Mengutip pemberitaan KOMPAS.com tentang gaji selebriti di AS tahun 2010 yang baru diterbitkan oleh Majalah Parade membuat hati sulit untuk percaya.
Selama ini saya sudah tercengang-cengang dengan gaji pemain bola seperti Kaka di Real Madrid yang berpenghasilan 300 juta rupiah lebih per hari sekalipun ia sakit atau tidak bermain.
Namun berita dari kompas.com ini membuat saya lebih tercengang lagi. “Di urutan teratas, nama Oprah Winfrey, Si Ratu Talkshow, masih menempati urutan pertama daftar gaji paling tertinggi dengan nilai sebesar 315 juta dollar AS pada tahun 2010.” Kelihatannya sedikit. Tetapi setelah beberapa kali saya kalikan dengan asumsi kurs Rp.10.000 per dollar US lalu dibagi dengan jumlah hari yakni 366 hari maka terbelalaklah mata saya melihat jumlah 8,6 Milyar per hari.
Belum lagi pendapatan orang terkaya dunia tahun 2010 si “Carlos Slim Helu, Taipan asal Meksiko tahun ini tetap menjadi orang terkaya di dunia. Kekayaan konglomerat telekomunikasi ini bertambah 20,5 miliar dollar AS dibanding tahun lalu menjadi 74 miliar dollar AS sehingga berada di pucuk orang terkaya sedunia berdasarkan daftar 2011 Billionaires List yang dikeluarkan Forbes Rabu (9/3/2011) waktu setempat.”(TRIBUN-TIMUR.COM )
Saya tidak mau kali-kali lagi karena bisa-bisa satu baris kertas tidak akan muat bila dirupiahkan. Oprah saja yang “cuma” 315 juta sudah begitu banyak apalagi si Carlos yang 20,5 Milyar.
Bandingkan dengan saya yang tidak berpenghasilan sekarang karena hanya mengandalkan beasiswa. Lebih miris lagi nasib para petani di kampung saya yang bekerja dari jam 08.00 pagi sampai 17.00 dengan gaji Rp.25.000,-
Bagaimana dengan bapak Aburizal Bakrie apakah masih orang terkaya Asia (ASEAN ?) tahun ini ???
Entahlah tetapi dibalik pendapatan yang menumpuk itu sederet pekerja keras di belakang layar yang tidak kenal lelah. Dibalik itu lagi ada konsumen yang “terpaksa” membeli produk mereka karena kebutuhan. Di balik itu lagi ada masyarakat yang menjadi korban seperti “Lumpur Lapindo” itu. Belum lagi rakyat jadi korban karena pajak yang konon tidak dibayar sepenuhnya oleh para pengusaha kaya itu. Entahlah …kapan negera kita sejahtera. Kapan pendapatan bisa merata dan hidup orang miskin bisa terangkat jika para pengusaha mau untung selangit sementara konsumen kelas bawah tercekik. Saran saya : hindari budaya konsumtif. Jangan beli barang yang bukan kebutuhan mendesak/ kebutuhan primer. Tetapi apa tidak ada jalan yang lain ya ? mari kompasianer sumbang saran. Salam.