Mohon tunggu...
Ruslan .
Ruslan . Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy featured Pilihan

Analisis Penyebab Bunuh Diri

10 November 2014   20:55 Diperbarui: 2 Juni 2016   10:10 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bunuh diri. Okezone

Tak dipungkiri, keadaan kita yang tertekan, menyebabkan depresi dan ingin untuk bunuh diri. Padahal bunuh diri tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan yang dialami. Malahan dengan bunuh diri akan menyebabkan persoalan tambah ruwet. Selain beban yang menjadi pemicu dari bunuh diri juga akan menimbulkan ‘masalah baru’ khususnya bagi yang ditinggalkan yakni keluarga.

Di Indonesia, perilaku bunuh diri dilakukan oleh remaja. Menurut data statistik bahwa pada tahun 2012 sedikitnya terdapat 31 kasus. Kasus yang menjadi pemicu diantaranya karena 13 kasus putus cinta, 7 kasus permasalahan ekonomi, 8 kasus ketidak harmonisan keluarga dan 3 kasus akademis.

Angka kasus bunuh diri yang disebabkan oleh putus cinta. Labilitas emosi yang terjadi pada diri remaja memberikan implikasi terhadap bunuh diri. Adapun salah satu kebutuhan yang terdapat pada diri remaja adalah pengakuan akan eksistensinya. Semakin diakui keberadaannya, maka semakin bermakna hidup dari remaja tersebut. 

Begitupula dalam konteks asmara, ketika seorang remaja diabaikan eksistensinya oleh pasangan maka akan memberikan respon ketidakbermaknaan diri. Dari ketidakbermaknaan keberlanjutan sehingga akhirnya dialihkan dengan rasa depresi.

Ketika proses ketidakberdayaan tidak segera dialihkan pada kegiatan lain, perasaan depresi dapat dengan mudah muncul. Kemudian dilanjutkan dengan anggapan bahwa dunia telah tidak menganggap dirinya, semua orang telah membenci dirinya, bunuh diri adalah jawaban dari semua itu. 

Begitupula dalam kasus-kasus yang lainnya, semuanya berpanggkal pada ketidak bermaknaan diri sehingga pilihan untuk bunuh diri dirasa efektif untuk melawannya.

Sedikitnya terdiri dari tiga faktor yang menjadi penyebab perilaku bunuh diri secara umum. Pertama,aspek psikologis. Tinjauan dari aspek ini memaparkan bahwa perilaku bunuh diri dikarenakan karena adanya faktor psikologis, sepertihalnya depresi, gangguan kognitif, stress akut dan lain sebagainya. 

Sepertihalnya kasus bunuh diri yang dialami oleh Frendis, salah satu mahasiswa USU yang bunuh diri dengan gantung diri di kamarnya dikarenakan skripsinya tak kunjung selesai sedangkan deadlinenya hampir sampai. 

Putusan untuk bunuh diri dari kasus tersebut tak lain karena faktor ‘desakan mental’ yang menuntutnya menyelesaikan skripsinya dengan segera. Apadaya, karena semangatnya diredupkan oleh ‘fikiran’ ketidakmampuannya sehingga nekat untuk bunuh diri.

Kedua,aspek biologis. Meskipun secara genetik masih belum pasti ada hubungan yang pasti antara aspek biologis pada diri individu yang melakukan bunuh diri. Tetapi, adanya penelitian yang melahirkan hipotesis bahwa keluarga yang mempunyai catatan bunuh diri maka kemungkinan akan ada generasinya yang akan bunuh diri, meskipun hipotesis itu tidak terlalu kuat. 

Selain itu juga adahipotesis, bahwa terdapat kerentanan genetik yang melibatkan gen yang berkaitan dengan serotonin. Kerentanan ini yang kemudian diasosiasikan dengan trait kepribadian tertentu sehingga pada gilirannya berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa kehidupan dan meningkatkan resiko mencoba bunuh diri.

Ketiga,aspek sosiokultural. Pada awalnya, konsep sosiokultural dicetuskan oleh Emile Durkeim, sosiolog berkebangsaan perancis. Menurut konsepnya, bahwasanya perilaku bunuh diri dilatarbelakangi karena faktor alienasi individu dengan lingkungan sosialnya. Keterasingan tersebut sebagai indikator seseorang untuk melakukan bunuh diri. Lingkungan sosial yang kurang menghargai eksistensi dirinya menyebabkan individu terdorong untuk melakukan bunuh diri.

Ketiga aspek di atas yang menjadi penyebab terjadinya perilaku bunuh diri. Selama ini, beragam kasus bunuh diri dilatarbelakangi oleh ketiga aspek tersebut. Terkadang pula, dalam satu kasus terdapat kombinasi penyebab antara aspek yang satu dengan yang lainnya atau lain sebagainya. Dengan mengetahui penyebab bunuh diri, setidaknya dapat mereka atau mendiskripsikan latar belakang kasus bunuh diri terjadi. Semoga..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun