Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

2. Rusman: Dialog Trah Ranggalawe (b)

2 Juni 2019   06:21 Diperbarui: 6 Juli 2019   08:28 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Aku adalah orang yang telah berumur lanjut. Karena itu aku harus berkata yang sebenarnya menurut pertimbangan hatiku. 

Namun aku tidak dapat menutupi kenyataan, bahwa untuk berkata sebenarnya adalah sulit sekali. 

Bukankah angger pernah marah kepadaku karena aku tidak sependapat dengan angger?"

Adipati yang dijuluki pengikutnya sebagai Benteng Surolawe itu mengernyitkan keningnya.

Dia tatap Panitis tajam-tajam seperti ingin melihat pusat jantungnya.

Dan karena itulah maka orang tua itu menundukkan kepala.

"Paman," berkata Mas Hario Dalem "aku tahu paman adalah seorang yang pilih tanding. Seorang yang memiliki kesaktian yang sukar dicari tandingannya. 

Kenapa paman berpikiran terlalu pendek. Kalau paman mempunyai tekad yang kuat di dalam dada paman, maka paman akan dapat menyumbangkan tenaga dalam perjuangan ini. 

Tetapi selama ini paman lebih senang mendekam di kandang. Kenapa paman tidak lagi bersedia mengayunkan tombak atau memegang gagang pedang?"

Panitis mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Sudah aku katakan alasan-alasan yang memaksa aku untuk berdiam diri."

"Tetapi kenapa paman tidak pergi saja dari pasukan ini dan menyeberang ke pihak Mataram?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun