Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencermati Apa yang Dialami Artis ZG

23 Maret 2016   07:18 Diperbarui: 23 Maret 2016   12:21 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Manusia dinilai apa jadinya ia sekarang bukanlah ia dimasa lalu", kalimat tersebut seolah mengingatkan kepada kita bahwa setiap individu memiliki masa depan yang menjanjikan dan semua tergantung dari seperti apa usaha yang ia lakukan untuk mencapainya. Banyak orang yang dulunya bukan siapa-siapa namun seiring kehidupan ia menjadi orang yang sukses ataupun berhasil, dan orang lain pun menilai pencapaian orang tersebut dari apa yang ia capai saat ini serta menjadikan rangkaian kehidupannya sebagai tauladan.

Contohlah Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti, pengusaha sukses Bob Sadino, Buya Hamka, masih banyak contoh-contoh lainnya dan itu masih segelintir orang Indonesia saja belum diseluruh dunia. Apakah orang lain menilai mereka dari latar belakang yang tidak berarti apa-apa? Apa karena mereka tidak mengemban pendidikan layaknya orang pada umumnya lalu mereka dikucilkan? Tidak, justru karena hal tersebut itulah menjadikan mereka berbeda dan menjadi bahan interopeksi diri kita serta motivasi bagi manusia lainnya.

Lalu sekarang Penulis mencoba mengajak para pembaca mencermati kasus artis ZG atas dugaan mencemari lambang negara yang dilakukannya pada suatu program acara stasiun televisi beberapa lama lalu, menurut kalian apakah ZG yang katanya lulusan Sekolah Dasar menjadikan alasan selaku publik figur dapat berbuat semaunya? Oh iya apa karena ia seorang publik figur maka dengan begitu mudahnya orang-orang memaklumi dan memaafkan prilakunya tersebut, lalu dimana pembelajaran yang kita bersama dapat ambil? Bahwa menjadi publik figur itu enak, job berdatangan, harta berlimpah, dapat berprilaku semau dewe karena ada barisan fans yang paling terdepan akan terus membelanya?

Penulis merasa ada segelintir pihak yang berusaha menggiring opini bahwa latar pendidikan sebagai acuan dari bagaimana bersikap, apakah berprilaku yang baik dan benar hanya dimiliki mereka-mereka yang memiliki segambreng gelar maupun jabatan tinggi saja? Artis ZG sekarang adalah seorang publik figur dan selayaknya sebagai "publik figur" maka ia seharusnya menjadi contoh tauladan bagi publik, menjadi pertanyaan apakah mereka kalangan publik figur menyadari hal ini? Apa karena sekedar iming-iming nama agar terkenal dimana sekarang ini banyak manusia-manusia mencoba agar tenar demi mengejar hal ini, maka sungguhlah ironis dan miris realita publik figur bangsa ini.

Mereka publik figur yang profesinya setia terpampang di hadapan para pemirsa memperlihatkan kebobrokan prilaku, moral, dan ahlak mereka, apakah yang seperti ini kita katakan layak konsumsi atau apa yang seperti ini program tayangan berkualitas? Penulis selalu bertanya-tanya mengapa stasiun televisi lokal negeri ini begitu hobinya menggunakan publik figur yang kontroversial, apakah nilai jual sepadan dengan dampak yang akan dihadapi dimasa yang akan datang? Apakah generasi penerus bangsa akan terus menerus dijejeli oleh kelakuan minim publik figur kacangan ini sehingga kedepannya prilaku, moral, dan ahlak anak cucu cicit kita ikutan minim menyerupai mereka atau bahkan lebih buruk lagi. Apakah negeri ini benar-benar krisis publik figur yang dapat kita tauladani untuk kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang?

Marilah kita bersama-sama cermati dan ambil hikmah dari apa yang artis ZG alami. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali dan bagaimana caranya? Karena entah kenapa negeri ini seperti tidak pernah mau belajar dari apa yang terjadi lalu dan kejadian yang sama kembali terulang berulang hingga tanggungjawab hidup hanya urusan ketika pribadi telah menjadi tulang belulang. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun