Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bhineka Tunggal Ika Pada Secangkir Teh Rasa Nusantara

24 Agustus 2017   23:48 Diperbarui: 25 Agustus 2017   11:13 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahagia di kebun teh milik orang (pict:@AlJohan)

sekeliling lapangan upacara adalah kebun teh hijau yang kami saksikan sempurna ketakjuban, sedangkan lapangan, podium dan booth konsuberhiaskan kain merah putih yang masih berwarna  segar.

Kami kompasianer Jakarta dan Bandung hadir di perkebunan teh milik PT PN VIII Desa Banjarsari Pangalengan mengikuti upacara 17 Agustus yang ke 72 dari awal hingga akhir dengan khidmat dan dapat menangkap niatan lurus BUMN  dengan spirit "Hadir Untuk Negeri".

Bahagiaaa . . . .(pict: @AlJohan)
Bahagiaaa . . . .(pict: @AlJohan)
Melayang ingatan penulis mengajukan pertanyaan mendasar di dalam hati   siapakah pelopor perkebunan teh yang demikian luas hijau royo -- royo dengan penduduk yang lugu terpantau dari tampilan masyarakat dan kreatifitas pertunjukan usai upacara,  kemudian kita dapat menerjemahkan dari wajah -- wajah yang terpancar mereka semua senang dan bahagia.

Mari sejenak menyusuri jejak perkebunan teh Malabar ini.

Rupanya  Karel Albert Rudolf Bosscha  perintis penanaman sehingga menjadi salah satu perkebunan  teh yang berusia 121 tahun ( Agustus 1896 ) https://id.wikipedia.org/wiki/Karel_Albert_Rudolf_Bosscha

Dan Bosscha  salah satu orang Belanda yang begitu peduli terhadap nasib pribumi baik dalam aspek ekonomi (kesejahteraan) demikian aspek pendidikan sehingga ia dalam masa hidupnya  berhasil membangun dua pabrik pengolahan teh yaitu :

  • Pabrik teh Malabar,  yang saat ini dikenal dengan Gedung Olah Raga Gelora Dinamika
  • Pabrik teh Tanara kemudian lebih dikenal sebagai pabrik teh Malabar.

Boscha orang  Belanda yang  sholeh ini juga teramat  peduli akan pendidikan pribumi yang di beberapa wilayah mengalami penindasan namun untuk Pangalengan masyarakatnya mendapat anugerah istimewa disamping pendirian pabrik juga aspek pendidikanpun cukup diperhatikan terutama diprioritaskan bagi putera -- puteri karyawan dan buruh  sehingga pada 1901 didirikan sekolah dasar  bernama  Vervoloog Malabar.


Sekolah dasar ini mengalami beberapa kali perubahan nama,   pada masa kemerdekaan menjadi  Sekolah Rendah kembali berubah menjadi Sekolah Rakyat (SR) yang pada akhirnya menjadi Sekolah Dasar Negeri II hingga kini.

Bukan semata sejarah tentang Bosscha yang sedemikian peduli pada Malabr hingga iapun wafat di tanah tempat ia tumpahkan cinta,  adalah layak jika kemudian  BUMN bersatu mengalirkan dana CSR pada masyarakat dalam bentuk bantuan bedah rumah veteran, renovasi masjid dsb. Yuk simak tulisan Maria G. Soemitro :

BUMN Kerja Bersama Membangun Jabar Bak 10 Anak Panah Yang Disatukan

Ada semacam keyakinan penulis bahwa upacara 17 -- an dengan lebih dari 1000 warga di kebun teh dan undangan Mandiri rasanya hanya seumur hidup sekali saja apalagi dengan 19 kompasianers plus tiga admin yang kece' sungguh pengalaman yang langka dan ajaib.

Alhamdulillah Gusti..!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun