Mohon tunggu...
Rusli Sucioto
Rusli Sucioto Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Amatiran

Masih banyak hal yang indah buat ditulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kelalaian Orang Tua adalah Penyebab Harambee Ditembak Mati

31 Mei 2016   12:07 Diperbarui: 31 Mei 2016   13:46 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harambee Sempat Memberdirikan Sang Bocah (sumber. youtube, pribadi)

Kasus Harambee -Gorila Cincinnati Zoo- Sabtu lalu yang harus ditembak mati oleh penjaga Kebun Binatang di Cincinnati menuai kecaman. Insiden ini bermula ketika seorang bocah berusia 4 tahun merangkak dan kemudian terjatuh dari ketinggian hampir 4 meter ke dalam parit yg mengelilingi kandang Harambee. Dan setelah Harambee terlihat menarik sang bocah selama hampir 10 menit, penjaga Kebun Binatang harus menembak mati Harambee yg memiliki berat 180 kg itu, dengan alasan melindungi keselamatan sang bocah. Sang bocah sendiri dikabarkan dalam kondisi selamat dan hingga saat ini namanya belum dipublikasikan.

Namun dari komentar saksi mata dan video yg beredar, justru membuktikan Harambee sedang berusaha menolong bocah berusia 4 tahun yg terjatuh ke dalam kandangnya. Dari video yg diupload ke Youtube di link https://youtu.be/xQVrM7RMY_4 memperlihatkan bagaimana awalnya Harambee sedang melindungi sang bocah dengan badannya di sudut kandang. 

Namun karena teriakan para pengunjung itulah yg membuat Harambee mulai menarik sang bocah. Dalam video juga terlihat Harambee sempat memberdirikan sang bocah dan kemudian menariknya kembali ke bagian agak dalam, di situlah Harambee harus ditembak.

Publik AS sontak marah. Sehari sesudah insiden ini tercatat lebih dari 4.000 orang yg menanda tangani petisi di change.org untuk mengecam pihak Kepolisian dan Kebun Binatang Cincinnati yg tidak menggunakan obat bius untuk menembak Harambee. Bahkan halaman Facebook berjudul "Justice for Harambee" langsung muncul dengan 3.000 lebih followers. 

Kelompok penyayang binatang lainnya juga turut mengecam mengapa jalur pembunuhan harus ditempuh untuk gorila asal dataran rendah bagian Barat yg dikenal lembut, gorila jenis ini tidak menyerang kecuali diprovokasi. Sebagian publik AS terlihat menaburkan karangan bunga di lokasi kejadian sebagai tanda berduka untuk gorila berusia 17 tahun dengan species hampir punah itu.

Namun pihak Kebun Binatang tetap bersikukuh bahwa menembak mati Harambee adalah jalan keluar yg paling sulit. Menembak Harambee dengan obat bius bukanlah jalan terbaik karena dibutuhkan waktu beberapa menit untuk bereaksi sedangkan posisi sang bocah dalam keadaan sangat beresiko. Selain itu pengaruh reaksi obat bius dikhawatirkan membuat gorila semakin agresif.

Selain Pihak Kepolisian dan Kebun Binatang Cincinnati, publik AS juga mengecam orang tua dari sang bocah karena dianggap lalai. Pihak Kejaksaan meskipun belum memberikan tanggapan namun dapat dipastikan orang tua sang bocah segera diidentifikasi untuk pengajuan dakwaan. Hari ini telah muncul pernyataan dari facebook, Michelle Gregg, yg mengaku adalah Ibu dari sang Bocah. Ibu ini meminta publik AS tidak menghakimi dirinya dan menyampaikan dukacita atas kematian Harambee.

Terlepas dari insiden kontroversial ini, kita hanya dapat menarik sebuah pembelajaran sebagai orang tua. Kelalaian dalam sekejap saja di suatu tempat beresiko tinggi akan membawa anak-anak kita ke dalam suatu bahaya. Memperkenalkan anak kepada alam liar adalah hal yg membahagiakan di dalam sebuah keluarga, namun karena sedikit kurang pengawasan saja rasa bahagia bisa berubah menjadi sebuah petaka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun