Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Layakkah Produk Dipromosikan Serba Wah?

25 September 2017   07:06 Diperbarui: 25 September 2017   07:10 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Apa itu promosi (pemasaran)? Dikutip dari Wikipedia, promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi maka baik produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan. Promosi merupakan sebuah keniscayaan yang wajib dilakukan pihak produsen, oleh begitu pentingnya peran promosi maka selaku produsen tidak segan-segan untuk menggelontorkan dana besar agar produknya dikenal secara luas.

Beragam langkah promosi yang bisa dilakukan, seperti membuat selebaran, iklan di media cetak maupun elektronik, campaign di media sosial, mengikuti ajang pameran akbar, dan lain-lain sebagainya. Kesemua langkah tersebut demi mencapai tujuan dari promosi, antara lain :

1. Menyebarkan "informasi" produk kepada target pasar potensial. Dalam pengertian sebuah produk memiliki karakteristik konsumen yang dituju.

2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba. Cakupan promosi yang luas memungkinkan lebih banyak konsumen tertarik sehingga permintaan produk bertambah dan produsen mendapatkan keuntungan lebih besar.

3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan. Lebih kepada meningkatkan enthusiasm, calon pelanggan agar tertarik dengan produk dan pelanggan lama agar kembali menggunakan produk.

4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar. Penjualan yang lesu tentu tidaklah baik bagi produsen, oleh karena itu perlu "katalisator" guna mengubah keadaan dengan melakukan promosi. Semisal, promo diskon hari raya.

5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing. Hal ini lebih kepada nilai jual, produk yang unggul akan diminati oleh konsumen.

6. Membentuk "citra" produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan. Citra yang dimaksudkan adalah image yang produk berikan sehingga konsumen lekat atau lebih mengenal. Contoh, air minum gelas = AQUA, teh botol = Sosro, mobil dengan kenyamanan dan keamanan baik pilih produksi Eropa.

7. Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen akan produk. Lebih banyak informasi yang diberikan maka semakin baik konsumen dalam menghimpun dan mengelola informasi tersebut sehingga mereka objektif mana produk yang tepat baginya.

Mengacu pada apa yang telah dijabarkan prihal tujuan promosi, bahwasanya walau promosi dinilai penting namun langkah ini perlu dikelola dengan sangat baik agar pesannya tersampaikan guna mencapai tujuan. Apabila langkah strategi promosi tidak tepat maka selain ekspektasi dari produk tidak tercapai tetapi produsen juga mengalami kerugian berupa biaya promosi dan lain-lain. Pertanyaannya sekarang, jika promosi dirasa perlu lalu berapa cakupan besaran promosi yang harus dihimpun?

Sebagai individu yang menggemari ranah gadget khususnya smartphone, strategi pemasaran atau promosi beberapa produsen di lingkup pasar Indonesia cukup menarik disimak. Dari yang jor-joran menggelontorkan biaya promosi begitu besarnya sampai ada pula yang memanfaatkan peran terselubung melalui medsos maupun komunitas, hal tersebut sah-sah dilakukan selama dalam kategori "bersaing secara sehat". Namun layakkah promosi besar-besaran dilakukan demi sebuah produk yang tidak memiliki keunggulan atau kualitasnya biasa-biasa saja?

Sebagai gambaran bahwa Indonesia memiliki pangsa pasar yang sangat potensial, populasi yang sangat besar serta budaya konsumtif sebagian masyarakatnya merupakan surga bagi para produsen yang ingin memasarkan produknya di negeri ini. Akan tetapi sebagai negeri yang konsumtif, Indonesia tidak selalu menjadi prioritas utama ketika produk-produk smartphone terbaru keluar. 

Acapkali Indonesia harus menunggu giliran bahkan terlambat sampai sebuah produk resmi dijual, produk-produk baru umum ditemukan di pangsa pasar tempat produsen berasal ataupun negara-negara maju dengan tingkat perekonomian pesat. Di satu sisi hal ini menguntungkan konsumen di Indonesia, tetapi di lingkup promosi hal ini dapat bertentangan.

Mengapa sampai bisa bertentangan? Produk yang telat release selain bisa diantisipasi promosi yang dilakukan oleh produk pesaing, juga memungkinkan gagal tercapainya tujuan promosi jika sebelumnya mendapatkan review buruk. Produk-produk smartphone terbaru umum telah lebih dahulu diulas oleh pakar teknologi luar untuk mengetahui baik atau buruknya kualitas produk. Apabila respon yang diterima baik maka jelas akan menguntungkan dan memudahkan produsen dalam mempromosikan produknya, namun sebaliknya apabila responnya tidak baik maka promosi yang dihimpun secara besar-besaran akan nampak percuma karena kualitas produknya disanksikan.

Walau demikian hal-hal yang dikhawatirkan tidak dapat menjadi patokan oleh karena kurang aware-nya konsumen di Indonesia terhadap produk, sebagai pengguna hampir sebagian besar konsumen di Indonesia tidak mengedepankan review luar sebagai rujukan. Mereka lebih mengutamakan nama besar brand, prestige dari sebuah produk, trend gaya hidup, maupun faktor-faktor pendukung dibelakangnya sebagai acuan.

Begitu uniknya sikap konsumen di Indonesia menjadikan kata "loyalitas" sulit tercapai dikarenakan mudahnya konsumen beralih ke produk lain, bahkan sekalipun diiming-imingi promosi yang luar biasa besarnya. Oleh sebab itu promosi di Indonesia cenderung kepada sekedar ajang pamor atau unjuk gigi semata dan untuk menguasai pangsa pasar di Indonesia mengapa persaingan tidak sehat diterapkan dengan konsentrasi menguasai titik-titik yang berpontensi meningkatkan penjualan, sehingga produk dengan kualitas buruk atau biasa-biasa pun terasa tetap bagus karena lebih dahulu dipoles seperti apa kemauan produsen. 

Dengan demikian menjadi perhatian selaku konsumen untuk tidak larut kepada hingar bingarnya suatu promosi akan sebuah produk, pastikan benar-benar bahwa produk yang anda pilih memang anda butuhkan, sesuai harapan, dan tentunya berkualitas layaknya kalimat don't judge a book by its cover. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun