Realisasi muatan tol laut pada 2017 yang mencapai 212.865 ton, atau 41,2 persen dari target 517. 200 ton. Sedangkan  realisasi muatan balik 20.274 ton.
Rata-rata okupansi (keterisian) kapal Pelni di trayek tol laut mencapai sekitar 60 persen. Sementara untuk muatan balik okupansi hanya menembus angka 6 persen dan mencapai 90 persen pada 2017.
Harga bahan pokok di wilayah Indonesia Timur rata-rata sudah turun 15-20 persen.
Selama tiga tahun terakhir distribusi logistik melalui angkutan laut tercatat naik sebesar 41 juta ton dari volume distribusi logistik nasional tahun 2015 mencapai 238 juta ton, menjadi 279 juta ton pada tahun 2018 dan tol laut berperan dalam kenaikan tersebut.
Pengiriman barang lewat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dalam tiga tahun terakhir turun 12,9% dari 5,4 juta ton di tahun 2015 menjadi 4,7 juta ton tahun 2018. Pelabuhan Panjang di Lampung naik 25,2%, dari 9,5 juta ton pada 2015 menjadi 11,9 juta ton pada 2018. Lalu Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan naik 7,3%, dari 4,1 juta ton menjadi 4,4 juta ton. Sedangkan untuk Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta naik 2,8%, dari 13,8 juta ton menjadi 14,2 juta
Secara signifikan Program Tol Laut dari waktu ke waktu mengalami perkembangan dalam mendorong kenaikan volume distribusi logistik nasional, penambahan kapal-kapal tol laut yang mengangkut barang-barang ke seluruh wilayah Indonesia turut andil meningkatkan kenaikan volume distribusi logistik nasional.
Sehingga untuk mengoptimalkan peranan Tol Laut dalam rantai logistik nasional, Pemerintah akan mendorong penyelenggaraan angkutan logistik Tol Laut bukan hanya port to port (dari pelabuhan ke pelabuhan), tapi sampai end to end(langsung sampai ke konsumen), sehingga tepat sasaran ke masyarakat agar dapat merasakan harga yang terjangkau.
Kemudian ditahun 2019 ini juga rencananya  akan ditambah 100 kapal untuk tol laut yang terdiri dari 50 kapal untuk BUMN dan 50 kapal untuk swasta. Dan ditambah subsidi angkutan all out dan angkutan kapalnya pun turut dipersiapkan di pulau-pulau, seperti Morotai yang sudah meminta kapal bergerak dari Barat ke Timur.
Pemerintah akan menggagas program kontainer masuk desa bekerja sama dengan Maritime Research Institute Nusantara (MARIN). Untuk memperkuat konektivitas ekonomi desa dan nasional dalam rangka menghadirkan negara di beranda terdepan NKRI
Sehingga dapat menurunkan disparitas harga dan memastikan ketersediaan berbagai bahan pokok dan bahan penting lainnya di wilayah desa yang selama ini belum maksimal.
Terkait Tol laut ini berbagai opini yang kurang lebih sama terlontar dari para ahli dan pakar yang kompeten tentang Tol laut ini, disampaikan bahwa;