Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bersahabat dengan Matahari

18 Desember 2011   06:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:06 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pernah saya menuliskan soal pemakaian sinar matahari untuk rumah .  Waktu itu saya mengupas sistem yang sudah diterapkan di Jepang untuk rumah yang menggunakan sinar matahari.  Tidak hanya bisa menghemat biaya listrik yang harus dibayarkan, bahkan sebaliknya jika listrik yang diserap di rumah itu berlebih bisa dijual ke perusahaan listrik.  Lenkapnya  bisa dibaca di kompasiana dengan link ini http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/05/29/jualan-listrik-beralih-ke-sinar-matahari/ ( Judul Tulisan : Jualan Listrik: Beralih ke Sinar Matahari) [caption id="attachment_157050" align="aligncenter" width="600" caption="Sell Surya dipasang di atap Station Odawara "][/caption] Bulan lalu, November 2011, saya kebetulan pergi ke luar Tokyo dengan naik kereta Odakyu menuju kota Odawara. Kota Odawara terletak dekat dengan kota Yokohama,  yaitu di provinsi Kanagawa.  Yang ingin saya ceritakan bukan keretanya, tetapi apa yang saya lihat di station Odawara.  Beberapa kali saya lewat station ini tetapi belum pernah berhenti dan turun serta mengamati station ini. Begitu turun dari kereta, saya agak kagum karena atap paltform station agak berbeda dengan station2 yang saya temui di Tokyo.  Saya melihat ke atas, tampak kerangka kanan dan kiri banyak besi bersilangan seperti kerangka atap di stadion.  Di bagian kiri dan kanan atap masih terang karena sinar matahari menembus, tetapi bagian tengah tertutup dan sinar matahari tidak tampak. Begitu saya naik ke atas ke pintu keluar dengan tangga listrik ( eskalator ),  sempat saya lihat atap lagi dan tampak sangat rapih dan kuat. Tidak jauh dari tempat saya berdiri akhirnya saya menemukan papan informasi ( dalam bahasa jepang ). Di papan informasi itu dituliskan bahwa listrik dari tangga berjalan yang baru saja saya naiki serta lampu yang ada di station itu digerakan/dinyalakan dengan tenaga matahari.  Rupanya di atas atap station dipasang solar sell ( bahan pengumpul sinar matahari dan diteruskan ke penyimpan/bateri ).  Dari gambar yang di pasang di papan informasi itu ternyata atap station bagian tengah  semua ditempel solar sell,  pantesan atap station ini dibuat sangat besar dan memanjang. Di panel informasi itu ( dalam foto yang saya sertakan ) dituliskan bahwa saat itu tenaga listrik yang dihasilkan sebesar 6,3 kilo watt, dan hari itu jumlah yang dikumpulkan sebesar 20 kilowatt.  Saat saya datang di station itu masih pagi yaitu jam 11.10.  Total satu hari tentunya lebih banyak lagi. Saya sendiri kurang tahu mulai kapan sistem ini mulai dipakai, tetapi dari informasi yang ditampilkan total energi yang berhasil dikumpulkan sejak dipakai sampai saat saya ambil gambar itu adalah sebesar 248156 kilo watt . [caption id="attachment_157056" align="aligncenter" width="600" caption="Panel Informasi penggunaan sinar matahari "][/caption] Teknologi konversi atau pengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik memang sudah dikuasai dan bisa diterapkan dimana saja ( termasuk di Indonesia ). Di Indonesiapun sudah ada penjual solar sell dan sistem pengubah listrik ini. Tinggal sosialisasi dan dukungan pemerintah yang perlu dimulai. Dengan kemajuan yang sudah ada di bidang solar sell ini, kiranya PLN di Indonesia mau mempelopori dan memperluas anjuran penggunaan tenaga matahari ini.  Semakin luasnya penggunaan tenaga matahari selain menguntungkan pemakai, pihak PLN sendiri juga terbantu karena tidak kewalahan dan tidak kekurangan pasokan listriknya.  Dengan swadaya listrik ini bisa mengurangi listrik padam akibat kekurangan pasokan listrik. Ternyata tidak hanya rumah dan pabrik yang bisa mulai bersahabat dengan matahari,  dalam arti menggunakan tenaga matahari. Station kereta atau bahkan perkantoranpun bisa memakai tenaga sinar matahari jika lokasi mereka sangat banyak sinar mataharinya.   Proses peralihan pemakaian sinar matahari ini mungkin agak mirip dengan mulainya pemakaian gas untuk menggantikan minyak tanah. Mungkin banyak yang berpendapat apakah tidak mahal harga solar sell dan baterainya.  Seperti barang2 lainnya, jika pemakai banyak maka produsen solar sell dan baterai pun akan memproduksi jumlah yang banyak. Produksi yang masal akan membuat harga pembuatan lebih murah dan harga jualnyapun akan murah.  Untuk mulai bersama2 menggunakan energi matahari, maka peran pemerintah sangat penting di tahap awalnya.  Semoga PLN sempat memikirkan soal ini. Salam matahari [caption id="attachment_157057" align="aligncenter" width="600" caption="Atap station yang dibuat khusus untuk menampung sinar matahari"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun