Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berlatih Debat di Sekolah

29 Maret 2017   21:17 Diperbarui: 29 Maret 2017   21:38 3214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kegiatan berdebat di kelas bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir dan melatih emosi murid. Berlatih debat di sekolah bisa dilakukan murid kelas 4-5 SD sampai SMA. Tentunya materi debat harus benar-benar disesuaikan dengan usia murid.

Debat antar murid bukanlah untuk menentukan benar-salah suatu argumen. Manfaat yang ingin diambil dari berlatih debat adalah:

  • Meningkatkan rasa percaya diri.
  • Meningkatkan daya dan kualitas berpikir.
  • Meningkatkan penguasaan emosi.
  • Meningkatkan kemampuan bekerja-sama.

Semua keuntungan yang didapatkan adalah untuk menunjang kemampuan belajar dan membentuk karakter yang baik dari murid.

Yang perlu diperhatikan guru sebelum melaksanakan kegiatan debat tersebut adalah pemilihan materi debat, manajemen waktu dan sistem penilaian.

Untuk anak-anak SD, materi yang biasanya menimbulkan pendapat pro-kontra di antara mereka adalah seputar kesukaan atau hobi. Misalnya jika dua orang anak SD diberikan pertanyaan “Apakah kamu suka film Superhero?”, mereka bisa saja memberikan jawaban yang berlainan dengan argumen masing-masing. Contoh lainnya mengenai cita-cita “Apa cita-citamu?”, mereka akan memberikan jawaban yang berbeda. Perdebatan akan muncul pada saat ditanyakan alasan mengapa mereka memilih cita-cita tersebut dan minta mereka menanggapi cita-cita teman yang lain.

Materi untuk murid SMP dan SMA biasanya sudah menjurus ke suatu masalah yang lebih kompleks. Misalnya isu mengenai lingkungan hidup, materi seks, kehidupan sosial, politik, hiburan dan lain-lain.

Dalam hal ini guru berperan sebagai moderator debat. Guru hanya mengkoordinir keseluruhan kegiatan. Ada saatnya guru menjelaskan suatu materi atau mengkoreksi materi yang murid sampaikan, tapi kebanyakan guru hanya menengahi perdebatan. Penting sekali guru menjadi tetap netral. Sama seperti masyarakat kebanyakan, jika guru dirasakan memihak kepada salah satu kubu, murid justeru akan mengundurkan diri dari kegiatan tersebut dan kehilangan kesempatan belajar. Bahayanya jika murid sampai berpikir bahwa kegiatan ini tidak berarti apa-apa.

Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah penguasaan waktu. Biasanya dalam satu kelas, hanya ada beberapa murid saja yang terlihat aktif berbicara. Sedangkan kegiatan debat harus dilakukan semua murid.

Oleh karena itu guru harus membagi murid menjadi kelompok-kelompok kecil dan membatasi:

  • Waktu bicara anggota kelompok, dan
  • Waktu berdebat antara dua kelompok

Satu sesi debat dapat dilkakukan 2-3 kelompok, tergantung materi debat. Misalnya jika kondisi argumen berupa pro-kontra, maka yang berdebat hanya dua kelompok. Jika argumen berupa pilihan (seperti contoh materi cita-cita atau pilihan calon pemimpin daerah), maka yang berdebat bisa lebih dari dua kelompok; sekaligus menghemat waktu.

Dalam waktu yang singkat, di tengah-tengah kesibukan peran guru sebagai moderator, guru juga harus menilai setiap individu. Penilaian dilakukan untuk melihat tingkat kemampuan berbicara, pola pikir dan rasa percaya diri murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun