat. Udahlah bang, bersihkan abang aja jenggot abang itu semua, kujamin rezeki abang lancar," sambungnya lagi.

Jujur saja aku sangat menginginkan rezeki berjalan dengan lancar, tapi aku bilang kepadanya, bahwa rezeki itu sudah diatur masing-masing oleh Yang Maha Kuasa. "Ini hanya masalah janjiku kepada diriku sendiri," kataku padanya.

"Sebab, aku meyakini, tak akan mungkin ada orang yang percaya padaku, jika aku sendiri saja tak bisa menepati janjiku kepada diriku sendiri. Jadi, sebelum ada walikota defenitif, aku takkan mencukur jenggotku," tegasku padanya.

Mendengar itu, pria keturunan bertubuh jangkung pecinta batu akik itu, dan kemudian langsung berupaya menyudahi pembicaraan. "Ya udahlah bang, aku cuma mau bilang, rezeki abang serat karena jenggot abang," tutupnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun