Mohon tunggu...
TITI ROFIQOH PAMBAYUN
TITI ROFIQOH PAMBAYUN Mohon Tunggu... -

aku adalah aku. seseorang yang banyak kekurangan. namun aku selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang aku sayangi. amiinn..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecerdasan vs Kreativitas serta Implikasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar

19 November 2010   06:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:29 3329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apakah Kecerdasan itu?

Apakah kecerdasan itu?? Nahh, disini saya akan mencoba mengulas makna dari kecerdasan yang sesungguhnya dan menjelaskan beberapa teori – teori kecerdasan.

Kecerdasan atau intelegensi sesungguhnya mempunyai makna yang abstrak, maksudnya hanya bisa dirasakan dasn tidak dapat dilihat apalagi dipegang dengan tangan. Ada dua pandangan yang berkembang dalam memahami makna intelegensi itu sendiri. Pertama, intelegensi sebagai faktor tunggal menegaskan bahwa kecerdasan sebagai kemampuan mental umum, sebagai kemampuan untuk membuat suatu kombinasi, dan kemampuan untuk berpikir abstrak.

Pandangan yang kedua yaitu, intelegensi sebagai faktor multiple, maksudnya intelegensi dapat dijelaskan dengan terminologi pengetahuan dan penalaran. Dengan terminology dan penalaran kita dapat mengetahui seberapa tinggi kecerdasan seseorang. Tentunya bukan tinggi yang dapat dihitung dengan satuan cm atau m dan bukan juga km karena intelegensi ini mempunyai makna yang abstrak.

Dalam menggambarkan intelegensi ada beberapa karakteristik yaitu kemampuan di bidang linguistic (bahasa), logika matematik, musik, keruangan, motorik, interpersonal dan intrapersonal. Karakteristik intelegensi antara kelompok usia yang satu dengan kelompok usia yang lainnya mempunyai variasi. Misalnya pada waktu seorang anak berumur 6 bulan ia hanya baru bisa mengenal orang dan objek di sekitarnya, namun setelah dewasa anak tersebut sudah dapat menggunakan penalarannya dalam berpikir.

Komponen utama intelegensi yaitu kemampuan verbal, ketrampilan pemecahan masalah, kemampuan belajar, dan kemampuan beradaptasi dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan diri individu untuk memahami, menganalisis secara kritis cermat dan teliti, serta menghasilkan ide – ide baru yang efektif dan efisien yang secara keseluruhan kemampuan tersebut bersifat abstrak (tidak dapat diukur secara langsung).

Kecerdasan dalam Klasifikasinya

Dewasa ini pengklasifikasian kecerdasan masih mengikuti klasifikasi yang dikembangkan oleh Binet dan Simon, diantaranya Idiot (IQ 0 – 19), Embisil (IQ 20 – 49), Moron (IQ 50 – 69), Inferior (IQ 70 – 79), Bodoh (IQ 80 – 89), Normal/Rata-rata (IQ 90 – 109), Pandai (IQ 110 – 119), Superior (IQ 120 – 129), Sangat Superior (IQ 130 – 139), Gifted (IQ 1400 – 179), Genius (IQ 180 ke atas).

Perlu disadari pada jaman sekarang telah berkembang perhitungan skor IQ (Intelegence Quatient). IQ dapat dibedakan antara skor IQ tradisional dengan skor IQ modern. Skor IQ tradisional dapat dihitung dengan membagi usia mental anak usia kronologis, kemudian mengalikannya dengan 100. Pada skor IQ tradisional ini mempunyai dua kelemahan yaitu satu,kemampuan akademik yang relative sama sedangkan kemampuan sosial dipertanyakan, dua, perkembangan intelektual orang yang lebih muda cenderung lebih cepat dibandingkan dengan orang yang lebih tua.

Perhitungan skor IQ modern didasarkan pada penyimpanan tingkat kinerja anak dari rata – rata anak seusianya. Anak yang mempunyai IQ diatas 100 mempunyai kecerdasan yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang IQnya dibawah 100. Pengklasifikasian kecerdasan ini tidak dapat meningkat kelasnya. Misalnya jika ada seorang anak yang pada waktu kecil tergolong idiot, maka semasa dewasanya juga akan tetap idiot. Tidak mungkin anak tersebut akan naik tingkatan ke embisil atau yang lainnya. Namun tetap dapat ditingkatkan pada batas idiot yang tertinggi.

Dari beberapa klasifikasi kecerdasan yang ada, klasifikasi yang banyak digunakan sebagai acuan para psikolog yaitu klasifikasi menurut Gardner dengan ‘Teori Multi Kecerdasan’ yang mengemukakan bahwa “IQ tidak boleh dianggap sebagai gambaran mutlak, suatu entitas tunggal yang tetap yang bisa diukur dengan tes menggunakan pensil dan kertas. Ungkapan yang tepat adalah bukan seberapa cerdas Anda, tetapi bagaimana Anda menjadi cerdas”.

Klasifikasi kecerdasan menurut Gardner yaitu Kecerdasan Linguistik (Bahasa) seperti kemampuan membaca, menulis dan berkomunikasi dengankata-kata atau bahasa, Kecerdasan Logis-Matematis yaitu kemampuan berpikir penalaran dan menghitung danberpikir logis serta sistematis, Kecerdasan Visual-Spasial yaitu kemampuan berpikir menggunakan gambar, Kecerdasan Musikal yaitu kemampaun mengubah atau menciptakan musik, dapat menyanyi dengan baik, dapat memahami atau memainkan musik, serta menjaga ritme.

Kecerdasan Kinestik-Tubuh yaitu kemampuan menggunakan tubuh secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan dan emosi, Kecerdasan Interpersonal (social) yaitu kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain, Kecerdasan Intrapersonal yaitu kemampuan menganalis diri sendiri, Kecerdasan naturalis yaitu kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan penilaian-penilaian runtut dalam dunia kealaman.

Sebenarnya kecerdasan itu merupakan himpunan dari kemampuan dan ketrampilan. Sehingga manusia dapat mengembangkan dan meningkatkan kecverdasan diri mereka masing – masing dengan menggunakan kemampuannya sendiri secara utuh.

Implikasi Kecerdasan dalam Belajar dan Perkembangan Anak

Manusia pada hakekatnya mempunyai kemampuan intelektual dan non – intelektual. Kemempuan intelektual ada yang bersifat potensi dan aktual. Kemampuan yang bersifat potensi dapat diwujudkan dengan kecerdasan atau intelegensi, sedangkan kemampuan aktual sering diwujudkan dengan prestasi belajar. Namun prestasi belajar ini berkaitan erat dengan kecerdasan karena prestasi belajar ini sangat ditentukan oleh faktor kecerdasan. Misalnya seorang anak yang cerdas, ketika mengikuti pendidikan di sekolah anak tersebut akan mempunyai prestasi tertentu disekolah, seperti sebagai juara kelas.

Prestasi belajar seperti yang dicontohkan diatas dipengaruhi oleh kontribusi IQ. Namun sebenarnya faktor kecerdasan bukan satu – satunya hal yang mempengaruhi keberhasilan anak karena ada beberapa faktor yang juga sangat berperan dalam belajar anak seperti faktor lingkungan, motivasi, dan juga karakteristik kepribadian anak tersebut.

Lalu bagaimana dengan kecerdasan dalam perkembangan anak? Tidak dapat diragukan lagi bahwa lingkungan keluarga dan sekolah memang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak. Misalnya, anak dari keluarga miskin mempunyai kecerdasan rendah. Dalam hal ini faktor keturunan dari keluarga sangat mempengaruhi dan sulit untuk mengubahnya.

Skor IQ dan prestasi belajar cenderung dipengaruhi oleh perlakuan yang didapatkan oleh anak – anak. Di sekolah, kehadiran anak disekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap IQ anak. Anak yang mendapatkan perlakuan di sekolah lebih teratur maka anak tersebut akan mendapatkan kenaikan poin IQ sekitar 10 – 30. Sebaliknya anak yang lambat memasuki sekolah tingkat kecerdasan anak akan turun sekitar 7 poin.

Namun selain itu, sekolah setidaknya mempunyai pengaruh positif terhadap kecerdasan anak. Dalam kelas, guru mengajarkan anak tentang pengetahuan aktual (sebenarnya/fakta), mengajarkan siswa bagaimana strategi mengingat dan kategorisasi melalui jenis – jenis tes agar dapat mendorong anak dalam menyelesaikan ujian secara sukses.

Apakah Kreativitsa itu?

Pada dasarnya kreativitas merupakan istilah yang mudah untuk diciptakan namun sulit untuk didefinisikan. Sehingga istilah kreativitas ini bersifat ambigius (mempunyai makna ganda). Misalnya orang awam yang mengatakan sesuatu hal yang aneh dan unik itu sebagai suatu hal yang kreatif, walaupun pada dasarnya sesuatu itu tidak bermanfaat bagi mereka.

Ada beberapa makna popular tentang istilah kreativitas. Pertama, kreativitas mengupayakan untuk membuat sesuatu hal yang barudan berbeda. Kedua, kreativitas menganggap sesuatu yang baru dan asli itu merupakan hasil yang kebetulan. Ketiga, kreativitas dipahami dari sesuatu apa saja yang tercipta sebagai sesuatu yang baru dan berbeda. Keempat, kreativitas merupakan sesuatu proses yang unik. Kelima, kreativitas dianggap karena mempunyai kecerdasan yang tinggi. Keenam, kreativita merupakan suatu kemampuan yang dipengengaruhi oleh faktor bawaan.

Pada umumnya kreativitas dapat diartikan sebagai suatu kemampuan berpikir sesuatu dengan cara yang baru dan langka, serta menghasilkan penyelesaian yang unik. Kreativitas dalam pribadi mencerminkan keunikan individu dalam berpikir dan mengungkapkan sesuatu. Suatu karya yang dikatakan kreatif merupakan definisi kreativitas sebagai produk.

Kreativitas sebagi proses menjelaskan bahwa kesibukan diri individu secara kreatif yang menunjukkan kelancaran, keaslian, dan fleksibilitas dalam berpikir. Situasi kehidupan atau lingkungan sosial, kultural, dan kerja memberikan kemudahan dan mendoron individu untuk menampilkan pikiran dan bertindak secara kreatif.

Dari penjelasan singkat diatas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak sesuatu dengan cara yang baru dan langka dalam memecahkan suatu masalah, sehingga menghasilkan penyelesaian yang orisinil dan bermanfaat.

Pengembangan Faktor Kreativitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Pada umumnya pengajaran di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah (SM) menekankan pada hafalan dan penampilan yang rutin. Dalam hal ini anak kurang dididik untuk berpikir berdasarkan apa yang telah ia peroleh. Sehingga daya imajinasinya lemah karena anak tidak didorong untuk mengemukakan permasalahan pada dirinya, mencari suatu penyelesaian dari permasalahan tersebut, dan tidak menunjukkan sifat yang inisiatif.

Lalu, bagaimanakah pengembangan kreativitas di Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar? Kreativitas anak pada proses belajar mengajar tidak banyak membantu anak dalam memperoleh keberhasilan belajar di sekolah. Padahal sudah lama telah dikembangkan pendekatan proses dan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Namun sampai sekarang belum menunjukkan perubahan yang berarti.

Strategi kreativitas dalam kehidupan anak sangat diperlukan dalam upaya memelihara dan mendukung pengembangan kreativitas anak. Dalam proses kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa faktor yang dpat meningkatkan kreativitas anak. Pertama, memberikan tugas apa yang dikehendaki anak – anak. Dengan demikian keterlibatan anak dalam proses pembelajaran sangat tinggi dan kondisi seperti ini akan membuat anak senang dan semangat dalam belajar.

Kedua, kegiatan pembelajaran hendaknya dilandasi oleh rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat mengembangkan segala pengalaman belajar yang didasari pada minat dan kepedulian anak, sehingga anak lebih antusias dalam belajar dan hasilnya pun juga akan lebih memuaskan.

Ketiga, selama proses pembelajaran anak dapat dihadapkan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini dapa menambahkan pengetahuan siswa bagaimana cara menyelesaikan permasalah yang ada dalam kehidupan sehari – hari. Hasil pemecahan masalahnya dapat disosialisasikan kepada orang lain, terutama hal – hal yang berkaitan dengan kreativitas.

Keempat, anak diberi kebebasan dalam bereksperimen dan guru hendaknya menghindari perilaku judgmental dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mendapatkan kesempatan bebas bereksperimen, kreativitas anak dapat dibangun dan ditingkatkan. Sehingga mereka dapat menemukan permasalahan dan pemecahan masalah itu sendiri. Dalam mengevaluasi hasil belajar, guru hendaknya mengembangkan standar yang didasarkan pada tugas, tujuan dan kemampuan anak.

Pada akhirnya pengalaman belajar harus mampu mengantarkan siswa dapat memecahkan suatu masalah yang dapat mengarahkan mereka mengidentifikasikan tantangan baru yang akan muncul. Selain dalam kegiatan pembelajaran, guru juga hendaknya menyiapkan berbagai media dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan anak sebagai subjek, serta mengevaluasi hasil belajar yang tepat sehingga mampu meningkatkan kreativitas anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun