Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Susu Kambing Bukan untuk Pengobatan Alergi dan Bukan Pengganti Susu Sapi

29 April 2024   07:15 Diperbarui: 29 April 2024   09:17 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu tidak mudah untuk menentukan pemilihan susu yang terbaik untuk anak tersebut. Seringkali sulit memastikan apakah seseorang alergi susu sapi atau intoleransi atau bereaksi terhadap kandungan tertentu dari kandungan yang ada di dalam formula. Dalam menghadapi kasus seperti ini beberapa klinik alergi melakukan Oral Food Challenge seperti di atas. Secara awal penderita diberikan susu ekstensif hidrolisat. Bila gejala alergi membaik selanjutnya dilakukan provokasi formula berturut turut yang lebih beresiko seperti soya, parsial hidrolisat, dan susu formula yang minimal kandungan AA, DHA, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Formula yang paling tepat adalah yang tidak menimbulkan gangguan. Bila timbul gejala pada salah satu formula tersebut kita harus pilih formula satu tingkat lebih aman di atasnya. Bila susu parsial hidrolisa dan soya timbul gangguan dilakukan provokasi terhadap susu laktosa dan lemah rantai tunggal (Monochain Trigliceride/MCT).

Jadi susu kambing bukanlah alternatif yang aman untuk penderita alergi susu sapi. Demikian juga untuk alasan yang sama, juga tidak susu domba atau susu kerbau. Anda dapat mendiskusikan dengan ahli alergi anak apa yang mungkin menjadi pilihan pengganti susu sapi. Sebuah opsi untuk bayi akan menjadi ekstensif dihidrolisis , susu formula berbasis susu sapi , di mana protein susu sapi secara ekstensif rusak , sehingga kurang dikenali oleh sistem kekebalan tubuh dan cenderung menyebabkan reaksi . Karena formula ini juga merupakan sumber nutrisi yang baik , banyak ahli alergi akan merekomendasikan anak-anak pada diet terbatas tetap pada mereka melampaui usia satu tahun .

Setelah siap untuk menyapih dari formula , pilihan pada saat itu mungkin termasuk susu kedelai atau susu beras , dengan asumsi anak Anda tidak juga memiliki alergi terhadap makanan tersebut. Untuk memastikan bahwa semua kebutuhan nutrisi terpenuhi , itu pasti adalah ide yang baik untuk mendiskusikan pilihan dengan alergi anak atau ahli gizi .

Pemberian ASI ekslusif terbukti dapat mengurangi resiko alergi, tetapi harus diperhatikan diet ibu saat menyusui Selain itu juga disertai tindakan lain misalnya pemberian imunomodulator, Th1-immunoajuvants, probiotik. Tindakan ini bertujuan mengurangi dominasi sel limfosit Th2, diharapkan dapat terjadi dalam waktu 6 bulan.

Referensi

  • Pessler F, Nejat M. Anaphylactic reaction to goat's milk in a cow's milk-allergic infant. Pediatr Allergy Immunol. 2004 Apr;15(2):183-5.
  • Rodrguez del Ro P, Snchez-Garca S, Escudero C, Pastor-Vargas C, Snchez Hernndez JJ, Prez-Rangel I, Ibez MD. Allergy to goat's and sheep's milk in a population of cow's milk-allergic children treated with oral immunotherapy. Pediatr Allergy Immunol. 2012 Mar;23(2):128-32.
  • Savilahti E .Cow's milk allergy. Allergy 1981; 36:37-88. Infante Pina, Tormo Carnice R, Conde Zandueta M.Use of goat's milk in patients with cow's milk allergy. An Pediatr (Barc). 2003 Aug;59(2):138-42.
  • Pessler F, Nejat M. Anaphylactic reaction to goat's milk in a cow's milk-allergic infant. Pediatr Allergy Immunol. 2004 Apr;15(2):183-5.
  • Rodrguez del Ro P, Snchez-Garca S, Escudero C, Pastor-Vargas C, Snchez Hernndez JJ, Prez-Rangel I, Ibez MD. Allergy to goat's and sheep's milk in a population of cow's milk-allergic children treated with oral immunotherapy. Pediatr Allergy Immunol. 2012 Mar;23(2):128-32.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun