Mohon tunggu...
Teddy Hambrata Azmir
Teddy Hambrata Azmir Mohon Tunggu... pegawai swasta -

Saat ini saya telah purna dini...bukan berarti pengabdian pupus, melainkan pengabdian selain dari dalam juga bisa dari luar lignkaran sebagai sebuah pilihan hidup...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Abinitio Pilot Indonesia Jobless

22 Agustus 2017   23:53 Diperbarui: 23 Agustus 2017   04:35 1865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Permasalahan yang terjadi kurun waktu 5 tahun terakhir mengenai pengangguran abinitio pilot Indonesia. Bagaikan hangatnya kotoran ayam, dimana muncul tenggelam dalam sebuah permasalahan yang tak berujung pada penyelesaian masalah yang konkrit. Terdapat tidak kurang dari seribu jumlah abinitio yang belum bekerja dan suplai dari Sekolah Pilot terus marak sehingga berpotensi semakin membeludak jika tidak diselesaikan dengan serius.

Menjadi pilot adalah cita-cita mulia setiap anak Indonesia bahkan dunia. Seperti halnya profesi lainnya yang juga mulia dan tidak semua serta merta dapat diraih melainkan hanya bagi mereka yang memiliki skill dan knowledge. Pilot adalah profesi yang luar biasa dan tidak semua orang bisa meraihnya. Slogan bodoh "Even Monkey Can Fly" harus dihilangkan karena skill dan knowledge  untuk menjadi pilot tergolong dalam level yang tinggi dimana proyeksi pekerjaan yang menuntut kecepatan dan ketepatan dalam keputusan demi keselamatan banyak nyawa.

Permasalahan dari hulu hingga hilir, bukan hanya omong kosong sekedar koordinasi dalam menyelesaikan masalah ini. Prinsipnya mudah seperti keran air bersih dan bejana. Ketika keran air bersih terus dibuka sedangkan wadah bejana terbatas kapasitasnya, maka akan menumpahkan air bersih tersebut ke luar bejana dan menjadi air tergenang yang kotor dan kurang bermanfaat.

Sehingga dirasa perlu menyampaikan tulisan ini dengan beberapa saran solutif dengan harapan dapat bermanfaat sebagai sumbangsih pemikiran positif, antara lain:

1.Perlu pertimbangan rasio antara input sekolah pilot sebagai pembina calon pilot  dengan output pada kebutuhan maskapai sebagai pengguna profesi. Tidak perlu lagi dipaksakan demi bisnis, melakukan rekrutmen melebihi kapasitas sehingga diperlukan peran pemerintah dalam pengawasannya.

2.Tidak semua sekolah pilot berkualitas rendah, namun tidak menutup kemungkinan pula masih terdapat sekolah pilot yang lebih besar orientasi bisnisnya daripada mengutamakan hasil didik yang baik. Kebutuhan bisnis ini tentunya lambat laun akan mengurangi kualitas sekolah pilot itu sendiri.

3.Demi mendapatkan standar yang sama dari setiap sekolah pilot yang ada di Indonesia, maka bukan hanya checkride kelulusan saja namun juga seleksi masuk sekolah pilot harus melibatkan inspektor penerbang yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pihak yang independen dan mengutamakan kualitas daripada bisnis perusahaan. Dan rasio rekrutmen terhadap kebutuhan di maskapai Indonesia harus dilaksanakan dengan baik agar dari hulu tidak over production.

4.Pembatasan penggunaan tenaga kerja asing baik di operator 141, 135 maupun 121 harus segera dilakukan. Segera pulangkan pilot asing tersebut, dimana keberadaan mereka di Indonesia hanya menjadi benalu dan anak bangsa terus menunggu.

5.Mengembalikan marwah STPI sebagai sentra pendidikan pilot di Indonesia. Melengkapi Sekolah Tinggi milik negara tersebut dengan pendidikan strata tinggi agar setiap lulusan pilot kedepannya bisa tergabung dan ikut peran serta dalam manajemen aviasi Indonesia.

6.Pengurangan usia produktif pilot demi memberi kesempatan bagi adik-adik pilot muda Indonesia dapat segera bergabung dan berkiprah di angkasa Indonesia.

Mungkin, dibutuhkan dua hingga tiga tahun kedepan agar semuanya bisa berjalan normal kembali. akan tetapi dengan komitmen dan konsistensi bukan hal yang mustahil permasalahan abinitio jobless ini dapat terselesaikan. Jika tidak dimulai maka tidak akan selesai. Jika Indonesia mau.

Salam Penerbangan

Teddy Hambrata Azmir

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun