Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hakim-hakim di Amerika Serikat yang Bijaksana

17 April 2017   04:45 Diperbarui: 17 April 2017   14:00 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hakim Michael Cicconetti dari di Painesville, Ohio, Amerika Serikat, dikenal sebagai hakim yang sering menjatuhkan sanksi unik kepada para terdakwa. Hakim Michael dikenal bijaksana dalam menjatuhkan hukuman karena ia begitu merasakan kerugian pada korban dan memperhitungkan hukuman yang paling setimpal kepada terdakwa dengan memperhatikan efek jera.

Hakim Michael pernah memvonis Victoria Bascom karenaia tidak mau bayar ongkos taksi setelah menggunakan jasa taksi sejauh 30 mil. Hakim Michael memberikan pilihan sanksi penjara selama 30 hari atau berjalan kaki sejauh 30 mil selama dua hari. Victoria memilih berjalan kaki sejauh 30 mil.

Hakim Michael juga pernah memvonis Alyssa Morrow karena telah menelantarkan hewan peliharan anjing di rumahnya yang sangat berantakan dan kotor. Hakim Michael memberikan pilihan sanksi 90 hari penjara atau memungut sampah di sebuah TPA yang kotor dan bau seperti rumah Alyssa menurut hakim Michael. Alyssa memilih memungut sampah di sebuah TPA. Anjing peliharaannya disita untuk dirawat dan kemudian diadopsi orang lain.

Hakim Michael memvonis seorang wanita karena telah menyemprotkan cairan cabai ke wajah seorang karyawan Burger King. Hakim menjatuhkan hukuman bahwa wajah terdakwa harus disemprot cairan cabai juga di depan persidangan oleh korban. Terdakwa menerima sanksi tersebut. Tetapi kemudian semua segera menyadari bahwa yang disemprotkan ke wajah terdakwa hanya merupakan air biasa.

Hakim Michael memvonis Jordan Walsh karena telah mencuri sepeda. Hukumannya adalah dipenjara selama 60 hari atau bersedia bersepeda sebagai ‘maskot’ dalam suatu event amal. Jordan memilih bersepeda, dengan rasa malu.

Hakim Michael memvonis seorang laki-laki yang telah mencuri video porno dari sebuah toko dewasa. Hukumannya adalah terdakwa harus dipermalukan di pinggir jalan sambil memegang poster bertuliskan “See No Evil” dengan mata ditutup penutup mata.

Hakim Michael memvonis Jonathan Tarase karena menyebabkan korban tewas setelah ia mengendarai mobil sambil mabuk. Hukuman yang diberikan kepada terdakwa adalah mengamati mayat korban.

Hakim Mindy S. Glazer di Miami, Amerika Serikat, mampu bersikap bijaksana. Ia memvonis 10 bulan penjara kepada Arthur Booth karena kecanduan narkoba. Pada saat persidangan, Hakim Mindy segera mengenali terdakwa yang akan disidang. Ia bertanya kepada Arthur “Apakah kamu dulu sekolah di SMP Nautilus?”. Arthur tidak menjawab, ia hanya kaget dan menangis. Rupanya hakim Mindy mengenali terdakwa yang ia sidangkan adalah teman sekolahnya dulu, tetapi ia tetap menjatuhkan sanksi hukum kepada Arthur. Setelah 10 bulan dipenjara, hakim Mindy ikut mendampingi keluarga Arthur menjemput Arthur pulang.

Hakim Jorge Rodriguez di Miami, Amerika Serikat, memvonis Penelope Soto yang kecanduan narkoba dan alkohol.

Pertama, Penelope menangisi perbuatannya seraya meminta maaf kepada persidangan dan keluarganya. Hakim Jorge menilai bahwa Penelope cukup dijatuhi sanksi denda saja sebagai pecandu. Maka hakim Jorge menanyakan berapa pendapatan terdakwa. Penelope mengatakan ia mendapatkan upah sebesar $200 per minggu.

Ketika hakim Jorge menanyakan berapa nilai aset perhiasaan yang dimiliki Penelope, Penelope tertawa dan mengaku bahwa perhiasaannya bernilai mahal. Hakim Jorge menegur Penelope agar terdakwa menanggapi pertanyaannya dengan serius. Penelope menjawab lagi “Ya, saya serius. Perhiasaan saya bernilai tinggi (mahal)”. Hakim Jorge lalu mengenakan sanksi denda sebesar $5000 atas perbuatan Penelope. Setelah itu hakim Jorge mengucapkan salam perpisahan “Bye..”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun