Mohon tunggu...
Inovasi

Jurnalisme Online di Era New Media

23 Februari 2017   17:31 Diperbarui: 24 Februari 2017   14:36 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Seiring berkembangnya teknologi, konvergensi media tidak bisa dihalangi lagi. Internet menjadi salah satu media yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Kemudahan menggunakan interenet menjadi poin penting individu dalam mengakses informasi berbasis internet. Berkenaan dengan kemajuan internet, saat ini semakin santer terdengar istilah jurnalisme online. Jurnalisme menurut KBBI merupakan pekerjaan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan melaporkan berita kepada kalayak.

 Sedangkan jurnalisme online merupakan sebuah kegiatan jurnalisme yang memanfaatkan internet dalam penyampaian beritanya. Jurnalisme online sendiri lahir pada tanggal 19 Januari 1998. Saat itu, Mark Drudge membeberkan kasus perselingkuhan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dengan Monica Lewinsky atau yang sering disebut monicagate.Kala itu Drudge menyiarkan berita monicagate melalui internet. Berita tersebut beredar cepat di kalangan orang-orang yang mengakses internet.

 Jurnalisme online kian berkembang karena adanya media online. Media online memungkinkan individu mengakses informasi di internet bukan hanya berupa teks, namun juga foto, video, dan suara (Widodo, 2011). Berbeda dengan media cetak yang hanya menampilkan teks dan gambar. Jurnalisme online saat ini menjadi langkah yang tepat untuk menyebarkan berita. Karena menggunakan jaringan internet, seorang jurnalis dapat dengan cepat menulis sebuah berita dan menyebarkannya di internet. 

Jurnalisme online memungkinkan seorang individu yang berada jauh di tempat kejadian dapat mengakses informasi yang terletak jauh darinya. Contohnya, saya tinggal di Indonesia, namun saya bisa mengakses berita kejadian yang sednag terjadi di belahan dunia lain seperti di Amerika. Hal ini dikarenakan saya bisa mengakses berita tersebut melalui portal berita di internet.

Jim Hall (2010) menyebutkan bahwa keberadaan jurnalisme online memudahkan interaksi antara media dengan user. Menurutnya pula, saat ini media pun mengalami konvergensi ke media online. Televisi sebagai media penyiaran saat ini memiliki laman sendiri atau versi online. Dalam versi online, masyarakat dapat berinteraksi secara langsung dengan pihak media dengan cara berkomentar di postingan mereka. Selain itu, citizen journalism juga sering dilakukan. Citizen journalism membuat warga masyarakat yang buka jurnalis dapat pula membuat sebuah berita dan mepublikasikannya.

Keberadaan jurnalisme online bisa dilihat dari banyaknya portal berita yang ada di internet. Di Indonesia sendiri, kita bisa mengakses berita di portal berita seperti tirto.id, tempo.co, kompas.com, detik.com, voaindonesia.com, dan lain sebagainya. Tidak seperti media cetak yang hanya menampilkan teks dan gambar, portal berita online memiliki fitur yang bisa diakses pengunjung seperti foto dan audio video. 

Hal ini memudahkan individu mendapatkan informasi secara lebih lengkap dari berita yang ia akses. Perkembangan media online atau jurnalisme online tidak dipungkiri akan menggeser keberadaan media cetak. Saat ini, media cetak mulai membuat versi online mereka seperti koran kompas (kompas.com) ataupun koran tribun (tribunnews.com).

Di balik berkembangnya jurnalisme online, ada sebuah fenomena yang terjadi. Seperti yang sudah disebutkan di atas, saat ini citizen journalism mulai diminati. Citizen journalism sendiri merupakan kegiatan jurnalisme yang dilakukan oleh non jurnalis atau masyarakat biasa. Keberadaan citizen journalismmemungkinkan seorang individu mempublish sebuah berita di internet. Hal ini menggeser posisis jurnalis di mana saat ini masyarakat non jurnalis pun bisa membuat sebuah berita. 

Namun yang perlu dipertanyakan, apakah semua masyarakat bisa menghasilkan sebuah berita yang kredibel dan dapat dipercaya? Sebuah artikel berita atau informasi sudah dipastikan dapat dengan mudah diakses oleh semua orang di internet. Maka dari itu, diperlukan kebenaran dan validitas mengenai sebuah berita atau informasi yang dipublikasikan. Diharapkan dengan berkembangnya jurnalisme online ini, masyarakat dapat paham untuk mengelola informasi yang baik dan benar. Bukan sekadar mengklik tombol “share” di sebuah portal berita tanpa cross check kebenaran berita tersebut.

Referensi:

Jim Hall. 2001. Online Journalism: A Critical Primer. Pluto Press. London

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun