Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kalah dari Uzbekistan, Fokus Lawan Iraq untuk Jaga Asa ke Paris

30 April 2024   12:59 Diperbarui: 30 April 2024   12:59 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marselino saat kontra Uzbekistan (sumber : detiksport)

Asa itu sempat membuncah ketika di pertengahan babak kedua, dimana bek Muhammad Ferrari berhasil menceploskan gol dari kemelut di depan gawang lawan pada pertandingan semifinal Piala AFC U-23 2024 di Qatar antara Indonesia U-23 melawan Uzbekistan, sehingga Garuda Muda berhasil unggul 1-0.

Namun euforia tersebut hanya berlangsung sebentar saja, karena wasit Yinhao asal China menganulir gol tersebut setelah melihat rekaman ulang VAR, menganggap salah satu kaki Ramadhan Sananta masuk dalam zona offside, sehingga gol tersebut dianggap tidak sah.

Saya secara pribadi, bukan karena fans Garuda Muda, jika kita melihat secara teknis, posisi Ramadhan Sananta tidaklah sepenuhnya offside, karena masih sejajar penuh dengan bek Uzbekistan, dan pihak lawan pun dalam posisi sangat siap dalam menerima serangan, karena terlihat bek Uzbekistan menumpuk dalam kotak penalti. Berbeda dengan gol Korea Selatan U-23 yang dianulir pada perempatfinal lalu, dimana pemain Korsel U 23 berdiri tidak sejajar penuh dengan bek Indonesia U 23, walau hanya tipis saja. Tetapi itulah sepakbola, kita harus menghormati apapun keputusan wasit, jangan dihujat wasitnya, jadilah netizen yang bijak.

Walhasil, selepas kejadian yang menyesakkan bagi Garuda Muda tersebut, moral para pemain sempat menjadi down, dan kita pun dihajar habis-habisan lewat serangan bertubi-tubi dari Uzbekistan, diperparah di kartu merahnya bek andalan, Rizky Ridho,  hingga akhirnya berakibat dua gol bersarang ke gawang Ernando Ari dan hingga peluit berakhirnya pertandingan, skor 2-0 untuk keunggulan Uzbekistan U-23, mengakhiri langkah Garuda Muda menuju final Piala Asia U-23 2024.

Walau demikian, kita harus angkat topi dengan pencapaian luar biasa dari Garuda Muda yang sudah melebihi target yang dicanangkan. Torehan kemenangan sensasional atas Australia, Yordania dan Korea Selatan sudah menjadi bukti bahwa di masa depan, timnas Indonesia bermasa depan cerah. Apalagi kesempatan untuk menuju Olimpiade Paris masih terbuka lebar.


Garuda Muda masih sangat berpeluang untuk lolos menuju Olimpiade Paris 2024, dengan skenario harus memenangkan pertandingan perebutan juara ketiga kontra Iraq, yang pada pertandingan semifinal lainnya harus mengakui keunggulan Jepang dengan skor 2- 0. Apabila bisa memenangkan pertandingan tersebut, maka tiket langsung lolos ke Paris bisa didapatkan.

Namun, apabila seandainya ternyata timnas Indonesia U-23 kalah dalam pertandingan perebutan juara ketiga melawan Iraq, kesempatan menuju Olimpiade Paris pun masih ada, yaitu harus melakoni pertandingan play off melawan Guinea, sebagai perwakilan dari benua Afrika - CAF pada tanggal ..., yang juga akan memberikan satu slot salah satu peserta Olimpiade Paris cabang sepakbola.

Lalu apa saja harus dipersiapkan oleh Garuda Muda untuk memaksimalkan kesempatan yang ada untuk menuju Olimpiade Paris. Berikut kiranya 4 hal yang harus menjadi perhatian bagi Timnas U -- 23 untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Lupakan Kekalahan Atas Uzbekistan

Walau menyesakkan, kekalahan dari Uzbekistan harus cepat-cepat dilupakan, dan harus fokus pada pertandingan selanjutnya, yaitu pertandingan perebutan juara ketiga melawan Iraq. Mental Garuda Muda harus bangkit lagi dan segera move on untuk konsentrasi penuh pada laga terakhir melawan tim Singa Mesopotamia.

Bagaimanapun kiprah Garuda Muda yang berhasil menembus semifinal piala Asia AFC U -23 merupakan pencapaian yang sensasional dan merupakan tonggak titik balik sepakbola modern Indonesia. Momen luar biasa ini diharapkan menjadi modal bagi timnas untuk semua level umur dan senior, bahwa Indonesia mempunyai kekuatan dan kemampuan kompetitif mampu bersaing dengan para raksasa Asia.

Kita tidak lagi merasa inferior melawan tim-tim besar Asia, bahkan mungkin dari negara belahan dunia lainnya. Kita harus akui Uzbekistan memang jauh lebih dari kita, namun secara permainan tampak para punggawa Garuda Muda tetap memiliki daya juang yang sangat tinggi, dan semoga semangat menyala ini tetap terjaga ketika melawan Iraq.

Evaluasi Titik Kelemahan

Sebenarnya tidak ada kelemahan yang cukup serius pada timnas U -23, kekalahan atas Uzbekistan memang murni karena pihak lawan sangat jauh lebih baik dari sisi fisik dan determinasi. Namun, dari sisi menutup pergerakan lawan, koordinasi antar lini sudah cukup baik. Hanya saja, mental memang harus selalu dijaga, karena punggawa Garuda Muda tampak kehilangan konsentrasi ketika saat merasa dirugikan, dan dampaknya 2 gol bersarang saat kontra Uzbekistan karena hal tersebut.

Pada saat kontra Uzbekistan, baik sisi kanan dan kiri pertahanan, kita memang sangat kalah dalam hal kecepatan, beberapa kali Pratama Arhan gagal menutup dengan baik pergerakan sayap Uzbekistan. Tentunya hal ini harus menjadi koreksi dalam menjaga kedalaman untuk posisi sayap yang terlalu sering diekspos lawan.

Analisis Kekuatan Iraq

Mengawali turnamen dengan buruk, yaitu kalah dari tim Gajah Perang, Thailand dengan 2-0, Singa Mesopotamia Muda langsung mengamuk mengalahkan Tajikistan dengan skor 4-2, lalu menundukkan raksasa Arab Saudi, dan di perempatfinal menaklukkan tim Nguyen, Vietnam dengan 1-0.  Namun, Tim Iraq U-23 harus berhenti lajunya menuju final setelah mengakui keunggulan atas Jepang, 2-0.

Berkaca dengan hasil pertandingan di babak grup, dimana Thailand mampu menggebuk Iraq, kemudian hanya menang tipis atas Vietnam, 1-0, itu pun dihasilkan dengan penalti. Maka bisa disimpulkan tim Singa Mesopotamia muda memiliki kesulitan jika berhadapan dengan tim-tim Asia Tenggara.

Iraq memiliki banyak celah pertahanan kosong yang bisa diekspos oleh para winger kita, mengingat Thailand dan Vietnam tampak leluasa menggedor pertahanan Iraq lewat sayap. Kembalinya Rafael Struick setelah bebas dari hukuman akumulasi kartu kuning, membawa angin segar bagi lini depan Garuda Muda. Kombinasi trisula MSW ( Marselino, Struick, Witan) diperkirakan akan bermain habis-habisan menusuk jantung pertahanan Iraq.

Tetap Kepala Tegak

Pada pertandingan perebutan juara ketiga kali ini, para pemain harus bermain sangat lepas, karena apapun hasilnya mereka pulang ke tanah air dengan kepala tegak, karena telah membawa nama bangsa harum di persepakbolaan Asia.

Jika seandainya berhasil mengalahkan Iraq pada pertandingan selanjutnya, maka hal tersebut bukanlah sekedar mendapat tiket lolos ke Olimpiade Paris, namun memberikan kebahagiaan yang tak terkira bagi seluruh insan pencinta sepakbola nasional. Dahaga akan mendambakan timnas yang berkarakter dan disegani oleh bangsa lain adalah sesuatu raihan luar biasa bagi bangsa yang sudah mulai menggocek bola semenjak jaman kolonial.

Asa ke Paris masih ada, dan kita harus yakin pasti bisa, dan dengan kekuatan yang ada sekarang, tak ada lagi yang perlu ditakuti, karena lawan utama para Punggawa Garuda Muda adalah justru mengalahkan mental inferior yang selama ini menjangkiti timnas. Ayo Garuda Muda...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun